Oleh: Eva Julianti Berbagai jenis energi listrik alternatif telah berkembang diantaranya pemanfaatan energi listrik dari sel surya. Namun, permasalahan lain muncul bagi masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Tidak semua lapisan masyarakat dapat menikmati energi surya ini karena biaya yang harus dikeluarkan untuk memperolehnya juga tidak sedikit.
Eadaan ini tentu saja harus segera diatasi, mengingat saat ini hampir semua peralatan menggunakan listrik sebagai sumber energinya. Biobaterai adalah salah satu alternatif sekaligus solusi untuk keterbatasan penggunaan energi listrik saat ini. Dalam biobaterai, terdapat bagian yang harus diperhatikan yaitu pasta.
Pasta menunjukkan daya tahan sebuah baterai. Permasalahan yang harus diatasi dalam pembuatan biobaterai adalah bagaimana membuat pasta untuk sebuah baterai dengan daya tahan yang optimum. Sebelumnya penelitian telah dilakukan pada proses pembuatan biobaterai dari bahan baku seperti kulit pisang, kulit nanas, dan kulit kentang untuk mengatasi permasalahan ini,
Biobaterai tersebut menginspirasi pembuatan biobaterai dari bahan baku lain seperti kulit pepaya, penelitian ini dilakukan karena mendapatkan inspirasi tentang pemanfaatan limbah kulit buah ketika buah pepaya sedang diolah menjadi bumbu masak, Biobaterai ini berhasil menyalakan sebuah remote kontrol televisi dan jam dinding.
Ketika baterai tersebut dijatuhkan, nilai tegangan yang dihasilkan tidak terpengaruh oleh perubahan gaya yang secara tiba-tiba. Sehingga, para peneliti membuat desain biobaterai dari limbah kulit pepaya sama dengan model baterai konvensional. Pada biobaterai kulit pepaya, anoda selnya terbuat dari sebuah wadah seng yang bersentuhan dengan mangan dioksida (MnO 2 ) dan sebuah elektrolit natrium klorida (NaCl), Gambar 1. Kerangka dalam sel baterai kulit papaya Sebatang karbon berfungsi sebagai katoda, yang direndam dalam elektroda ini pada bagian tengah dari sel, Reaksi selnya ialah : Berdasarkan ujicoba yang telah dilakukan, voltase yang dihasilkan dari biobaterai kulit pepaya yaitu 1,2 V dengan perbandingan garam NaCl terhadap kulit pepaya yaitu (1:5). Hal ini menarik untuk dikaji lebih lanjut karena voltase baterai pada umumnya yaitu 1,5 V.
Melalui ujicoba sederhana tersebut, penulis berkesimpulan bahwa kulit pepaya dapat dijadikan sebagai bahan baku alternatif pembuatan biobaterai. Biobaterai dari kulit pepaya memiliki keunggulan yaitu bahan baku mudah diperoleh, ramah lingkungan, dan bernilai ekonomis. Tahapan pembuatan biobaterai dari kulit pepaya diawali dari tahap preparasi kulit pepaya, tahap pembuatan pasta hingga uji aplikasi biobaterai.
Biobaterai dari kulit pepaya merupakan salah satu baterai sel kering yang menggunakan prinsip sel galvanik/sel volta, Pada prinsipnya, sel volta memanfaatkan reaksi reduksi-oksidasi (redoks) spontan untuk menghasilkan tegangan listrik, Reaksi redoks terjadi pada suatu elektroda (anoda dan katoda).
Anoda merupakan elektroda tempat terjadinya reaksi oksidasi dan katoda merupakan elektroda tempat terjadinya reaksi reduksi. Pada biobaterai kulit pepaya, anoda selnya terbuat dari sebuah wadah seng yang bersentuhan dengan mangan dioksida (MnO 2 ) dan sebuah elektrolit natrium klorida (NaCl). Biobaterai dari limbah kulit pepaya memberikan solusi baru untuk mengembangkan alternatif pengganti energi listrik secara lebih luas.
Penulis mengharapkan agar metode pembuatan biobaterai dari limbah kulit pepaya ini, dapat diproduksi dengan baik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap energi listrik secara merata dan menjadi baterai masa depan yang berkualitas. Gambar 2. 2. Pembuatan Biobaterai 3. Pengukuran Tegangan
Contents
- 0.1 Biodiesel terbuat dari tanaman apa?
- 0.2 Bahan bakar bio apakah termasuk sumber energi alternatif?
- 0.3 Bahan bakar nabati apa saja?
- 1 Apa artinya biodiesel?
- 2 Biodiesel pengganti bahan bakar apa?
- 3 Bagaimana proses pembuatan bahan bakar bio?
- 4 Apa yang dimaksud dengan bahan bakar bio jelaskan dan berikan contohnya?
- 5 Apa yang dimaksud dengan biogas dan berikan contohnya?
- 6 Berasal dari apakah energi alternatif biodiesel?
Bahan bakar bio berasal dari apa?
Sobat Madani, pernahkah kalian mendengar kata Biofuel atau bahan bakar nabati? Kalau pernah, apakah kalian tahu apa itu biofuel? Mungkin ada sebagian dari Sobat Madani yang mengetahuinya, tapi juga ada yang belum tahu atau bahkan sama sekali tidak mengetahuinya sama sekali.
Lantas apa itu biofuel? Secara umum, Biofuel adalah bahan bakar dari biomassa atau materi yang berasal dari tumbuhan dan hewan, namun lebih cenderung dari tumbuhan. Biofuel itu sendiri dibagi menjadi beberapa jenis, yakni bioetanol, biodiesel, dan biogas. Pertama, Bioetanol. Bioetanol sendiri adalah alkohol yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, seperti gandum, tebu, jagung, singkong, ubi, buah-buahan, hingga limbah sayuran.
Untuk mendapatkan alkohol, tumbuhan di atas harus melewati proses fermentasi terlebih dahulu. BACA JUGA: Moratorium Sawit, Penting Diperpanjang dan Diperkuat Kedua, Biodiesel. Biodiesel adalah bahan bakar yang terbuat dari minyak kedelai, minyak rapeseed (sejenis bunga), minyak buah jarak, hingga minyak bunga matahari.
Di Hawaii, biodiesel terbuat dari minyak goreng bekas. Kalau di Jepang, biodieselnya terbuat dari minyak bekas dari restoran. Nah, kalau di Indonesia bahan bakar nabati kebanyakan dibuat dari bahan minyak sawit mentah. Alhasil, ekspansi lahan pun terjadi sehingga menyebabkan hutan di Indonesia berkurang signifikan demi memenuhi kebutuhan pembuatan bahan bakar nabati.
Kasihan, ya, hutan Indonesia. Bukan hanya itu, biodiesel juga bisa dibuat dari minyak hewan, tapi kebanyakan negara di dunia membuatnya dari tumbuh-tumbuhan. Ketiga, Biogas. Biogas adalah bahan bakar yang berasal dari hasil fermentasi sampah tumbuhan atau kotoran (manusia atau hewan).
Saat difermentasi, sampah atau kotoran itu akan mengeluarkan gas. Nah, gas itulah yang disebut dengan biogas. Biogas biasanya digunakan untuk menyalakan listrik atau kompor. Oiya, biogas jauh lebih bersih, daripada batu bara. Selain itu, energi yang dihasilkan lebih besar dan karbon dioksida yang dihasilkan juga lebih sedikit.
Keren, kan? Bagaimana biofuel dihasilkan? Tahukah kamu, ada dua jenis utama bahan baku dari biofuel yakni yang dapat dikonsumsi dan tidak dapat dikonsumsi. Produk makanan manusia seperti gula, pati, atau minyak sayur dijadikan biofuel melalui metode konvensional yakni transesterifikasi (seperti yang telah disebutkan di atas).
BACA JUGA: TIKTOK CHALLENGE: Temukan dan Ceritakan Bahan Bakar Nabati di Sekitarmu Biofuel juga dapat dihasilkan dari tanaman non pangan, limbah pertanian dan residu yang tidak dapat dikonsumsi manusia dengan menggunakan teknologi maju seperti hydrocracking. Pada proses ini bahan baku dipecah dengan adanya hidrogen dalam menghasilkan biofuel.
Apakah Menurutmu Biofuel adalah Energi Alternatif yang baik? Sebagai upaya mengatasi krisis iklim dunia, mengurangi bahkan menghentikan pemanfaatan energi fosil menjadi sebuah keniscayaan. Namun, banyak negara terlihat sulit untuk menghentikan pemanfaatan energi fosil karena efek ketergantungan yang sangat kuat.
Misalnya, saja pada minyak bumi dan gas, bahkan pada batu bara yang harganya relatif murah. Kesulitan dalam mengatasi hal tersebut membuat banyak pihak menganjurkan untuk mengalihkan dan mengurangi pemanfaatan sumber energi dari bahan bakar fosil dengan memanfaatkan bahan bakar nabati. Menurut Departemen Energi Amerika Serikat, biofuel seperti etanol menghasilkan karbon dioksida hingga 48 persen lebih sedikit daripada bensin konvensional sementara penggunaan biodiesel hanya melepaskan seperempat jumlah karbon dioksida yang dikeluarkan diesel konvensional.
Hal ini menjadi pilihan yang jauh lebih ramah lingkungan jika dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Nah, Sobat Madani, suatu saat bahan bakar fosil akan tidak dimanfaatkan lagi karena dampak kerusakan lingkungan salah satunya krisis iklim yang diakibatkannya.
https://bobo.grid.id/read/081641874/apa-itu-biofuel-inilah-pengertian-biofuel-dan-jenis-jenisnya?page=all https://www.smart-tbk.com/biofuel-sumber-energi-alternatif/
Biodiesel terbuat dari tanaman apa?
Rabu, 17 Februari 2021 | 17:50 WIB | Humas EBTKE BEKASI – Berbagai inovasi dan upaya terus dilakukan untuk mencari berbagai sumber energi baru dan terbarukan demi mengurangi penggunaan energi fosil, yang lebih ramah lingkungan dan tentu memiliki harga keekonomian yang baik. Bahan bakar minyak yang berasal dari energi fosil memiliki keterbatasan cadangan, tak bisa diperbaharui dan memiliki emisi gas hasil pembakaran (polutan) yang menimbulkan dampak lingkungan seperti efek gas rumah kaca dan mempengaruhi kualitas udara.
- Sumber energi (bahan bakar) alternatif yang telah sukses diterapkan dan digunakan di Indonesia yaitu melalui Program Biodiesel 30% (B30), yaitu pencampuran 30% biodiesel dengan 70% bahan bakar minyak jenis solar, dengan nama produk Biosolar.
- Saat ini bahan bakar nabati biodiesel pada program B30 berbahan baku dari minyak sawit ( crude palm oil /CPO).
Selain sawit, tanaman lain yang berpotensi untuk menjadi bahan baku biodiesel, salah satunya adalah jarak pagar, dengan memanfaatkan kandungan minyak dari biji. Biji jarak pagar mengandung rendemen minyak nabati sebesar 35 sampai 45 persen. Minyak tersebut dapat diproses menjadi minyak biodiesel (pengganti solar) dan minyak bakar (pengganti minyak tanah) (sumber: Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat). Salah satu inovasi pembuatan biodiesel berbasis jarak pagar telah dilakukan oleh PT New Eco Energy Indonesia (NEEI-One), yang menghasilkan produk Biodiesel Jarak Nusantara. NEEI-One menyampaikan produksi biodiesel jarak pagar sekitar Rp 6.500/liter dan kedepannya bisa ditekan menjadi sekitar Rp 5.000 /liter.
- Saat ini, NEEI-One sudah mulai melakukan penanaman pohon jarak pagar sebagai bahan baku untuk produk Biodiesel Jarak Nusantara, sebagai kebun contoh atau kebun inti seluas 5 Ha didaerah Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Propinsi Bali.
