Ada 7 Planet Yang Disebut Dalam Aliran Surya Siddhanta Kecuali?

Ada 7 Planet Yang Disebut Dalam Aliran Surya Siddhanta Kecuali
Pengertian Astronomi dan Nama-Nama Planet dalam Tata Surya Hindu Written By Bang Sin Thursday, December 6, 2018 MUTIARAHINDU – Sang Hyang Widhi menciptakan alam semesta (bhuana agung) dan manusia (bhuana alit) melalui kekuatan dan kemahakuasaan- Nya.

  1. Menurut kitab suci Veda, alam semesta disebut Brahmānda.
  2. Brahmānda adalah benih alam semesta.
  3. Brahmānda berwujud bulat bagaikan telur besar yang mengapung di angkasa.
  4. Bhuana Agung adalah alam semesta tempat manusia hidup.
  5. Manusia mendapatkan sumber kehidupan dengan menggunakan elemen yang ada.
  6. Tempat hidup manusia dikenal sebagai Bumi, (Susila, dan Sri Mulia Dewi, 2015: 85).

Baca:

Image: tata susila hindu

Pengertian Astronomi Hindu Bumi memiliki sumber kehidupan karena Bumi memiliki lima unsur yakni api, air, tanah, angin, dan ruang. Hal ini diperkuat dengan dilakukannya penelitian-penelitian oleh para ahli terkait Bumi. Ilmu untuk mempelajari Bumi dengan segala jenis planet lain di alam semesta ini disebut astronomi.

  • Agama Hindu dalam kitab sucinya telah mengajarkan kepada umatnya bagaimana alam semesta diciptakan dan unsur-unsur apa saja yang terdapat di dalamnya.
  • Itab suci yang khusus membicarakan tentang astronomi dikenal dengan sebutan Jyotisa.
  • Planet-Planet dalam Agama Hindu Kitab Jyotisa atau Jyoti-Śāstra atau Jyoti-Veda merupakan bagian dari kitab Vedāngga.

Vedāngga adalah batang tubuh Veda. Jyoti-Śāstra dipelajari untuk mengetahui pengaruh alam semesta terhadap manusia. Jyotisa amat berperan dalam menentukan hari baik atau hari yang tepat untuk melaksanakan ritual (yajña) atau membangun tempat suci. Membangun tempat suci, seperti kuil, mandir, pura, candi dan tempat-tempat suci Hindu di berbagai daerah perlu memperhitungkan nilai religius, dan tata aturan yang baik.

Dalam hal yajña, Jyotisa sangat berperan penting dalam menentukan hari raya agama Hindu. Kegiatan berdasarkan letak/kedudukan bintang-bintang dan planet-planet di langit, seperti, penentuan hari raya purnama dan tilem dalam Hindu yang menggunakan perputaran bulan, (Susila, dan Sri Mulia Dewi, 2015: 86).

Para ahli tata surya modern telah mengungkapkan bahwa terdapat beberapa planet. Dalam pandangan agama Hindu, terdapat beberapa planet. Pandangan aliran Surya-Sidhanta menyebutkan terdapat tujuh planet, yakni planet Aditya, Soma, Budha, Sukra, Angaraka, Brihaspati, dan Saniscara.

Planet Matahari dalam agama Hindu dikenal dengan nama Aditya. Planet Bulan dalam agama Hindu dikenal dengan nama Soma. Planet Merkurius dalam agama Hindu dikenal dengan nama Budha. Planet Venus dalam agama Hindu dikenal dengan nama Sukra. Planet Mars dalam agama Hindu dikenal dengan nama Angaraka, (Susila, dan Sri Mulia Dewi, 2015: 87). Planet Jupiter dalam agama Hindu dikenal dengan nama Brihaspati. Planet Saturnus dalam agama Hindu dikenal dengan nama Saniscara.

Image: Buku Tata Susila dan Budi Pekerti Hindu

Planet Neptunus dan Uranus atau pun Pluto tidak disebutkan dalam pandangan aliran Surya Sidhanta, Aliran ini menyebut adanya planet Rahu dan Ketu. Kedua planet yang terakhir disebutkan aliran Surya Sidhanta tidak dapat disamakan dengan Neptunus dan Uranus (Wikana, 2010:108).