- Ebun contoh/inti ini mempunyai fungsi membina masyarakat desa untuk menanam budi daya jarak pagar melalui koperasi desa atau badan usaha milik desa (Bumdes).
Kebun inti akan memberikan benih Jarak Pagar kepada petani untuk ditanam disela tanaman inti mereka (tumpang sari) dan hasilnya akan dibeli oleh koperasi dan Bumdes yang telah bekerja sama di kebun inti. Di kebun inti atau koperasi Bumdes ini akan dibangun pabrik processing biji Jarak menjadi minyak Jarak juga tempat pengolahan produk-produk samping lainnya selain minyak Jarak. Direktur Jenderal EBTKE, Dadan Kusdiana dalam kunjungannya ke pabrik produksi Biodiesel Jarak dan Solar Nusantara di Kawasan Marunda Center hari ini (17/2) mengungkapkan bahwa biodiesel jarak nusantara produksi NEEI ini sangat baik dan perhitungan keekonomian nya pun sangat menjanjikan.
Saya mengapresiasi inovasi biodiesel milik NEII, sangat menjanjikan menggunakan jarak pagar, sebagai alternatif selain sawit, kalau bisa dipercepat proses uji nya. Saya akan dorong inisiatif-inisiatif semacam ini agar dapat berkembang dan bisa masuk ke skala komersil”, ujar Dadan. Pada kesempatan yang sama, Direktur Bioenergi, Andriah Feby Misnah menyampaikan bahwa berdasar penelitian yang ada, jarak pagar adalah tanaman yang mudah ditanam, tahan terhadap cuaca dan hama serta low maintenance cost, dan tidak perlu membuka hutan baru untuk lahan tanaman karena lahanmarginal yang sangat banyak di Indonesia dapat digunakan.
“Minyak Jarak sangat bagus dan mempunyai kualitas yang tinggi untuk dijadikanbahan bakar karena minyak Jarak mempunyai titik beku yang rendah (7 0 C), viskositas yang cukup rendah, dan asam lemak ( fatty acid ) yang sedikit. Yang penting bahwa jarak pagar bukan tanaman pangan sehingga tidak mengganggu stabilitasketahanan pangan”, kata Feby.
Muhammad Hafnan mengungkapkan NEEI menggunakan teknologi Nanomizer yang membuat Biodiesel Jarak menjadi lebih bersih karena teknologi ini mengurangi emisi gas NOX (Nitrogen Oxida) yang dihasilkan oleh BiodieselJarak (penggunaan biodiesel apa saja akan meningkatkan emisi gas NOX lebih dari20% berdasarkan data test mesin diesel).
Teknologi Nanomizer ini juga akan mengurangi konsentrasi methanol padabahan bakar Biodiesel lebih dari 20% sehingga membuat mesin lebih tahanterhadap korosi. Pada satu Ha lahan dapat menghasilkan 12.500 liter atau 12.5 kl minyak jarak atau hasil akhirnya 12.5 kl bahan bakar Nano Biodiesel Jarak Nusantara (NBJN) per tahun atau sekitar 34 liter perhari (12.500 liter/360 hari). “Dengan teknologi Nanomizer kami, harga itu dapat berkurang sekitar Rp 1.000 /liter sehingga harga Nano Biodiesel Jarak kami menjadi sekitar Rp 5.000 s/d Rp 6.000/liter”, ungkap Hafnan. Selain menghasilkan produk Biodiesel Jarak Nusantara, NEEI juga memproduksi Solar Nusantara, yang mencampurkan solar konvensional atau Biosolar ditambah bahan aditif dan air sebanyak 20%.
Bahan bakar solar dan air diproses melalui alat Nanomizer sehingga ukuran butirnya menjadi ukuran Nano (nanomilimeter size), lalu dicampur ke dalam mixer/reaktor serta bahan aditif. Setelah proses 1 jam didalam mixer/reaktor, terbentuklah produk solar baru. “Untuk proses emulsi ini ada campuran air yang akan terus kita perbaiki dengan teknologi baru dan kita harapkan bahkan nanti bisa ada 45% campuran air tapi tidak mengganggu kinerja mesin.
Proses emulsi ini sebenarnya sudah ada sejak lama, sudah ratusan tahun hanya kita perbaharui dengan teknologi misalnya dengan Nano Mixer dan teknologi Plasma kemudian juga ada yang menggunakan teknologi ion”, jelas Hafnan. Tujuan sebenarnya dari emulsi ini adalah mengurangi NOx, dimana biasanya untuk menurunkan NOx ini sangat sulit sehingga penggunaan bahan campuran air inilah yang diuji bisa menurunkan.
Bahan bakar bio apakah termasuk sumber energi alternatif?
Bayangkan jika di dunia ini tidak ada lagi bahan bakar fosil. Apa yang akan digunakan untuk menyalakan mesin kendaraan Anda? Bagaimana memasak makanan sehari-hari Anda? Apa yang membuat pembangkit listrik dan industri dapat berjalan dengan baik? Kita membutuhkan biofuel – sumber energi alternatif terbarukan yang terbuat dari minyak kelapa sawit.
- Apa itu biofuel? Biofuel secara umum adalah bahan bakar dari biomassa (materi yang berasal dari tumbuhan dan hewan).
- Setiap produk biofuel diproduksi secara berbeda.
- Misalnya ethanol diproduksi dengan cara fermentasi jagung atau tebu, sedangkan biodiesel diproduksi dengan cara menghancurkan lemak hewani atau tumbuhan dengan adanya methanol.
Minyak sawit mentah (Crude Palm Oil) melalui proses transesterifikasi, dimana secara kimia bereaksi dengan alkohol seperti methanol atau ethanol untuk memproduksi biodiesel. Bagaimana biofuel dihasilkan? Ada dua jenis utama bahan baku biofuel: dapat dikonsumsi dan tidak dapat dikonsumsi.
- Produk makanan manusia seperti gula, pati, atau minyak sayur dijadikan biofuel melalui metode konvensional yakni transesterifikasi (seperti yang telah disebutkan di atas).
- Biofuel juga dapat dihasilkan dari tanaman non pangan, limbah pertanian dan residu yang tidak dapat dikonsumsi manusia dengan menggunakan teknologi maju seperti hydrocracking,
Pada proses ini bahan baku dipecah dengan adanya hidrogen dalam menghasilkan biofuel. Yang menarik adalah bahan baku seperti minyak kelapa sawit dapat digunakan untuk menghasilkan biofuel melalui metode konvensional dan lanjutan tergantung dari keadaannya. Transportasi: Mobil, bus, sepeda motor, kereta api, pesawat terbang dan kendaraan air Pembangkit Listrik: Peralatan listrik Pemanas: Kompor dan peralatan memasak lainnya Apakah biofuel merupakan alternatif energi yang tepat? Dunia telah mengalami mencairnya permukaan es, meningkatnya suhu udara dan terjadinya bencana alam.
- Ilmuwan mengemukakan bahwa salah satu alasan utama perubahan iklim yang drastis ini adalah akibat konsumsi bahan bakar fosil yang berlebihan dan terlepasnya gas rumah kaca ke atmosfir yang menipis.
- Menurut Departemen Energi Amerika Serikat, biofuel seperti ethanol menghasilkan karbon dioksida hingga 48 persen lebih sedikit daripada bensin konvensional sementara penggunaan biodiesel hanya melepaskan seperempat jumlah karbon dioksida yang dikeluarkan diesel konvensional.
Hal ini menjadi pilihan yang jauh lebih ramah lingkungan jika dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Tidak seperti bahan lain yang tak terbaharui, biofuel dapat diproduksi terus-menerus karena kita selalu dapat menanam lebih banyak tanaman untuk menjadi bahan bakar.
Terlebih lagi komunitas ilmuwan telah menunjukkan tingkat produktivitas tanaman nabati yang lebih tinggi dapat menangani beberapa masalah deforestasi yang erat kaitannya dengan biofuel. Oleh karena itu minyak kelapa sawit yang memiliki hasil panen tertinggi di antara tanaman nabati lainnya diyakini menjadi bahan baku paling ekonomis untuk biodiesel.
Siklus hidup pohon kelapa sawit 30 tahun juga berarti nilai penyerapan karbon yang dilepaskan ke atmosfer tinggi. Pada masa yang akan datang mungkin tak ada lagi bahan bakar fosil dan kita dapat menggunakan biofuel sebagai sumber energi alternatif yang aman dan terbarukan.
Bahan bakar nabati apa saja?
Bahan bakar nabati, yang juga dikenal dengan biomassa, merupakan sumber energi yang dihasilkan dari bahan organik tumbuhan ataupun hewan. Dua jenis bahan bakar nabati yang paling sering digunakan adalah etanol dan biodiesel. Etanol berasal dari tumbuhan.
Proses kimia yang disebut sebagai fermentasi adalah salah satu metode paling sering digunakan untuk mengubah biomassa menjadi etanol. Selama proses fermentasi, gula pada tumbuhan menghasilkan etanol melalui proses metabolisme. Biodiesel dihasilkan dari minyak nabati atau kotoran hewan. Hampir semua biodiesel dihasilkan melalui proses yang disebut transesterifikasi, yaitu reaksi kimia minyak nabati atau kotoran hewan dengan alkohol seperti metanol atau etanol.
Reaksi ini menghasilkan biodiesel dan gliserin. Sederhananya prosesnya dapat digambarkan sebagai berikut: Minyak nabati/kotoran hewan + alkohol (metanol/etanol) = Biodiesel dan Gliserin Gliserin digunakan di berbagai industri seperti farmasi dan kosmetik.
Umumnya biodiesel dicampur dengan minyak solar sebagai bahan bakar kendaraan. Biodiesel murni masih jarang dan belum lazim digunakan sebagai bahan bakar transportasi karena biaya mahalnya dibanding biodiesel campuran. Apa saja pro dan kontra seputar bahan bakar nabati? Biodiesel dari minyak sawit semakin banyak digunakan sebagai pengganti bahan bakar fosil.
Dalam hal jejak karbon langsung, hanya minyak sawit yang mampu mencatat penurunan emisi sebesar 50% dibandingkan minyak solar. Bahan bakar nabati juga hanya menghasilkan seperempat dari jumlah karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan minyak solar konvensional. Kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak paling produktif Terlepas dari keunggulan ini, kelapa sawit sering dikaitkan dengan deforestasi sebagai penyebab punahnya keanekaragaman hayati dan memburuknya perubahan iklim. Namun demikian, tahukah Anda bahwa industri minyak sawitlah yang paling banyak melakukan tindakan nyata dalam perlindungan hutan dan pelestarian keanekaragaman hayati? Sebagai contoh, Sinar Mas Agribusiness and Food menerapkan kebijakan No Deforestation, No Peat, No Exploitation (NDPE) yang ketat dan mampu secara efektif menghapus kaitan antara deforestasi dan produksi minyak sawit.
Di samping itu, Perusahaan menjalin kemitraan dengan para ahli keanekaragaman hayati, seperti Orangutan Foundation International (OFI), dan telah merehabilisi 127 ekor orangutan serta melepasliarkan mereka kembali ke habitat alami sejak 2011. Larangan terhadap bahan baku minyak sawit untuk memproduksi bahan bakar nabati bukanlah solusi.
Penggunaan sawit yang dihasilkan secara berkelanjutan adalah solusinya, tidak hanya untuk memerangi perubahan iklim, tetapi juga memenuhi permintaan energi, bahan pangan, dan hasil industri dunia. Produksi bahan bakar nabati menguntungkan petani kelapa sawit dan masyarakat Penggalakan industri bahan bakar nabati dapat memperluas lapangan kerja bagi masyarakat setempat di pedalaman.
- Penghasilan petani kelapa sawit akan meningkat dari hasil panen tanaman penghasil bahan baku yang digunakan untuk bakar nabati, seperti minyak sawit mentah, seiring permintaan pasokannya meningkat.