  • Planet-planet dalam agama Hindu sering disebut Brahmānda.
  • Brahmānda dalam kitab Pūraṇa dijelaskan sangat banyak jumlahnya.
  • Selain planet-planet tersebut, agama Hindu, mengenal loka-loka atau alam-alam.
  • Menurut pandangan agama Hindu, terdapat 14 loka atau alam, yakni 7 lapisan loka ke atas dan 7 lapisan loka ke bawah.

Baca: Tujuh lapisan alam ke atas disebut dengan sapta loka, yakni:

Bhur loka Bhuvar loka Svarga loka Mahar loka Jana loka Tapa loka Brahmā loka

Tujuh lapisan alam ke bawah disebut dengan sapta patala, yakni:

Atala Vitala Sutala Talatala Mahatala Rasatala Patala, (Susila, dan Sri Mulia Dewi, 2015: 88).

Susila, Komang dan Sri Mulia Dewi, I Gusti Ayu.2015. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti (kelas 3) / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2015. Sumber: Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas III Kontributor Naskah : Komang Susila dan I Gusti Ayu Sri Mulia Dewi Penelaah : I Wayan Paramartha dan I Made Redana Penyelia Penerbitan : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.

Apa planet ke 7 dalam tata surya?

7. Planet Uranus – Planet ini merupakan planet terbesar ketiga yang ada di tata surya dan ditemukan pertama kali dengan bantuan teleskop. Planet Uranus memiliki warna kehijauan karena memiliki kandungan gas metana. Berikut sejumlah fakta menarik tentang Planet Uranus:

Jarak ke Matahari: 2.870.658.186 km Massa: 8,6810 x 1025 kg Radius: 25.362 km (Diameter = 50.724 km) Volume: 68,334,355,695,584 km3 Jumlah satelit: 27

Apa nama planet yang tidak disebutkan dalam aliran surya Siddhanta?

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Surya Siddhanta adalah teks Hindu mengenai astronomi yang berasal dari abad ke-6 SM. Gambar di atas merupakan ayat 1.1 yang membayar penghormatan kepada Brahma, Surya Siddhanta adalah nama risalah Sanskrit dalam astronomi India yang berasal dari abad ke-6 SM.

  • Teks ini bertahan dengan berbagai versi, yang dikutip secara ekstensif dalam teks abad ke-6 SM, kemungkinan direvisi selama beberapa abad di bawah judul yang sama.
  • Teks ini memiliki empat belas bab.
  • Manuskrip teks abad ke-12 dialihbahasakan oleh Burgess pada tahun 1860.
  • Surya Siddhanta menjelaskan aturan untuk menghitung pergerakan berbagai planet dan bulan relatif dengan sejumlah rasi bintang, diameter berbagai planet, serta menghitung orbit berbagai benda astronomi.
You might be interested:  How Do You Clean Solar Panels On The Roof?

Teks ini menyatakan bahwa alam semesta berbentuk bola. Teks ini menganggap bumi sebagai bidang stasioner dengan matahari mengorbitnya dan tidak menyebutkan Uranus, Neptunus, maupun Pluto. Teks ini mengkalkulasikan diameter bumi sebesar 8.000 mil (modern: 7.928 mil), diameter bulan sebesar 2.400 mil (diameter sebenarnya ~2.160 mil), dan jarak antara bulan dan bumi sebesar 258.000 mil (jarak sebenarnya ~238.000 mil).

Aliran apakah yang menyatakan terdapat 7 planet dalam agama Hindu?

Sebutkan 7 nama planet menurut pandangan aliran surya siddhanta Penjelasan dengan langkah-langkah : Para ahli tata surya modern telah mengungkapkan bahwa terdapat beberapa planet. Dalam pandangan agama Hindu, terdapat beberapa planet. Pandangan aliran Surya-Sidhanta menyebutkan terdapat tujuh planet, yakni planet Aditya, Soma, Budha, Sukra, Angaraka, Brihaspati, dan Saniscara. Jika dikaitkan dengan nama planet-planet modern, akan tampak.