- Peningkatan produksi bahan bakar nabati dalam negeri juga dapat mengurangi impor bahan bakar fosil.
- Sebagai produsen bahan bakar nabati terbesar ketiga, industri minyak sawit Indonesia menghasilkan residu dalam jumlah besar yang dapat dimanfaatkan untuk memproses bahan bakar nabati.
Pada 2020, pemerintah Indonesia memberlakukan Mandat B30 (30% persen minyak sawit, 70% solar) dalam rangka mengurangi emisi Gas Rumah Kaca dan impor bahan bakar. Langkah ini mendorong naiknya permintaan terhadap bahan baku yang dihasilkan secara lokal seperti minyak sawit mentah dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar impor. Indonesia adalah produsen bahan bakar nabati terbesar ketiga (sumber: IEA ) Masa depan bahan bakar nabati Bahan bakar nabati merupakan sumber energi terbarukan terbesar yang digunakan saat ini, secara global menyumbang 70% pasokan energi terbarukan dan 10% dari total pasokan energi utama pada 2017.
- Bahan bakar nabati memainkan peran penting sebagai sumber energi pengganti bahan bakar fosil pada sektor pengguna akhir (industri, transportasi, dan bangunan).
- Bahan bakar nabati juga berkontribusi dalam keseimbangan pemenuhan kebutuhan jaringan listrik dengan variabel energi terbarukan berporsi tinggi, seperti sel tenaga surya dan angin.
Sumber energi terbarukan ini dapat memberi dampak luar biasa dalam upaya dekarbonisasi di sektor-sektor yang memiliki tantangan tersendiri seperti angkutan barang jarak jauh dan berat serta sektor industri seperti besi dan baja, semen dan kapur, aluminium dan kimia serta petrokimia.
Apa artinya biodiesel?
Kamis, 19 Desember 2019 | 11:40 WIB | Humas EBTKE Apa itu BBN? Apa sih Biodiesel itu? Program B30? Mungkin masih banyak yang bertanya dan belum paham terkait program ini. Simak ulasan berikut, segala informasi dan penjelasan mengenai Program Mandatori Biodiesel B30 akan dikupas tuntas disini.1. Apa itu Bahan Bakar Nabati? Bahan Bakar Nabati adalah bahan bakar yang berasal dari bahan-bahan nabati dan/atau dihasilkan dari bahan-bahan organik lain.2.
Apa saja jenis Bahan Bakar Nabati? Bahan Bakar Nabati terdiri dari Biodiesel, Bioetanol dan Minyak Nabati Murni.3. Apa itu biodiesel? Biodiesel adalah bahan bakar nabati untuk aplikasi mesin/motor diesel berupa ester metil asam lemak (fatty acid methyl ester/FAME) yang terbuat dari minyak nabati atau lemak hewani melalui proses esterifikasi/transesterifikasi.4.
Apa bahan baku biodiesel? Untuk saat ini, di Indonesia bahan baku biodiesel berasal dari Minyak Sawit (CPO). Selain dari CPO, tanaman lain yang berpotensi untuk bahan baku biodiesel antara lain tanaman jarak, jarak pagar, kemiri sunan, kemiri cina, nyamplung dan lain-lain.5.
Bagaimana proses pembuatan biodiesel? Proses pembuatan biodiesel umumnya menggunakan reaksi metanolisis (transesterifikasi dengan metanol) yaitu reaksi antara minyak nabati dengan metanol dibantu katalis basa (NaOH, KOH, atau sodium methylate) untuk menghasilkan campuran ester metil asam lemak dengan produk ikutan gliserol.
Skema proses produksi biodiesel sebagai berikut: Apabila kandungan asam lemak bebas minyak nabati > 5%, maka terlebih dahulu dilakukan reaksi esterifikasi. Selain dari proses esterifikasi/ transesterifikasi dapat juga dilakukan dengan konversi enzimatis.6. Apa kegunaan Biodiesel? Biodiesel digunakan sebagai energi alternatif pengganti Bahan Bakar Minyak untuk jenis diesel/solar. Biodiesel dapat diaplikasikan baik dalam bentuk 100% (B100) atau campuran dengan minyak solar pada tingkat konsentrasi tertentu seperti B20.7. Bagaimana perkembangan implementasi Program Mandatori Biodiesel? Program mandatori biodiesel sudah mulai diimplementasikan pada tahun 2008 dengan kadar campuran biodiesel sebesar 2,5%. Secara bertahap kadar biodiesel meningkat hingga 7,5% pada tahun 2010. Pada periode 2011 hingga 2015 persentase biodiesel ditingkatkan dari 10% menjadi 15%. Selanjutnya pada tanggal 1 Januari 2016, ditingkatkan kadar biodiesel hingga 20% (B20). Program Mandatori B20 berjalan baik dengan pemberian insentif dari BPDPKS untuk sektor PSO. Dan mulai 1 September 2018 pemberian insentif diperluas ke sektor non-PSO. 8. Apakah landasan hukum penerapan Program Mandatori Bahan Bakar Nabati (BBN)? Pemerintah Indonesia c.q. Kementerian ESDM menggalakkan Program Mandatori BBN melalui Peraturan Menteri ESDM No.32 Tahun 2008 tentang Penyediaan, Pemanfaatan, dan Tata Niaga BBN sebagai Bahan Bakar Lain sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan Peraturan Menteri ESDM No.12 Tahun 2015.9.
Apakah tujuan implementasi Program Mandatori BBN? Tujuan implementasi Program Mandatori BBN sebagai berikut: – Memenuhi komitmen Pemerintah untuk mengurangi emisi GRK sebesar 29% dari BAU pada 2030; – Meningkatkan ketahanan dan kemandirian energi; – Stabilisasi harga CPO; – Meningkatkan nilai tambah melalui hilirisasi industri kelapa sawit; – Memenuhi target 23% kontribusi EBT dalam total energi mix pada 2025; – Mengurangi konsumsi dan impor BBM; – Mengurangi emisi GRK; dan – Memperbaiki defisit neraca perdagangan.10.
Apa yang dimaksud dengan program B20? Program B20 adalah program pemerintah untuk mewajibkan pencampuran 20% Biodiesel dengan 80% bahan bakar minyak jenis Solar.11. Apakah regulasi yang mengatur tentang pelaksanaan mandatori program B20? Regulasi yang mengatur tentang pentahapan mandatori program B20 adalah Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No.12 tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No.32 tahun 2008 tentang Penyediaan, Pemanfaatan dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai Bahan Bakar Lain. 12. Sejak kapan program B20 ini diberlakukan? Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No.12 tahun 2015 tentang tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri ESDM No.32 tahun 2008 tentang Penyediaan, Pemanfaatan dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai Bahan Bakar Lain, Program B20 mulai diberlakukan sejak 1 Januari 2016.
Pada saat diimplementasikan, pemerintah memberikan insentif dengan dukungan pendanaan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) untuk menutup selisih antara HIP Biodiesel dan HIP Solar untuk sektor PSO d an mulai 1 September 2018 pemberian insentif tersebut diperluas ke sektor non-PSO.13.
Pada sektor apa saja program B20 diterapkan? Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No.12 tahun 2015, jenis sektor yang wajib menerapkan diantaranya usaha mikro, usaha perikanan, usaha pertanian, transportasi dan pelayanan umum/ PSO (Public Service Obligation); transportasi non PSO; dan industri dan komersial.
- Namun, program tersebut yang sudah diimplementasikan dengan baik di sektor transportasi (PSO).
- Sesuai arahan Presiden RI, terhitung mulai tanggal 1 September 2018 mandatori B20 dijalankan secara masif di semua sektor.
- Pada pelaksanaan penerapan ini Pemerintah melakukan perluasan insentif dana pembiayaan biodiesel ke seluruh sektor termasuk Non PSO, sehingga realisasi pemanfaatan biodiesel meningkat.14,
Bagaimana hasil penerapan program B20? Program Biodiesel 20% (B20) berjalan dengan baik dengan adanya dukungan kapasitas produksi yang cukup, uji kinerja/uji jalan, pemantauan secara berkala atas kualitas dan kuantitas oleh tim independen, serta penyusunan Standar Nasional Indonesia (SNI).4.
Saat ini terdapat 25 BU BBN yang aktif berproduksi dengan total kapasitas terpasang sebesar 12,06 juta KL/tahun. Pemanfaatan biodiesel tahun 2018 sebesar 3,75 juta KL dalam negeri telah berhasil menurunkan impor solar sebesar 466.902 KL dan menghemat devisa sebesar US$1,89 Miliar USD atau Rp 26,27 Triliun.
Pemanfaatan biodiesel tahun 2018 juga telah berhasil menurunkan emisi GRK dan meningkatkan kualitas lingkungan sebesar 5,61 juta ton CO2.15. Bagaimana realisasi implementasi program B20? Realisasi implementasi program B20 sampai bulan Oktober 2019 adalah sebagai berikut: 16. Apakah biodiesel dapat langsung digunakan pada mesin diesel biasa? Biodiesel siap digunakan oleh mesin diesel biasa dengan sedikit atau tanpa penyesuaian. Penyesuaian dibutuhkan jika penyimpanan atau wadah biodiesel terbuat dari bahan yang sensitif dengan biodiesel seperti seal, gasket, dan perekat terutama mobil lama dan yang terbuat dari karet alam dan karet nitril.17.
- Apakah benar biodiesel menyebabkan kerak pada tangki bahan bakar? Tidak benar bahwa biodiesel menyebabkan kerak pada tangki bahan bakar.
- Biodiesel merupakan senyawa ester yang banyak digunakan sebagai pelarut/pembersih.
- Pemanfaatan biodiesel justru dapat membersihkan kerak dan kotoran yang tertinggal pada mesin, saluran bahan bakar dan tangki bahan bakar karena sifatnya sebagai solvent/pelarut.18.
Apakah benar penggunaan B20 menyebabkan kerusakan pada injektor? Keberhasilan dari penggunaan B20 tergantung dengan 3 (tiga) faktor. yaitu kualitas bahan bakar (biodiesel dan solar), handling/penanganan bahan bakar dan juga kompatibilitas material terhadap bahan bakar tersebut.
- Erusakan yang terjadi pada injektor dapat diakibatkan dari ketidaksesuaian salah satu atau lebih dari ketiga faktor tersebut.19.
- Bagaimana menghindari sludge yg mudah timbul pada biodiesel yang didiamkan lama? Adanya kontaminasi air pada biodiesel dapat menimbulkan Sludge.
- Selama penanganan/handling Biodiesel baik dan sesuai dengan tata cara penanganan yang disarankan, maka sludge pada biodiesel tidak akan timbul.20,
Bagaimana dampak penggunaan biodiesel terhadap lingkungan? Penggunaan biodiesel dapat meningkatkan kualitas lingkungan karena bersifat degradable (mudah terurai) dan emisi yang dikeluarkan lebih rendah dari emisi hasil pembakaran bahan bakar fosil. Berdasarkan hasil Laporan Kajian dan Uji Pemanfaatan Biodiesel 20% (B20) yang dilakukan oleh Ditjen EBTKE bersama beberapa stakeholder terkait pada tahun 2014, diperoleh hasil uji emisi sebagai berikut: 1.
Endaraan berbahan bakar B20 menghasilkan emisi CO yang lebih rendah dibandingkan kendaraan B0. Hal ini dipengaruhi oleh lebih tingginya angka cetane dan kandungan oksigen dalam B20 sehingga mendorong terjadinya pembakaran yang lebih sempurna.2. Kendaraan berbahan bakar B20 menghasilkan emisi Total Hydrocarbon (THC) yang lebih rendah dibandingkan kendaraan B0.
Hal ini disebabkan pembakaran yang lebih baik pada kendaraan B20, sehingga dapat menekan emisi THC yang dihasilkan.21. Negara mana saja yang sudah mengaplikasikan program B20? Indonesia adalah negara pertama yang berhasil mengimplementasikan B20 dengan bahan baku utama bersumber dari kelapa sawit. 22. Apa yang dimaksud dengan program B30? Program B30 adalah program pemerintah untuk mewajibkan pencampuran 30% Biodiesel dengan 70% bahan bakar minyak jenis Solar.23. Mengapa Pemerintah melaksanakan Program Mandatori B30? Peningkatan pencampuran biodiesel dengan bakan bakar minyak jenis solar dilaksanakan karena melihat keberhasilan implementasi Program B20 dan selaras dengan target pencampuran biodiesel yang tertuang pada Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 Tahun 2015.Penerapan B30 juga diharapkan dapat semakin mengurangi laju impor BBM sehingga meningkatkan devisa negara.24.
Apa yang telah dilakukan Pemerintah sebagai persiapan pelaksanaan Program Mandatori B30? Beberapa persiapan yang telah dilakukan untuk implementasi B30, antara lain: – melakukan Revisi SNI Biodiesel; – melakukan uji jalan/fungsi B30; – memastikan kesiapan produsen biodiesel; – memastikan metode sistem handling dan penyimpanan yang tepat; – memastikan kesiapan infrastruktur; dan – melakukan sosialisasi untuk memastikan penerimaan semua pihak terkait, termasuk masyarakat.25.
Bagaimana pelaksanaan uji jalan/fungsi B30? Uji Jalan (Road Test) untuk kendaraan dengan kapasitas 3,5 ton dilaksanakan selama bulan Mei – November 2019 dengan melibatkan Kementerian ESDM, BPDPKS, BPPT, PT Pertamina (Persero), APROBI, GAIKINDO, dan IKABI. 26. Bagaimana hasil Uji Jalan B30? Pada tanggal 28 November 2019 telah dipaparkan hasil dari Road Test B30, dimana secara umum dinyatakan sebagai berikut: – pemanfaatan B30 memberikan peningkatan daya mesin; – menurunkan emisi; dan – tidak memberikan dampak negatif pada mesin.27.
Apa rekomendasi dari pelaksanaan Uji Jalan B30? Beberapa rekomendasi dari pelaksanaan Road Test B30 sebagai berikut: – Untuk menjaga kualitas B30, selama proses pencampuran, penyimpanan, dan penyaluran perlu dilakukan tindakan penanganan terkontrol dan termonitor secara berkala; – Biodiesel (B100) sebaiknya disimpan dalam tangki tertutup dan dihindarkan dari kontak dengan udara dan segera dilakukan pencampuran dengan B0; – Biodiesel (B100) yang digunakan pada campuran B30, diusulkan memiliki kadar monogliserida (MG) maksimum sebesar 0,55 %-massa, dan kadar air maksimum sebesar 350 ppm; dan – Direkomendasikan kepada APM untuk memberikan informasi kepada konsumen yang menggunakan kendaraan baru bahwa diawal pemakaian dapat terjadi penggantian filter yang lebih cepat.28.
Bagaimana persiapan teknis, administrasi dan infrastruktur guna mendukung kesuksesan pelaksanaan Program Mandatori B30? Beberapa persiapan baik teknis, administrasi dan infrastruktur juga terus dilakukan, diantara lain: – Telah ditetapkan spesifikasi (B100) untuk pencampuran 30% (B30) berdasarkan Kepdirjen EBTKE No.197 K/10/DJE/2019 tentang Spesifikasi BBN Jenis Biodiesel Sebagai Bahan Bakar Lain yang Dipasarkan di Dalam Negeri.
Telah ditetapkan alokasi biodiesel tahun 2020 sebesar 9.590.131 KL (untuk 18 BU BBM dan 18 BU BBN). – Telah diterbitkan Daftar BU BBN Biodiesel untuk Titik Serah atau Depot Tujuan Periode 2020 (28 Pertamina, 37 BU BBM lainnya). – Melaksanakan trial B30 di 8 Titik Serah milik PT Pertamina (Persero). – Penandatanganan kontrak BU BBM dan BU BBN telah dilakukan sejak awal Desember 2019 (untuk kontrak PT Pertamina dengan BU BBN ditanda tangan pada tanggal 16 Desember 2019).29.
Bagaimana persiapan proses distribusi guna mendukung kesuksesan pelaksanaan Program Mandatori B30? – Untuk memastikan sistem logistik dan handling yang handal serta meminimalisir naiknya kandungan air selama proses distribusi, maka diusulkan untuk melakukan trial B30 di titik-titik yang sudah siap untuk penyaluran B30.
- Adapun titik yang sudah siap dan BU BBN yang sanggup menyuplai B30 adalah 8 (delapan) titik serah milik PT Pertamina (Persero).
- Trial dimulai pada 25 November 2019.
- Saat ini penyaluran B100 untuk pencampuran B30 telah dilakukan dengan menggunakan moda kapal, truk, dan pipa di 8 TBBM Pertamina.
- Saat ini kualitas biodiesel yang telah disalurkan untuk trial B30 berdasarkan COA dari Pabrik Biodiesel masih memenui spesifikasi sebagaimana yang telah ditetapkan untuk tahun 2020, untuk pengecekan lebih lanjut akan dilakukan pengambilan sampel di titik serah dan akan diuji untuk kualitas B100 maupun B30.30.
Apa manfaat pelaksanaan Program Mandatori B20 dan B30 bagi aspek ekonomi dan sosial? Secara garis besar manfaat ekonomi dan sosial dari implementasi B20 dan B30, sebagai berikut: (RWS)
Biodiesel pengganti bahan bakar apa?
Jumat, 31 Agustus 2018 | 18:55 WIB | Humas EBTKE 1. Apa itu Bahan Bakar Nabati? Bahan Bakar Nabati adalah bahan bakar yang berasal dari bahan-bahan nabati dan/atau dihasilkan dari bahan-bahan organik lain.2. Apa saja jenis Bahan Bakar Nabati? Bahan Bakar Nabati terdiri dari Biodiesel, Bioetanol dan Minyak Nabati Murni.3.
Apa itu biodiesel? Biodiesel adalah bahan bakar nabati untuk aplikasi mesin/motor diesel berupa ester metil asam lemak (fatty acid methyl ester/FAME) yang terbuat dari minyak nabati atau lemak hewani melalui proses esterifikasi/transesterifikasi.4. Apa bahan baku biodiesel? Untuk saat ini, di Indonesia bahan baku biodiesel berasal dari Minyak Sawit (CPO).
Selain dari CPO, tanaman lain yang berpotensi untuk bahan baku biodiesel antara lain tanaman jarak, jarak pagar, kemiri sunan, kemiri cina, nyamplung dan lain-lain.5. Bagaimana proses pembuatan biodiesel? Proses pembuatan biodiesel umumnya menggunakan reaksi metanolisis (transesterifikasi dengan metanol) yaitu reaksi antara minyak nabati dengan metanol dibantu katalis basa (NaOH, KOH, atau sodium methylate) untuk menghasilkan campuran ester metil asam lemak dengan produk ikutan gliserol. Apabila kandungan asam lemak bebas minyak nabati > 5%, maka terlebih dahulu dilakukan reaksi esterifikasi. Selain dari proses esterifikasi/ transesterifikasi dapat juga dilakukan dengan konversi enzimatis.6. Apa kegunaan Biodiesel? Biodiesel digunakan sebagai energi alternatif pengganti Bahan Bakar Minyak untuk jenis diesel/solar. Biodiesel dapat diaplikasikan baik dalam bentuk 100% (B100) atau campuran dengan minyak solar pada tingkat konsentrasi tertentu seperti B20.7. Apa yang dimaksud dengan program B20? Program B20 adalah program pemerintah untuk mewajibkan pencampuran 20% Biodiesel dengan 80% bahan bakar minyak jenis Solar.8. Apakah regulasi yang mengatur tentang pelaksanaan mandatori program B20? Regulasi yang mengatur tentang pentahapan mandatori program B20 adalah Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No.12 tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No.32 tahun 2008 tentang Penyediaan, Pemanfaatan dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai Bahan Bakar Lain.9. Sejak kapan program B20 ini diberlakukan? Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No.12 tahun 2015 tentang tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri ESDM No.32 tahun 2008 tentang Penyediaan, Pemanfaatan dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai Bahan Bakar Lain, Program B20 mulai diberlakukan sejak Januari 2016.10. Pada sektor apa saja program B20 diterapkan? Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No.12 tahun 2015, jenis sektor yang wajib menerapkan diantaranya usaha mikro, usaha perikanan, usaha pertanian, transportasi dan pelayanan umum/ PSO (Public Service Obligation); transportasi non PSO; dan industri dan komersial. Namun, program tersebut yang sudah diimplementasikan dengan baik di sektor transportasi (PSO). Sesuai arahan Presiden RI, terhitung mulai tanggal 1 September 2018 mandatori B20 dijalankan secara masif di semua sektor.11. Apakah sudah ada standar mutu biodiesel? Sejak tahun 2006 sudah ada standar mutu biodiesel sebagaimana diubah terakhir dengan standar mutu biodiesel Indonesia mengikuti SNI 7182:2015 dan telah diwajibkan melalui SK Direktur Jenderal EBTKE No.100K/10/DJE/2018. Sedangkan untuk standar dan mutu (spesifikasi) B20 harus memenuhi Keputusan Direktur Jenderal Migas No.28.K/10/DJM.T/2016 tentang Perubahan Kedua atas Keputusan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi No.3675.K/24/DJM/2006 tentang Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Minyak Jenis Solar yang Dipasarkan di Dalam Negeri.12. Apakah penerapan biodiesel sudah melalui uji kelayakan? Guna mendapatkan rekomendasi teknis yang lebih komprehensif untuk mendukung keberhasilan implementasi B20, pada tahun 2014 Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral bersama pihak terkait telah melakukan Kajian dan Uji Pemanfaatan Bahan Bakar Biodiesel 20% (B20) pada Kendaraan Bermotor dan Alat Mesin Besar. Hasil uji jalan yang dilakukan hingga 100.000 km, tidak ditemukan permasalahan atau perubahan yang signifikan pada spare part, ketahanan dan performa kendaraan akibat pemakaian B20. Berdasarkan kajian dan uji terhadap sistem bahan bakar dengan metode rig test, kompabilitas material, kestabilan penyimpanan dan uji pada mesin alat besar, diperoleh hasil bahwa implementasi B20 layak untuk diterapkan tanpa memerlukan modifikasi sistem mesin yang signifikan. Pada bulan Februari 2018, Kajian Uji Jalan (Rail Test) Pemanfaatan B20 pada Kereta Api dilakukan dengan melibatkan pihak terkait dan berakhir pada bulan Agustus 2018. Pengujian uji jalan kereta api dilakukan dengan rute Tanjung Enim – Tiga Gajah – Tarahan, pulang pergi (PP) dengan menggunakan 2 unit lokomotif CC205 (EMD) dan 2 unit lokomotif CC206 (GE) dengan bahan bakar B0 dan B20. Selama enam bulan pengujian tersebut, kedua unit lokomotif dapat beroperasi dengan baik.13. Apakah biodiesel dapat langsung digunakan pada mesin diesel biasa? Biodiesel siap digunakan oleh mesin diesel biasa dengan sedikit atau tanpa penyesuaian. Penyesuaian dibutuhkan jika penyimpanan atau wadah biodiesel terbuat dari bahan yang sensitif dengan biodiesel seperti seal, gasket, dan perekat terutama mobil lama dan yang terbuat dari karet alam dan karet nitril.14. Apakah benar biodiesel menyebabkan kerak pada tangki bahan bakar? Tidak benar bahwa biodiesel menyebabkan kerak pada tangki bahan bakar. Biodiesel merupakan senyawa ester yang banyak digunakan sebagai pelarut/pembersih. Pemanfaatan biodiesel justru dapat membersihkan kerak dan kotoran yang tertinggal pada mesin, saluran bahan bakar dan tangki bahan bakar karena sifatnya sebagai solvent/pelarut.15. Apakah benar penggunaan B20 menyebabkan kerusakan pada injektor? Keberhasilan dari penggunaan B20 tergantung dengan 3 (tiga) faktor. yaitu kualitas bahan bakar (biodiesel dan solar), handling/penanganan bahan bakar dan juga kompatibilitas material terhadap bahan bakar tersebut. Kerusakan yang terjadi pada injektor dapat diakibatkan dari ketidaksesuaian salah satu atau lebih dari ketiga faktor tersebut.16. Bagaimana menghindari sludge yg mudah timbul pada biodiesel yang didiamkan lama? Adanya kontaminasi air pada biodiesel dapat menimbulkan Sludge. Selama penanganan/handling Biodiesel baik dan sesuai dengan tata cara penanganan yang disarankan, maka sludge pada biodiesel tidak akan timbul.17. Bagaimana dampak penggunaan biodiesel terhadap lingkungan? Penggunaan biodiesel dapat meningkatkan kualitas lingkungan karena bersifat degradable (mudah terurai) dan emisi yang dikeluarkan lebih rendah dari emisi hasil pembakaran bahan bakar fosil. Berdasarkan hasil Laporan Kajian dan Uji Pemanfaatan Biodiesel 20% (B20) yang dilakukan oleh Ditjen EBTKE bersama beberapa stakeholder terkait pada tahun 2014, diperoleh hasil uji emisi sebagai berikut: 1. Kendaraan berbahan bakar B20 menghasilkan emisi CO yang lebih rendah dibandingkan kendaraan B0. Hal ini dipengaruhi oleh lebih tingginya angka cetane dan kandungan oksigen dalam B20 sehingga mendorong terjadinya pembakaran yang lebih sempurna.2. Kendaraan berbahan bakar B20 menghasilkan emisi Total Hydrocarbon (THC) yang lebih rendah dibandingkan kendaraan B0. Hal ini disebabkan pembakaran yang lebih baik pada kendaraan B20, sehingga dapat menekan emisi THC yang dihasilkan.18. Apakah manfaat dari pelaksanaan program B20 ini? Banyak manfaat yang didapat dari pelaksanaan program B20 ini, antara lain sebagai berikut: 1. Meningkatkan ketahanan energi nasional melalui diversifikasi energi dengan mengutamakan potensi energi lokal; 2. Menghemat devisa dan mengurangi ketergantungan terhadap impor; 3. Meningkatkan nilai tambah ekonomi melalui hilirisasi industri kelapa sawit; 4. Membuka lapangan kerja; dan 5. Mengurangi emisi Gas Rumah Kaca dan meningkatkan kualitas lingkungan.19. Negara mana saja yang sudah mengaplikasikan program B20? Selain Indonesia yang sudah mengimplementasikan B20 adalah Costa Rica (2016, bahan baku jathropha) dan Negara Bagian Minnesota (1 Mei 2018, bahan baku minyak kedelai).