Planet Matahari dalam agama Hindu dikenal dengan nama Aditya.Planet Bulan dalam agama Hindu dikenal dengan nama Soma.Planet Merkurius dalam agama Hindu dikenal dengan nama Budha.Planet Venus dalam agama Hindu dikenal dengan nama Sukra.Planet Mars dalam agama Hindu dikenal dengan nama Angaraka.Planet Jupiter dalam agama Hindu dikenal dengan nama Brihaspati.Planet Saturnus dalam agama Hindu dikenal dengan nama Saniscara.

Planet Neptunus dan Uranus atau pun Pluto tidak disebutkan dalam pandangan aliran Surya Sidhanta, Aliran ini menyebut adanya planet Rahu dan Ketu. Kedua planet yang terakhir disebutkan aliran Surya Sidhanta tidak dapat disamakan dengan Neptunus dan Uranus. Semoga membantu:) : Sebutkan 7 nama planet menurut pandangan aliran surya siddhanta

Siapakah Batara Surya?

Dewa Surya dalam pewayangan – Batara Surya ini adalah Dewa yang dijadikan tumpuan mahluk hidup di dunia dunia ini terutama tumbuhan dan hewan, Batara Surya terkenal sangat sakti mandraguna dan dijadikan salah satu Dewa andalan di kahyangan. Batara Surya terkenal senang memberikan pusaka-pusaka atau ajian-ajian yang dipunyainya terhadap orang-orang yang dipilihnya.

Dewa ini terkenal mempunyai jumlah anak dari berbagai wanita (diantaranya dari Dewi Kunti yang melahirkan Raja muda Karna dalam kisah Mahabharata ). Batara Surya kena batunya ketika Anoman menyalahkan Batara Surya atas kejadian yang menimpa Ibunya Dewi Anjani dan neneknya yang dikutuk dijadikan tugu oleh suaminya sendiri.

Anoman merasa Batara Surya harus bertanggung jawab sehingga Anoman dengan ajiannya mengumpulkan awan dari seluruh dunia untuk menutupi dunia dunia sehingga sinar sang surya tidak mampu mencapai bumi. Untungnya kejadian ini bisa didudukkan secara baik-baik sehingga Anoman dengan sukarela menyingkirkan kembali awan-awannya sehingga dunia dunia terkena sinar mentari kembali.

Planet apakah yang memiliki sumber kehidupan?

Pola gelombang tekanan yang mengitari planet Bumi. Foto: Hamilton dan Sakazaki /American Meteorological Society Bumi adalah satu-satunya planet yang paling memenuhi syarat adanya kehidupan, Mulai dari air, udara, sumber energi, hingga lingkungan yang berguna untuk biologis, semua ada di planet kita.

  • Belakangan, para peneliti menemukan keberadaan zat gas fosfina (PH3) di atmosfer Venus.
  • Gas fosfina sering ditemukan sebagai hasil proses biotik dan abiotic makhluk hidup di planet Bumi.
  • Ini artinya, ada tanda-tanda kehidupan di Venus yang belum diketahui siapa penghuni planet terdekat kedua dari Bumi tersebut.

Namun, jauh sebelum Venus, beberapa tanda kehidupan dari gas fosfina juga sebenarnya telah ditemukan di planet lain selain Venus. Jadi, planet mana saja yang menjanjikan adanya kehidupan luar Bumi? Berikut daftarnya. Mars menjadi kandidat paling mirip dengan Bumi.

Memiliki waktu 24,5 jam sehari. Di sana terdapat lapisan es kutub, dan sejumlah besar fitur permukaan yang dibentuk oleh air. Di bawah lapisan es itu, diduga terdapat sebuah danau. Metana di atmosfer Mars juga berkorelasi dengan musim dan waktu. Ini semua menjadikan Mars sebagai planet paling layak untuk huni setelah Bumi.

Planet Mars Foto: AlexAntropov86/ Pixabay Menurut peneliti, kemungkinan besar Mars telah dihuni oleh makhluk asing mengingat planet ini punya lingkungan ramah di masa lalu. Saat ini, Mars punya atmosfer yang sangat tipis dan kering sehingga seluruh lingkungan di sana terdiri dari karbon dioksida.