Bagaimana biodiesel dapat dihasilkan?
Sekilas tentang Bioenergi: Proses Produksi Biodiesel di Indonesia – Koaksi Indonesia Penulis: Ridwan Arif (Knowledge Management Coordinator, Koaksi Indonesia) Produk biodiesel yang ada di Indonesia merupakan produk campuran antara biodiesel murni dengan minyak solar, komposisi campuran biodiesel telah diulas pada artikel sebelumnya yang berjudul “Mengenal Lebih Dekat tentang B30”.
- Artikel ini akan membahas lebih mendalam mengenai produk biodiesel murni itu sendiri, baik dari proses pembuatan, bahan baku yang dapat dijadikan biodiesel, serta sifat fisiknya.
- Di Indonesia, Biodiesel dijadikan sumber energi alternatif karena mampu mengurangi emisi gas rumah kaca sehingga menjadikannya energi yang ramah lingkungan.
Biodiesel dihasilkan dari proses transesterifikasi dengan bahan baku minyak nabati atau lemak hewan yang direaksikan dengan senyawa alkohol seperti metanol. Bahan baku tersebut mengandung rantai trigliserida yang dapat disederhanakan menjadi rantai methyl esters monogliserida dengan bantuan katalis. Trigliserida merupakan senyawa yang terkandung dalam minyak nabati. Di Indonesia, bahan bakar nabati ini umumnya dihasilkan dari sawit. Selain dari sawit, minyak nabati juga dapat dihasilkan dari bunga matahari, kedelai, rapeseed, kacang tanah, kelapa, dan kapas.
Jenis Tanaman | Produktivitas minyak (Ton/Ha/Tahun) |
Sawit | 4,27 |
Rapeseed | 0,69 |
Bunga Matahari | 0,52 |
Kacang Tanah | 0,45 |
Kedelai | 0,45 |
Kelapa | 0,34 |
Kapas | 0,19 |
Selain bahan baku di atas, ada juga bahan baku lain yang dapat dikembangkan menjadi minyak nabati bahan baku biodiesel seperti minyak jelantah atau used cooking oil (UCO) dan mikroalga. Penggunaan UCO sudah dilakukan di Indonesia namun masih dalam skala kecil.
- Pada dasarnya, UCO dapat menjadi bahan baku biodiesel karena UCO sendiri berasal dari minyak nabati, sehingga dapat diproses lebih lanjut menjadi biodiesel.
- Sedangkan mikroalga memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi bahan baku biodiesel, yield minyak dari mikroalga dapat mencapai 75 persen dari berat kering massa.
Namun proses pemurnian minyak nabati dari mikroalga masih terbilang cukup mahal sehingga bahan baku ini masih dalam tahap pengembangan. Bahan baku yang berasal dari sawit melewati berbagai proses hingga sampai menjadi CPO. Untuk mendapatkan CPO dari tandan buah segar (TBS), diawali dengan proses perebusan yang bertujuan untuk membuat tandan buah segar menjadi layu dan mudah ditekan agar menghasilkan minyak.
Setelah tandan buah segar sudah layu, maka dilumatkan dengan mesin digester dan kemudian ditekan agar menghasilkan CPO kotor. CPO kotor kemudian dimurnikan melalui beberapa proses untuk mendapatkan CPO murni. Selain menghasilkan CPO, tandan buah segar juga akan menghasilkan beberapa produk samping seperti tandan buah kosong, palm oil mill effluent (POME), serat, dan minyak kernel.
Dalam produksi dengan bahan baku tandan buah segar sebanyak 1 ton akan menghasilkan CPO murni sebanyak 240 kg.4 CPO yang dihasilkan akan menjadi bahan baku untuk proses pembuatan biodiesel. Proses yang umum digunakan adalah proses transesterifikasi seperti yang telah disebutkan di awal artikel ini.
- Pada dasarnya proses ini memisahkan gliserin pada rantai trigliserida sehingga menghasilkan methyl esters dan gliserol.
- Proses ini membutuhkan alkohol dan katalis berupa senyawa basa kuat.
- Alkohol yang digunakan seperti methanol, etanol, isopropanol, dan lain-lain.
- Namun, perlu diperhatikan kandungan air yang terdapat pada alkohol yang digunakan karena akan mempengaruhi kualitas biodiesel yang dihasilkan.
Jika kandungan air pada alkohol tinggi maka kualitas biodiesel yang dihasilkan akan rendah.5 Selain alkohol, terdapat katalis yang digunakan pada proses transesterifikasi. Fungsi dari katalis ini adalah meningkatkan daya larut saat reaksi berlangsung.
- Atalis yang digunakan merupakan senyawa basa kuat seperti NaOH atau KOH atau Natrium Metoksida.
- Atalis ini bersifat higroskopis sehingga kinerjanya akan terganggu jika banyak air yang diserap.
- Setelah reaksi transesterifikasi, senyawa basa dinetralkan dengan menambahkan senyawa asam dan akan menghasilkan senyawa garam ionik.6 Produk FAME atau biodiesel yang dihasilkan dari proses transesterifikasi harus memenuhi standar mutu yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, khususnya Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi.
Standar mutu tersebut disajikan pada tabel dibawah ini. Tabel Standar Mutu (Spesifikasi) Biodiesel 7
Parameter Uji | Persyaratan | Satuan |
Massa jenis pada 40 0 C | 850 – 890 | Kg/m 3 |
Angka setana | 51 | Minimal |
Titik nyala | 130 | 0 C, minimal |
Kadar ester metil | 96,5 | %-massa, minimal |
Monogliserida | 0,55 | %-massa, minimal |
Kadar air | 350 | Ppm, maksimal |
CFPP ( Cold Filter Plugging Point ) | 15 | 0 C, maksimal |
Seluruh proses ini merupakan proses yang umum digunakan di Indonesia, dimana perkembangan teknologi dalam produksi bahan bakar nabati terus berkembang. Ada pula pengembangan teknologi biodiesel yang terbaru, yaitu produksi green fuel sebagai bahan bakar pengganti avtur.
- Namun, pengembangan teknologi tersebut masih dalam skala laboratorium dan terkendala biaya produksi jika akan diproduksi massal.
- Diharapkan dengan adanya pengembangan biodiesel di Indonesia dapat menjadikan bahan bakar nabati menjadi sebuah industri yang berkelanjutan, tak hanya menguntungkan secara ekonomi tetapi juga mampu menjaga lingkungan agar tetap lestari.
Referensi Jon Van Gerpen, “Biodiesel processing and production”, Elsevier: Fuel Processing Technology 86, 2005, h.1097 – 1107.2 Arif Rahmanulloh, “Indonesia Biofuels Annual Report 2019”, Jakarta: USDA Foreign Agricultural Service, 2019.3 GAPKI,, diakses pada tanggal 27 November 2019.4 Sri Amini dan Rini Susilowati, “Produksi Biodiesel dari Mikroalga Botryococcus braunii “, Squalen Vol.5, 2010, h.23.5 E Hambali dan M Rivai, “The Potential of Palm Oil Waste Biomass in Indonesia in 2020 and 2030”, IOP Conference Series: Earth Environmental Science 65, 2017, h.5.6 Rahayu, Martini.
“Teknologi Proses Produksi Biodiesel.” Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Teknologi, 2007.7 ibid 8 Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan Dan Konservasi Energi, Keputuran Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan Dan Konservasi Energi Nomor 189 K/10/DJE/2019 tentang Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Nabati (Biofuel) Jenis Biodiesel Sebagai Bahan Bakar Lain Yang Dipasarkan Di Dalam Negeri.
: Sekilas tentang Bioenergi: Proses Produksi Biodiesel di Indonesia – Koaksi Indonesia
Bagaimana biosolar dibuat?
Biosolar merupakan campuran solar dengan minyak nabati yang didapatkan dari minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO). Sebelum dicampurkan minyak kelapa sawit direaksikan dengan methanol dan ethanol dengan katalisator NaOH atau KOH untuk menghasilkan fatty acid methyl ester (FAME).
Bagaimana proses pembuatan bahan bakar bio?
Energi terbarukan |
---|
Biofuel Biomassa Panas bumi Energi cairan Energi surya Energi pasang surut Energi ombak Energi angin |
Bahan bakar hayati atau biofuel adalah setiap bahan bakar adil padatan, cairan ataupun gas yang dihasilkan dari bahan-bahan organik. Biofuel mampu dihasilkan secara langsung dari tanaman atau secara tidak langsung dari limbah industri, komersial, domestik atau pertanian.
Hadir tiga cara sebagai pembuatan biofuel: pembakaran limbah organik kering (seperti buangan rumah tangga, limbah industri dan pertanian); fermentasi limbah basah (seperti kotoran hewan) tanpa oksigen sebagai menghasilkan biogas (mengandung sampai 60 persen metana ), atau fermentasi tebu atau jagung sebagai menghasilkan alkohol dan ester ; dan energi dari hutan (menghasilkan kayu dari tanaman yang cepat tumbuh sbg bahan bakar).