Ini artinya, Mars hanya menawarkan sedikit perlindungan dari radiasi Matahari dan kosmik. Jika cadangan air di bawah permukaan Mars berhasil dipertahankan, bukan tidak mungkin kehidupan masih ada di sana. Europa ditemukan oleh Galileo Galilei pada 1610, bersama tiga bulan Jupiter lainnya. Bulan Europa punya ukuran yang lebih kecil ketimbang bulan yang mengorbit Bumi.

Ia mengorbit pada jarak sekitar 670.000 kilometer setiap 3,5 hari. Europa berada di antara Jupiter dan bulan-bulan Galilea lainnya. Bulan Europa di planet Jupiter Foto: NASA Permukaan Europa adalah hamparan es yang sangat luas. Banyak ilmuwan berpikir bahwa di bawah permukaan yang membeku terdapat lapisan air berupa samudra besar yang terhalang oleh es yang membeku sedalam 100 kilometer.

Bukti adanya samudra itu berupa adanya retakan di permukaan es, medan magnet yang lemah, dan medan kacau di permukaan yang dapat berubah bentuk akibat arus laut yang berputar di bawahnya. Lapisan es ini melindungi lautan di bawah permukaan yang sangat dingin. Di dasar samudra raksasa ini, kemungkinan ada ventilasi hidrotermal dan gunung berapi dasar samudra.

Masa Hidupmu di Berbagai Planet di Tata Surya

Di Bumi, fitur seperti ini sering kali mendukung ekosistem dan kehidupan yang beragam. Sama seperti Europa, Enceladus adalah bulan yang tertutup es dengan lautan air di bawah permukaan. Enceladus mengorbit Saturnus. Pertama kali mencuri perhatian para ilmuwan sebagai tempat yang berpotensi dihuni makhluk hidup adalah saat ditemukan permukaan geyser (mata air panas yang menyembur secara periodik) di dekat kutub selatan bulan.

Semburan air ini keluar dari retakan besar di permukaan. Mengingat medan gravitasi Enceladus yang lemah, mata air itu bisa menyembur hingga ke luar angkasa, Geyser tersebut adalah bukti nyata dari adanya air di bawah tanah. Air tidak hanya terdeteksi di Geyser, namun juga serangkaian molekul organik dan butiran kecil silikat berbatu yang hanya bisa hadir jika air laut di bawah permukaan bersentuhan dengan dasar samudra berbatu.

Itu semua bukti kuat untuk keberadaan ventilasi hidrotermal di dasar laut, menyediakan bahan kimia yang dibutuhkan untuk kehidupan dan sumber energi lokal. Titan adalah bulan terbesar di Saturnus dan satu-satunya bulan di Tata Surya dengan atmosfer yang cukup besar.

Titan berisi kabur oranye tebal dari molekul organik kompleks dan sistem cuaca metana pengganti air, lengkap dengan musim hujan, kering, dan bukit pasir yang tercipta oleh angin. Bulan Titan di Saturnus. Foto: NASA Atmosfer di Titan sebagian besar terdiri dari nitrogen, unsur kimia penting yang digunakan dalam pembentukan protein di semua bentuk kehidupan.

Pengamatan selama ini telah mendeteksi keberadaan sungai dan danau metana cair serta etana yang kemungkinan adanya kriovolkano – fitur mirip gunung berapi yang memuntahkan air alih-alih lahar. Ini artinya, sama seperti Europa dan Enceladus, Titan juga memiliki cadangan air di bawah permukaannya.

You might be interested:  Bagaimana Proses Pemanfaatan Air Sehingga Menjadi Sumber Tenaga Listrik?

Planet apakah yang berperan sebagai penentu terjadinya gerhana?

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Rahu, menurut kepercayaan umat Hindu, adalah nama seorang asura, sekaligus salah satu Graha ( planet ) di antara Nawagraha (sembilan planet). Meskipun Rahu disebut sebagai salah satu Graha, tetapi seperti halnya Ketu, sebenarnya ia bukan merupakan planet.