Proses fermentasi menghasilkan dua tipe biofuel: alkohol dan ester. Bahan-bahan ini secara teori mampu digunakan sebagai menggantikan bahan bakar fosil tetapi karena kadang-kadang diperlukan perubahan akbar pada mesin, biofuel biasanya dicampur dengan bahan bakar fosil.
Uni Eropa merencanakan 5,75 persen etanol yang dihasilkan dari gandum, bit, kentang atau jagung ditambahkan pada bahan bakar fosil pada tahun 2010 dan 20 persen pada 2020. Sekitar seperempat bahan bakar transportasi di Brazil tahun 2002 adalah etanol. Biofuel menawarkan probabilitas memproduksi energi tanpa meningkatkan kadar karbon di atmosfer karena berbagai tanaman yang digunakan sebagai memproduksi biofuel mengurangi kadar karbondioksida di atmosfer, tidak seperti bahan bakar fosil yang mengembalikan karbon yang tersimpan di bawah permukaan tanah selama jutaan tahun ke udara.
Dengan begitu biofuel lebih bersifat carbon neutral dan sedikit meningkatkan konsentrasi gas-gas rumah kaca di atmosfer (meski timbul keraguan apakah keuntungan ini dapat dicapai di dalam prakteknya). Penggunaan biofuel mengurangi pula ketergantungan pada minyak bumi serta meningkatkan keamanan energi.
Hadir dua strategi umum sebagai memproduksi biofuel. Strategi pertama adalah menanam tanaman yang mengandung gula ( tebu, bit gula, dan sorgum manis ) atau tanaman yang mengandung pati/polisakarida ( jagung ), lalu menggunakan fermentasi ragi sebagai memproduksi etil alkohol. Strategi kedua adalah menanam berbagai tanaman yang kadar minyak sayur/nabatinya tinggi seperti kelapa sawit, kedelai, alga, atau jathropa.
Masa dipanaskan, karenanya ke viskositasan minyak nabati akan menjadi kurang dan dapat langsung dibakar di dalam mesin diesel, atau minyak nabati dapat diproses secara kimia sebagai menghasilkan bahan bakar seperti biodiesel, Kayu dan produk-produk sampingannya dapat dikonversi menjadi biofuel seperti gas kayu, metanol atau bahan bakar etanol,
Minyak pesawat apa?
8 Jenis Bahan Bakar dan Penjelasannya yang Harus Anda Ketahui | Produk dan layanan | Beranda Jika mendengar mengenai bahan bakar yang paling seringkali terpikirkan adalah bensin, karena jenis bahan bakar inilah yang paling sering ditemui. Nah tapi, tahukah Anda bahwa ada beberapa jenis bahan bakar lainnya? Masing-masing bahan bakar berbeda kegunaannya berdasarkan dengan mesin yang digunakan.
Avgas (Aviation Gasoline) Aviation Gasoline atau yang dikenal dengan Avgas ini adalah bahan bakar minyak (BBM) khusus yang dihasilkan dari bagian kecil atau fraksi minyak bumi. Mesin yang menggunakan bahan bakar ini adalah pesawat udara dengan tipe mesin sistem pembakaran dalam atau internal combustion, mesin piston dengan sistem pengapian. Avtur (Aviation Turbine) Sama halnya dengan Avgas, Aviation Turbine atau Avtur ini juga merupakan bahan bakar yang dihasilkan dari fraksi minyak bumi. Bedanya, Avtur digunakan untuk bahan bakar pesawat udara dengan tipe mesin turbin atau external combustion, Minyak Tanah (Kerosene) Jenis bahan bakar yang satu ini juga sudah tidak asing lagi karena seringkali digunakan untuk pemakaian domestik (rumahan) maupun usaha kecil. Minyak tanah atau kerosene ini merupakan bagian dari minyak mentah yang memiliki titik didih antara 150 °C dan 300 °C dan tidak berwarna. Minyak Solar (HSD) Jika Anda penasaran dengan bahan bakar yang digunakan oleh jenis kendaraan bermotor transportasi dan mesin industri, minyak solar adalah jawabannya. High Speed Diesel atau HSD ini dipakai dengan sistem injeksi pompa mekanik (injection pump ) dan electronic injection, Minyak Diesel (MDF) Minyak Diesel atau MDF ini adalah hasil dari penyulingan minyak berwarna hitam yang berbentuk cair pada temperatur rendah. Biasanya minyak diesel ini memiliki kandungan sulfur yang rendah, sehingga dapat diterima oleh Medium Speed Diesel Engine di sektor industri. Minyak Bakar (MFO) Jenis BBM ini adalah hasil dari dari jenis residu yang berwarna hitam. Tingkat kekentalan minyak bakar (MFO) lebih kental dibandingkan dengan minyak diesel. Jenis BBM ini umumnya dipakai untuk pembakaran langsung pada industri besar dan digunakan untuk steam power station, hingga beberapa penggunaan pada sektor ekonomi. Biodiesel Bahan bakar ini terbuat dari sumber terbaharui seperti minyak nabati dan hewan. Secara kimia, biodiesel merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran mono-alkyl ester dari rantai panjang asam lemak. Jika Anda menemukan produk diesel di pasaran, bahan bakar diesel tersebut merupakan campuran 95 persen diesel petroleum dan mengandung 5 persen CPO yang telah dibentuk menjadi Fatty Acid Methyl Ester (FAME). Bensin Seringkali dan mudah untuk ditemui, jenis bahan bakar minyak yaitu bensin ini adalah bahan bakar paling umum untuk digunakan oleh kendaraan. Bensin ditunjukan untuk mesin pembakaran dengan pengapian. Di Indonesia sendiri, kita dapat menemukan beberapa jenis bahan bakar bensin, namun Anda harus memperhatikan lebih karena pemilihan bensin ini akan sangat berpengaruh pada kondisi mesin.
Agar performa kendaraan Anda tetap terjaga pilihlah bahan bakar bp. Bahan bakar bp memiliki teknologi Active yang merupakan formula inovatif untuk membantu melindungi mesin kendaraan Anda. Molekul khusus nya akan membantu menghentikan kotoran melekat pada permukaan logam, sehingga melindungi dari kotoran dan membantu mempertahankan kinerja pada semua jenis kendaraan bensin – baru dan lama, besar dan kecil, roda 2 dan roda 4.
Apa saja pengganti minyak bumi?
Biodiesel: Energi Ramah Lingkungan Pengganti Minyak Bumi Bagi masyarakat awam, biodiesel mungkin masih terdengar sangat asing di telinga. Selain karena terbilang penemuan yang cukup baru, biodiesel juga tidak sering dikampanyekan oleh pemerintah mengenai manfaat maupun kegunaannya.
Biodiesel merupakan energi ramah lingkungan yang bisa dijadikan sebagai alternatif pengganti minyak bumi. Biodiesel dihasilkan dari bahan dasar terbarukan seperti minyak nabati dan hewani seperti minyak sawit, minyak kelapa, sampai minyak ikan. Hampir semua jenis minyak nabati maupun hewani dapat dijadikan sebagai bahan dasar biodiesel.
Namun, di Indonesia, minyak sawit dijadikan sebagai bahan baku utama. Berbeda dengan minyak bumi, biodiesel dianggap lebih ramah lingkungan karena terbuat dari bahan-bahan terbarukan. Adapun manfaat yang bisa dirasakan dari penggunaan biodiesel adalah dapat menurunkan emisi rumah kaca, mengurangi impor solar sekaligus menghemat devisa, meningkatkan nilai tambah industri hilir, bahkan dapat mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.
Apa yang dimaksud dengan bahan bakar bio jelaskan dan berikan contohnya?
Bahan bakar bio merupakan bahan bakar yang berasal dari makhluk hidup, baik hewan maupun tumbuhan. Bahan bakar bio yang berasal dari tumbuhan di antaranya tumbuhan berbiji yang mengandung minyak, seperti bunga matahari, jarak, kelapa sawit, kacang tanah, dan kedelai.
Apa yang dimaksud dengan biogas dan berikan contohnya?
Biogas | Pemerintah Kabupaten Kudus Pengertian Biogas Biogas adalah gas yang dapat dihasilkan dari fermentasi faeces (kotoran) ternak, misalnya sapi, kerbau, babi, kambing, ayam dan lain-lain dalam suatu ruangan yang disebut digester. Komponen utama biogas adalah gas methan, disamping gas-gas lain. Komponen-komponen biogas
No. | Nama Gas | Rumus Kimia | Jumlah |
---|---|---|---|
1 | Gas methan | CH 4 | 54%-70% |
2 | Karbon dioksida | CO 2 | 27%-45% |
3 | Nitrogen | N 2 | 3%-5% |
4 | Hidrogen | H 2 | 1%-0% |
5 | Karbon monoksida | CO | 0,1% |
6 | Oksigen | O 2 | 0,1% |
7 | Hidrogen Sulifida | H 2 S | Sedikit |
Prinsip kerja pembentukan biogas pengumpulan faeces ternak ke dalam suatu tangki kedap udara yang disebut digester (pencerna). Di dalam digester tersebut, kotoran dicerna dan difermentasi oleh bakteri yang menghasilkan gas methan serta gas-gas lain. Gas yang timbul dari proses ini ditampung di dalam digester.
- Penumpukan produksi gas akan menimbulkan tekanan sehingga dapat disalurkan ke rumah dengan pipa.
- Gas yang dihasilkan tersebut dapat dipakai untuk memasak dengan mengunakan kompor gas atau untuk penerangan dengan menggunakan lampu petromaks sesuai dengan bahan bakar gas tadi.
- Gas yang dihasilkan ini sangat baik untuk pembakaran karena mampu menghasilkan panas yang cukup tinggi, apinya berwarna biru, tidak berbau dan tidak berasap.
Pembuatan biogas dari kotoran ternak tidak menghilangkan manfaat lain sebagai pupuk kandang. Sebaliknya pupuk yang dihasilkan justru manaikkan kandungan bahan organik sehingga pupuk kandang yang dihasilkan lebih baik. Pupuk tersebut terbentuk dari sisa proses fermentasi faeces tadi yang memang harus dikeluarkan secara berkala agar tidak terjadi endapan padat yang dapat mengganggu proses pembentukan biogas.
- Gas yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk menganti kayu bakar yang tidak menimbulkan jelaga dan asap sehingga peralatan dan uang dapur tetap bersih. Ditinjau dari segi kesehatan tidak akan terjadi rasa pedih di mata dan sesak nafas akibat asap.
- Limbah digester biogas, baik yang padat maupun yang cair dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Limbah padat sangat baik untuk pupuk karena pemrosesan pupuk lebih sempurna dari pada pupuk kandang yang ditumpuk di tempat terbuka. Pupuk yang dihasilkan dari digester ini juga dapat berfungsi memperbaiki struktur tanah sehingga menjadi gembur dan mempunyai daya pengikat air yang tinggi. Limbah cair dapat pula dimanfaatkan untuk menyiram tanam-an karena mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
- Kesehatan dan kebersihan lingkungan terjamin karena semua kotoran ternak langsung dimasukkan ke digester sehingga parasit-parasit seperti cacing pita, cacing hati dan lain-lain akan hancur di dalam digester. Di simping itu, ruang digester ini akan mengurangi bau yang menyengat dari kotoran ternak.
Proses Pembuatan Instalasi Biogas Dasar Perhitungan : Sebelum pembuatan instalasi biogas, telebih dahulu harus ditentukan terlebih dahulu kapasistas alat yang akan dibuat. Hal ini penting dilakukan sebagai dasar untuk menentukan ukuran peralatan yang paling tepat. Perhitungan kapasitas alat didasarkan pada jumlah ternak dan faeces yang dihasilkan dengan perhitungan sebagai berikut :
- Tiap ekor sapi menghasilkan 2 ember kotoran per hari
- Kotoran perlu diencerkan dengan 3 ember air
- Volume ember = 10 liter
- Jumlah ternak yang diusahakan misalnya 4 ekor sapi
- Lamanya proses pembentukan gas (fermentasi) sekitar 30 hari.
Berdasarkan perhitungan di atas, maka setiap hari yang dimasukkan ke dalam digester adalah 2+3 ember = 5 ember atau 50 liter campuran faeces dan air untuk tiap ekor sapi. Bila lamanya pembentukan gas 30 hari, maka tiap ekor sapi membutuhkan ruang digester 30 x 50 liter = 1.500 liter.Dapat dibuat rumus sebagai berikut : Vd = Sd x RT
- Vd = Volume tangki pencerna
- Sd = jumlah masukan perhari = jumlah kotoran + air
- RT = retention time = lama pencernaan
Penentuan lokasi digester merupakan hal penting. Dasar untuk penentuan lokasi paling ideal adalah dekat dengan sumber bahan baku berupa faeces, jadi sebaiknya dekat dengan kandang ternak yang akan dimanfaatkan faecesnya, dekat dengan sumber air dan persediaan yang cukup untuk bahan pengencer kotoran ternak, diusahakan lokasi biogas tidak terlalu jauh dari dapur.
- Sebaiknya jarak dengan dapur kurang dari 100 m Bagian utama dari instalasi biogas adalah digester Digester adalah tempat memproses kotoran ternak menjadi gas.
- Ada beberapa macam digester biogas berdasarkan bahan pembuatannya yaitu : Digester Permanen Digester ini terbuat dari bahan permanen yaitu batu bata dan semen.
Kelebihan digester permanen ini adalah : bahan tahan lama (bisa lebih dari 20 tahun; kokoh, kuat tahan cuaca; mudah dioperasikan; perawatan mudah dibandingkan tipe lainnya; dan lebih efisien. Namun kekurangannya adalah tidak dapat dipindah-pindahkan, pembangunannya harus teliti (tidak boleh ada lubang sebesar satu jarum pun); biaya kontruksi mahal.
- Digester Tidak Permanen Digester ini berasal dari bahan plastik atau fiber.
- Elebihan digester ini : harganya murah; bisa dipindahkan.
- Tetapi kekurangannya kapasitasnya kecil; tidak tahan lama, pengoprasiannya lebih sulit Pengoperasian Alat Sebelum dipakai perlu dilakukan pengujian kebocoran terhadap alat.
Dan sebelum mulai mengoperasikan instalasi biogas, kita perlu mengetahui hal-hal yang mempengaruhi proses pembentukan biogas. Hal ini penting sebagai pedoman dalam pengoperasian alat dan kegiatan harian yang harus dilakukan agar diperoleh hasil gas yang memenuhi syarat.
- Bahan baku isian (faeces) yang mempunyai ratio/ perbandingan C/N (Carbon banding Nitrogen) yang tinggi akan lebih banyak menghasilkan gas. Contoh : kotoran kuda dan babi yang mempunyai ratio C/N tinggi, lebih banyak menghasilkan gas dari pada kotoran sapi dan kerbau. Sedang kotoran sapi dan kerbau lebih banyak menghasilkan gas dibandingkan kotoran ayam dalam jumlah yang sama
- Kadar keasaman atau pH yang optimal berkisar antara 6 – 8. Untuk pengukuran pH menggunakan alat yang disebut pH meter atau kertas lakmus yang dapat dibeli di apotek.
- Temperatur optimal yang dikehendaki sekitar 35 o C. Untuk memperoleh kondisi ini digester ditempatkan di daerah yang mendapat sinar matahari langsung
- Perlu dilakukan pengadukan agar tidak terjadi kerak (scum) di lapisan atas atau permukaan cairan yang menyebabkan produksi menurun.
Langkah kerja pengoperasian alat
- Masukkan faeces ke dalam bak digester, singkirkan benda-benda keras, misalnya batu, kerikil, potongan kayu, dan lain-lain yang dapat mengganggu proses. Agar pemasukan faeces berjalan lancar, perlu dibantu dengan sekop atau cangkul dan menyiramkan air dengan ember (Jawa:menggelontor). Volume air yang masuk ke dalam digester sekitar 3 ember setiap memasukkan 2 ember faeces atau dengan perbandingan volume faece : volume air = 2 : 3.
- Gas mulai terbentuk pada hari kesepuluh. Gas yang terbentuk pada hari ke-10 hingga hari ke-20 harus dibuang karena masih bercampur dengan oksigen dari ruang penampung gas. Campuran gas metan dan udara dalam kadar 5%-14% bila dibakar akan meledak. Setiap kali dilakukan pembuangan fas dari bak penampungan gas, lebih-lebih pembuangan gas pertama, di sekitar lokasi tidak boleh ada api sekalipun hanya api rokok, karena api tersebut dapat membakar gas yang keluar. Maka, disarankan saat melakukan pekerjaan ini tidak merokok.
- Sejak hari ke 21 gas yang dihasilkan sudah dapat digunakan untuk kompor dan penerangan. Alirkan gas ke kompor gas dengan membuka kran atau gas yang dihasilkan ini ditampung terlebih dahulu ke dalam tangki gas selanjutnya dimanfaatkan untuk menyalakan kompor gas atau penerangan. Besar kecil tekanan gas dapat diatur dengan memberi beban atau tekanan pada bak penampung gas. Dalam peralatan yang dibuat ini beban tersebut berupa rantai pengikat yang dapat dikencangkan atau dikendorkan.
- Kegiatan Harian
- Kegiatan yang perlu dilakukan secara rutin setiap hari agar diperoleh gas yang berkesinambungan dan hasil yang maksimal adalah sebagai berikut :
- Penambahan umpan kotoran
Kotoran yang akan dimasukkkan ke dalam digester diencerkan dengan air. Untuk kotoran sapi dan kerbau dengan perbandingan volume air : kotoran = 3 : 2. Sedangkan untuk kotoran babi, kambing dan ayam yang relatif lebih kering, maka harus lebih banyak airnya, yakni dengan perbandingan 2 : 1.
- Pengadukan
- Pengadukan campuran dalam bak digester dilakukan setiap hari. Hal ini dimaksudkan agar pembentukan gas tidak menurun akibat terbentuknya kerak di permukaan cairan
- Perawatan saluran Pengeluaran
Setiap hari penambahan umpan ke dalam ruang digester akan menyebabkan terjadinya luapan di saluran keluaran. Hal ini dapat mengakibatkan penyumbatan pada saluran ini. Oleh karena itu, setiap hari perlu dilakukan perawatan dengan cara membersihkan limbah pengeluaran.
- Relatif aman karena gas yang digunakan bertekanan kecil, sehingga resiko meledak sangat kecil
- Pemanfaatan kotoran ternak menjadi lebih optimal
- Limbah yang dihasilkan menjadi tidak berbau
- Limbah yang dihasilkan langsung bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organik
- Sebagai alternatif untuk mengatasi krisis energi
Keberadaan Biogas di Kabupaten Kudus Sejak tahun 2006 instalasi biogas sudah dibangun di Kabupaten Kudus. Diantara tempat yang sudah ada instalasi biogas permanen adalah :
- Taman ternak, Desa Besito Kecamatan Gebog,
- Desa Kedungsari Kecamatan Gebog
- Desa Temulus Kecamatan Mejobo
- Desa Bulung Kulon Kecamatan Jekulo
- Desa Karangrowo Kecamatan Undaan
Sedangkan yang berasal dari plastik ada di Kelompok Pemuda Tani Bangkit Bersemi, Desa Undaan Kidul Kecamatan Undaan Share: : Biogas | Pemerintah Kabupaten Kudus
Berasal dari manakah bahan bakar biodiesel?
Membuat Biodiesel Secara Mandiri | PT Bukit Asam Tbk Bahan bakar diesel selain berasal dari petrokimia juga dapat disintesis dari esler asam lemak yang berasal dari minyak nabati. Bahan hakar dari minyak nabati (biodiesel) dikenal sebagai produk yang ramah lingkungan.
tidak mencemari udara. mudah terbiodegradasi, dan berasal dari bahan baku yang dapat diperbaharui. Biodiesel merupakan bahan bakar teroksigenasi (oxigenaled fuel), berbahan baku minyak nabati atau temak hewani yang diperoleh melalui reaksi esterifikasi asam lemak dan trans esterifikasi trigliserida. Sebagai bahan bakar nabati, biodiesel dapat dibuat dari bahan baku minyak kelapa sawit, minyak jarak pagar, dan minyak kedelai.
Namun berdasarkan kuantitas dan pengembangan produksi, pembuatan biodieset dengan bahan baku minyak ketapasawit lebih potensial karena infrastruktur dan suprastruktunya sudah tersedia di Indonesia di samping produktivitas biodiesel dari minyak kelapa sawit jauh lebih baik dibandingkan dengan minyak jarak dan kedelai.
Karena berasal dari kelapa sawit, sudah tentu bahan bakar biodiesel ini dijamin ramah lingkungan. Tak hanya itu, teknologi pengolahan minyak kelapa sawit menjadi biodiesel ini tidaklah sulit. Dapat dikatakan, semua orang bisa membuat produk ini. Pada umumnya biodiesel sintesis dari ester asam lemak dengan rantai karbon antara C6-C22.
Minyak sawit merupakan satah salu jenis minyak nabati yang men-gandung asam lemak dengan rantai karhon C14-C20, sehingga mempunyai peluang untuk dikembangkan sebagai hahan baku biodiesel. Pembuatan biodiesel melalui proses trans esterifikasi dua tahap.
- Dilanjutkan dengan pencucian, pengeringan dan terakhir filtrasi, tetapi jika bahan baku dari CPO maka sebelumnya pertu dilakukan esterifikasi.
- Proses trans esterifikasi meliputi dua tahap.
- Transesterifikasi I yaitu pencampuran antara kalium hidroksida (KOH) dan metanol (CH30H) dengan minyak sawit.
- Reaksi transesterifikasi I berlangsung sekitar 2 jam pada suhu 58-65°C.
Bahan yang pertamakati dimasukkan ke dalam reaktor adalah asam lemak yang selanjutnya dipanaskan hingga suhu yang telah ditentukan, Reaktor trans esterifikasi dilengkapi dengan pemanas dan pengaduk. Selama proses pemanasan, pengaduk dijalankan. Tepat pada suhu reaktor 63°C, campuran metanol dan KOH dimasukkan ke dalam reaktor dan waktu reaksi mulai dihitung pada saat itu.
Pada akhir reaksi akan ter-bentuk metil ester dengan konversi sekitar 94%. SeLanjutnya produk ini diendapkan selama waktu tertentu untuk memisahkan gliserol dan metil ester. Gliserol yang terbentuk berada di lapisan bawah karena berat jenisnya lebih hesar daripada metil ester. Gliserol kemudian diketuarkan dari reaklor agar tidak mengganggu proses transeslerifikasi II.
Setelah proses transesterifikasi II selesai dilakukan pengendapan selama waktu tertentu agar gliserol terpisah dari metil ester. Pengendapan II memerlukan waktu lebih pendek daripada pengendapan I karena gliserolyang terbentuk relatif sedikit dan akan larut melalui proses pencucian.
Pencucian hasil pengendapan pada transesterifikasi II bertujuan untuk meng hiLangkan senyawa yang tidak diperlukan seperti sisa gliserol dan metanol. Pencucian ditakukan pada suhu sekitar 55°C. Pencucian dilakukan tiga kali sampai pH campuran menjadi norrnat (pH 6.8-7.2). Pengeringan bertujuan untuk menghilangkan air yang tercampur dalam metil ester.