  1. Rahu dan Ketu lebih tepat disebut sebagai tingkat pembesaran dan penyusutan bulan,
  2. Menurut mitologi Hindu, Rahu merupakan salah satu asura yang mencoba mendapatkan minuman keabadian atau tirta amerta,
  3. Elicikannya membuatnya dipenggal oleh Wisnu,
  4. Epalanya mengembara di angkasa, sambil mengejar Surya dan Candra, sebagai pembalasan atas pengaduan mereka kepada Wisnu, sehingga menciptakan gerhana,

Di kalangan masyarakat Hindu di Bali, Rahu disebut Kala Rau. Ia diyakini sebagai penyebab terjadinya gerhana.

Planet-planet dalam agama Hindu ada berapa?

Planet Matahari dalam agama Hindu dikenal dengan nama Aditya. Planet Bulan dalam agama Hindu dikenal dengan nama Soma. Planet Merkurius dalam agama Hindu dikenal dengan nama Budha. Planet Venus dalam agama Hindu dikenal dengan nama Sukra.

Planet dalam agama Hindu jumlahnya berapa?

MUTIARAHINDU – Sang Hyang Widhi menciptakan alam semesta (bhuana agung) dan manusia (bhuana alit) melalui kekuatan dan kemahakuasaan- Nya. Menurut kitab suci Veda, alam semesta disebut Brahmānda. Brahmānda adalah benih alam semesta. Brahmānda berwujud bulat bagaikan telur besar yang mengapung di angkasa.

Image: tata susila hindu

Pengertian Astronomi Hindu Bumi memiliki sumber kehidupan karena Bumi memiliki lima unsur yakni api, air, tanah, angin, dan ruang. Hal ini diperkuat dengan dilakukannya penelitian-penelitian oleh para ahli terkait Bumi. Ilmu untuk mempelajari Bumi dengan segala jenis planet lain di alam semesta ini disebut astronomi.

  • Agama Hindu dalam kitab sucinya telah mengajarkan kepada umatnya bagaimana alam semesta diciptakan dan unsur-unsur apa saja yang terdapat di dalamnya.
  • Itab suci yang khusus membicarakan tentang astronomi dikenal dengan sebutan Jyotisa.
  • Planet-Planet dalam Agama Hindu Kitab Jyotisa atau Jyoti-Śāstra atau Jyoti-Veda merupakan bagian dari kitab Vedāngga.

Vedāngga adalah batang tubuh Veda. Jyoti-Śāstra dipelajari untuk mengetahui pengaruh alam semesta terhadap manusia. Jyotisa amat berperan dalam menentukan hari baik atau hari yang tepat untuk melaksanakan ritual (yajña) atau membangun tempat suci. Membangun tempat suci, seperti kuil, mandir, pura, candi dan tempat-tempat suci Hindu di berbagai daerah perlu memperhitungkan nilai religius, dan tata aturan yang baik.

  • Dalam hal yajña, Jyotisa sangat berperan penting dalam menentukan hari raya agama Hindu.
  • Egiatan berdasarkan letak/kedudukan bintang-bintang dan planet-planet di langit, seperti, penentuan hari raya purnama dan tilem dalam Hindu yang menggunakan perputaran bulan, (Susila, dan Sri Mulia Dewi, 2015: 86).

Para ahli tata surya modern telah mengungkapkan bahwa terdapat beberapa planet. Dalam pandangan agama Hindu, terdapat beberapa planet. Pandangan aliran Surya-Sidhanta menyebutkan terdapat tujuh planet, yakni planet Aditya, Soma, Budha, Sukra, Angaraka, Brihaspati, dan Saniscara.

Planet Matahari dalam agama Hindu dikenal dengan nama Aditya. Planet Bulan dalam agama Hindu dikenal dengan nama Soma. Planet Merkurius dalam agama Hindu dikenal dengan nama Budha. Planet Venus dalam agama Hindu dikenal dengan nama Sukra. Planet Mars dalam agama Hindu dikenal dengan nama Angaraka, (Susila, dan Sri Mulia Dewi, 2015: 87). Planet Jupiter dalam agama Hindu dikenal dengan nama Brihaspati. Planet Saturnus dalam agama Hindu dikenal dengan nama Saniscara.

Image: Buku Tata Susila dan Budi Pekerti Hindu

Planet Neptunus dan Uranus atau pun Pluto tidak disebutkan dalam pandangan aliran Surya Sidhanta, Aliran ini menyebut adanya planet Rahu dan Ketu. Kedua planet yang terakhir disebutkan aliran Surya Sidhanta tidak dapat disamakan dengan Neptunus dan Uranus (Wikana, 2010:108).

Planet-planet dalam agama Hindu sering disebut Brahmānda. Brahmānda dalam kitab Pūraṇa dijelaskan sangat banyak jumlahnya. Selain planet-planet tersebut, agama Hindu, mengenal loka-loka atau alam-alam. Menurut pandangan agama Hindu, terdapat 14 loka atau alam, yakni 7 lapisan loka ke atas dan 7 lapisan loka ke bawah.

Baca: Cerita Kalarau dan Terjadinya Bulan Terang (Purnama) dan Bulan Mati (Tilem) Tujuh lapisan alam ke atas disebut dengan sapta loka, yakni:

You might be interested:  Kabel Yang Menghubungkan Sumber Tenaga Dengan Mesin Las Adalah?

Bhur loka Bhuvar loka Svarga loka Mahar loka Jana loka Tapa loka Brahmā loka

Tujuh lapisan alam ke bawah disebut dengan sapta patala, yakni:

Atala Vitala Sutala Talatala Mahatala Rasatala Patala, (Susila, dan Sri Mulia Dewi, 2015: 88).

Referensi: Susila, Komang dan Sri Mulia Dewi, I Gusti Ayu.2015. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti (kelas 3) / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2015. Sumber: Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas III Kontributor Naskah : Komang Susila dan I Gusti Ayu Sri Mulia Dewi Penelaah : I Wayan Paramartha dan I Made Redana Penyelia Penerbitan : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.

Mengapa agama Hindu disebut juga Dharma?

1. Mengapa agama Hindu disebut Sanatana Dharma?​

Jawaban: Karena agama hindu diklaim sebagai agama tertua. Penjelasan: Agama Hindu diklaim sebagian orang sebagai “agama tertua” di dunia yang masih bertahan hingga kini, dan umat Hindu menyebut agamanya sendiri sebagai Sanātana-dharma (Dewanagari), artinya “darma abadi” atau “jalan abadi” yang melampaui asal mula manusia.

Agama Hindu diklaim sebagian orang sebagai “agama tertua” di dunia yang masih bertahan hingga kini, dan umat Hindu menyebut agamanya sendiri sebagai Sanātana-dharma, artinya “darma abadi” atau “jalan abadi” yang melampaui asal mula manusia. : 1. Mengapa agama Hindu disebut Sanatana Dharma?​

Kenapa Pluto tidak termasuk planet dalam tata surya?

Bobo.id – Dari 1930 hingga 2006, Pluto merupakan planet kesembilan di tata surya kita. Sekarang mungkin teman-teman telah mendengar bahwa Pluto bukan lagi sebuah planet. Sebenarnya tidak ada yang berubah dari Pluto, tetapi yang berubah adalah definisi dari planet.

Untuk menjadi sebuah planet, objek harus memenuhi kriteria. Lantas, apakah Pluto tidak memenuhi kriteria yang diterapkan? Yuk, kita cari tahu bersama.1. Ukuran Pluto terlalu kecil untuk sebuah planet Tahukah teman-teman? Ukuran Pluto sangat kecil dan berbanding jauh dengan planet-planet lainnya, lo. Bahkan, Pluto ternyata memiliki ukuran yang lebih kecil ketimbang Bulan.

Dilansir Universe Today, diameter Pluto hanya mencapai 2.390 km. Baca Juga: Planet Nine, Planet Dingin dan Misterius ‘Tetangga’ Pluto yang Dinyatakan Hilang Angka itu adalah 70 persen Bulan atau 18 persen ukuran Bumi. Ketika kita bayangkan, memang perbandingannya cukup jauh, ya.

Kecilnya ukuran Pluto ini membuat Pluto membuat objek dengan orbit yang tidak sempurna, lo.2. Kekuatan gravitasi Pluto yang lemah Gravitasi jadi salah satu syarat bagi sebuah objek di alam semesta, lo. Planet dengan massa yang lebih kecil akan memiliki gravitasi yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan kekuatan gravitasi pada bintang dan lubang hitam.

Namun, khusus untuk Pluto, kekuatan gravitasinya memang tidak mencukupi untuk disebut planet. Bagaimana tidak, kekuatan gravitasi pluto ini hanya sebesar 0,58, lo. Padahal angka minimal sebuah gravitasi planet saja ada di angka 3,7. NASA mencatat, kekuatan gravitasi Pluto hanya satu per lima belas apabila dibandingkan dengan kekuatan gravitasi Bumi.

Jadi, jika berat badan kita di Bumi 75 kg, di Pluto berat badan kita menjadi 5 kg. Jadi sangat ringan, ya. Baca Juga: Sempat Dianggap Planet Besar seperti Bumi, Ini 5 Mitos dan Fakta Pluto Ini sebabnya Pluto dianggap sebagai dwarf planet dan bukan planet normal layaknya planet-planet lainnya.3. Pluto tidak dapat membersihkan lingkungan di sekitar orbitnya Tahukah teman-teman? Selain harus berbentuk bulat dan mengorbit pada bintang terbesar, planet juga harus dapat membersihkan lingkungan di sekitar orbit yang dilalui, lo.

Syarat ini dinamakan “dominasi orbital”, yakni sebuah kriteria khusus yang harus ada pada setiap planet di tata surya kita. Pluto mengorbit pada sudut 17 derajat, berbeda dengan Bumi yang mengorbit pada sudut 1,5 derajat. Kondisi Pluto ini membuat orbitnya menjadi tidak stabil.

  • Etidakstabilan orbital tentu saja tidak akan mampu membersihkan lingkungan di sekitar orbit planet yang bersangkutan.4.
  • Jarak Pluto terlalu jauh dari Matahari Tahukah teman-teman, jarak antara objek angkasa terhadap bintang ternyata bisa memengaruhi kondisi objek angkasa, lo.
  • Baca Juga: Setelah Pluto, Ilmuwan Sarankan Bulan Masuk Daftar Planet, Kenapa, ya? Dilansir dari NASA, jarak antara Pluto dan Matahari sebesar 6 miliar kilometer.

Ini berarti jaraknya bisa mencapai 40 kali lebih jauh dibandingkan jarak Bumi dan Matahari. Karena terlalu jauh, Pluto memiliki jenis orbital elips yang sangat renggang, lo. Kini para ahli sepakat, Neptunus jadi planet terjauh di tata surya kita.5. Pembentukan Pluto yang setengah matang Pembentukan Pluto ternyata tidak sama dengan pembentukan awal planet-planet lain di tata surya kita, lo.

Pluto terbentuk dari batuan padat dan jadi yang pertama terbentuk dalam tata surya kita. Batuan besar (cikal bakal Pluto) tadi memiliki gravitasi yang cukup untuk mengikat material seperti es dan gas sehingga dapat membentuk bulatan mirip planet. Namun, ternyata Pluto gagal menghasilkan massa yang cukup untuk membentuk gaya gravitasi yang besar.

Dengan pembentukan “setengah matang” ini, Pluto menjadi objek paling unik di tata surya kita. Bagaimana tidak, walau tidak sempurna, Pluto tetap berada dalam orbitnya, lo. Itulah beberapa alasan sains di balik keputusan ilmuwan yang menyatakan bahwa Pluto bukan lagi sebuah planet. Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Planet Uranus urutan ke berapa?

Uranus – Gambar oleh 95C dari Pixabay Planet Uranus adalah planet kedua terjauh dari matahari dan memiliki jarak ke matahari 2.876,6 juta KM. Jarak antara planet Rotasi pada planet ini membutuhkan waktu 11 jam. Sedangkan waktu revolusi yang diperlukan adalah 165 tahun.