Pengeringan dilakukan sekitar 10 menit pada suhu 130°C. Pengeringan di-lakukan dengan cara memberikan panas pada produk dengan suhu sekhar 95°C secara sirkulasi. Ujung pipa sirkulasi ditempatkan di tengah permukaan cairan pada alat pengering. Tahap akhir dari proses pembuatan hiodiesel adalah filtrasi yang bertujuan untuk menghilangkan partiket-partikel pengotor biodiesel yang terbentuk selama proses berlangsung, seperti karat (kerak besi) yang berasal dari dinding reaktor atau dinding pipa atau kotoran dari bahan baku.
Filter yang dianjurkan berukuran sama atau lebih kecil dari 10, Bila pada bahan bakar bensin kita mengenal angka oktan tingkat pembakaran, maka dalam bahan bakar diesel dikenal dengan cetane number (CN). Makin tinggi nilai CN maka makin cepat pembakarannya dan mesin pun bekerja optimal. Pada biodiesel kandungan CN-nya mampu lehih tinggi dibandingkan nilai CH pada hahan hakar diesel umumnya yang benilai CN sehesar 50, sementara CN yang dihasilkan biodiesel hingga ke level 64.
(Berbagai sumber) : Membuat Biodiesel Secara Mandiri | PT Bukit Asam Tbk
Bagaimana proses pembuatan bahan bakar bio?
Energi terbarukan |
---|
Biofuel Biomassa Panas bumi Energi cairan Energi surya Energi pasang surut Energi ombak Energi angin |
Bahan bakar hayati atau biofuel adalah setiap bahan bakar adil padatan, cairan ataupun gas yang dihasilkan dari bahan-bahan organik. Biofuel mampu dihasilkan secara langsung dari tanaman atau secara tidak langsung dari limbah industri, komersial, domestik atau pertanian.
Hadir tiga cara sebagai pembuatan biofuel: pembakaran limbah organik kering (seperti buangan rumah tangga, limbah industri dan pertanian); fermentasi limbah basah (seperti kotoran hewan) tanpa oksigen sebagai menghasilkan biogas (mengandung sampai 60 persen metana ), atau fermentasi tebu atau jagung sebagai menghasilkan alkohol dan ester ; dan energi dari hutan (menghasilkan kayu dari tanaman yang cepat tumbuh sbg bahan bakar).
Proses fermentasi menghasilkan dua tipe biofuel: alkohol dan ester. Bahan-bahan ini secara teori mampu digunakan sebagai menggantikan bahan bakar fosil tetapi karena kadang-kadang diperlukan perubahan akbar pada mesin, biofuel biasanya dicampur dengan bahan bakar fosil.
- Uni Eropa merencanakan 5,75 persen etanol yang dihasilkan dari gandum, bit, kentang atau jagung ditambahkan pada bahan bakar fosil pada tahun 2010 dan 20 persen pada 2020.
- Sekitar seperempat bahan bakar transportasi di Brazil tahun 2002 adalah etanol.
- Biofuel menawarkan probabilitas memproduksi energi tanpa meningkatkan kadar karbon di atmosfer karena berbagai tanaman yang digunakan sebagai memproduksi biofuel mengurangi kadar karbondioksida di atmosfer, tidak seperti bahan bakar fosil yang mengembalikan karbon yang tersimpan di bawah permukaan tanah selama jutaan tahun ke udara.
Dengan begitu biofuel lebih bersifat carbon neutral dan sedikit meningkatkan konsentrasi gas-gas rumah kaca di atmosfer (meski timbul keraguan apakah keuntungan ini dapat dicapai di dalam prakteknya). Penggunaan biofuel mengurangi pula ketergantungan pada minyak bumi serta meningkatkan keamanan energi.
Hadir dua strategi umum sebagai memproduksi biofuel. Strategi pertama adalah menanam tanaman yang mengandung gula ( tebu, bit gula, dan sorgum manis ) atau tanaman yang mengandung pati/polisakarida ( jagung ), lalu menggunakan fermentasi ragi sebagai memproduksi etil alkohol. Strategi kedua adalah menanam berbagai tanaman yang kadar minyak sayur/nabatinya tinggi seperti kelapa sawit, kedelai, alga, atau jathropa.
Masa dipanaskan, karenanya ke viskositasan minyak nabati akan menjadi kurang dan dapat langsung dibakar di dalam mesin diesel, atau minyak nabati dapat diproses secara kimia sebagai menghasilkan bahan bakar seperti biodiesel, Kayu dan produk-produk sampingannya dapat dikonversi menjadi biofuel seperti gas kayu, metanol atau bahan bakar etanol,
Bahan apa saja yang digunakan untuk membuat biodiesel?
Kamis, 19 Desember 2019 | 11:40 WIB | Humas EBTKE Apa itu BBN? Apa sih Biodiesel itu? Program B30? Mungkin masih banyak yang bertanya dan belum paham terkait program ini. Simak ulasan berikut, segala informasi dan penjelasan mengenai Program Mandatori Biodiesel B30 akan dikupas tuntas disini.1. Apa itu Bahan Bakar Nabati? Bahan Bakar Nabati adalah bahan bakar yang berasal dari bahan-bahan nabati dan/atau dihasilkan dari bahan-bahan organik lain.2.
- Apa saja jenis Bahan Bakar Nabati? Bahan Bakar Nabati terdiri dari Biodiesel, Bioetanol dan Minyak Nabati Murni.3.
- Apa itu biodiesel? Biodiesel adalah bahan bakar nabati untuk aplikasi mesin/motor diesel berupa ester metil asam lemak (fatty acid methyl ester/FAME) yang terbuat dari minyak nabati atau lemak hewani melalui proses esterifikasi/transesterifikasi.4.
Apa bahan baku biodiesel? Untuk saat ini, di Indonesia bahan baku biodiesel berasal dari Minyak Sawit (CPO). Selain dari CPO, tanaman lain yang berpotensi untuk bahan baku biodiesel antara lain tanaman jarak, jarak pagar, kemiri sunan, kemiri cina, nyamplung dan lain-lain.5.
Bagaimana proses pembuatan biodiesel? Proses pembuatan biodiesel umumnya menggunakan reaksi metanolisis (transesterifikasi dengan metanol) yaitu reaksi antara minyak nabati dengan metanol dibantu katalis basa (NaOH, KOH, atau sodium methylate) untuk menghasilkan campuran ester metil asam lemak dengan produk ikutan gliserol.
Skema proses produksi biodiesel sebagai berikut: Apabila kandungan asam lemak bebas minyak nabati > 5%, maka terlebih dahulu dilakukan reaksi esterifikasi. Selain dari proses esterifikasi/ transesterifikasi dapat juga dilakukan dengan konversi enzimatis.6. Apa kegunaan Biodiesel? Biodiesel digunakan sebagai energi alternatif pengganti Bahan Bakar Minyak untuk jenis diesel/solar. Biodiesel dapat diaplikasikan baik dalam bentuk 100% (B100) atau campuran dengan minyak solar pada tingkat konsentrasi tertentu seperti B20.7. Bagaimana perkembangan implementasi Program Mandatori Biodiesel? Program mandatori biodiesel sudah mulai diimplementasikan pada tahun 2008 dengan kadar campuran biodiesel sebesar 2,5%. Secara bertahap kadar biodiesel meningkat hingga 7,5% pada tahun 2010. Pada periode 2011 hingga 2015 persentase biodiesel ditingkatkan dari 10% menjadi 15%. Selanjutnya pada tanggal 1 Januari 2016, ditingkatkan kadar biodiesel hingga 20% (B20). Program Mandatori B20 berjalan baik dengan pemberian insentif dari BPDPKS untuk sektor PSO. Dan mulai 1 September 2018 pemberian insentif diperluas ke sektor non-PSO. 8. Apakah landasan hukum penerapan Program Mandatori Bahan Bakar Nabati (BBN)? Pemerintah Indonesia c.q. Kementerian ESDM menggalakkan Program Mandatori BBN melalui Peraturan Menteri ESDM No.32 Tahun 2008 tentang Penyediaan, Pemanfaatan, dan Tata Niaga BBN sebagai Bahan Bakar Lain sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan Peraturan Menteri ESDM No.12 Tahun 2015.9.
Apakah tujuan implementasi Program Mandatori BBN? Tujuan implementasi Program Mandatori BBN sebagai berikut: – Memenuhi komitmen Pemerintah untuk mengurangi emisi GRK sebesar 29% dari BAU pada 2030; – Meningkatkan ketahanan dan kemandirian energi; – Stabilisasi harga CPO; – Meningkatkan nilai tambah melalui hilirisasi industri kelapa sawit; – Memenuhi target 23% kontribusi EBT dalam total energi mix pada 2025; – Mengurangi konsumsi dan impor BBM; – Mengurangi emisi GRK; dan – Memperbaiki defisit neraca perdagangan.10.
Apa yang dimaksud dengan program B20? Program B20 adalah program pemerintah untuk mewajibkan pencampuran 20% Biodiesel dengan 80% bahan bakar minyak jenis Solar.11. Apakah regulasi yang mengatur tentang pelaksanaan mandatori program B20? Regulasi yang mengatur tentang pentahapan mandatori program B20 adalah Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No.12 tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No.32 tahun 2008 tentang Penyediaan, Pemanfaatan dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai Bahan Bakar Lain. 12. Sejak kapan program B20 ini diberlakukan? Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No.12 tahun 2015 tentang tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri ESDM No.32 tahun 2008 tentang Penyediaan, Pemanfaatan dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai Bahan Bakar Lain, Program B20 mulai diberlakukan sejak 1 Januari 2016.
Pada saat diimplementasikan, pemerintah memberikan insentif dengan dukungan pendanaan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) untuk menutup selisih antara HIP Biodiesel dan HIP Solar untuk sektor PSO d an mulai 1 September 2018 pemberian insentif tersebut diperluas ke sektor non-PSO.13.
Pada sektor apa saja program B20 diterapkan? Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No.12 tahun 2015, jenis sektor yang wajib menerapkan diantaranya usaha mikro, usaha perikanan, usaha pertanian, transportasi dan pelayanan umum/ PSO (Public Service Obligation); transportasi non PSO; dan industri dan komersial.
Namun, program tersebut yang sudah diimplementasikan dengan baik di sektor transportasi (PSO). Sesuai arahan Presiden RI, terhitung mulai tanggal 1 September 2018 mandatori B20 dijalankan secara masif di semua sektor. Pada pelaksanaan penerapan ini Pemerintah melakukan perluasan insentif dana pembiayaan biodiesel ke seluruh sektor termasuk Non PSO, sehingga realisasi pemanfaatan biodiesel meningkat.14,
Bagaimana hasil penerapan program B20? Program Biodiesel 20% (B20) berjalan dengan baik dengan adanya dukungan kapasitas produksi yang cukup, uji kinerja/uji jalan, pemantauan secara berkala atas kualitas dan kuantitas oleh tim independen, serta penyusunan Standar Nasional Indonesia (SNI).4.
Saat ini terdapat 25 BU BBN yang aktif berproduksi dengan total kapasitas terpasang sebesar 12,06 juta KL/tahun. Pemanfaatan biodiesel tahun 2018 sebesar 3,75 juta KL dalam negeri telah berhasil menurunkan impor solar sebesar 466.902 KL dan menghemat devisa sebesar US$1,89 Miliar USD atau Rp 26,27 Triliun.
Pemanfaatan biodiesel tahun 2018 juga telah berhasil menurunkan emisi GRK dan meningkatkan kualitas lingkungan sebesar 5,61 juta ton CO2.15. Bagaimana realisasi implementasi program B20? Realisasi implementasi program B20 sampai bulan Oktober 2019 adalah sebagai berikut: 16. Apakah biodiesel dapat langsung digunakan pada mesin diesel biasa? Biodiesel siap digunakan oleh mesin diesel biasa dengan sedikit atau tanpa penyesuaian. Penyesuaian dibutuhkan jika penyimpanan atau wadah biodiesel terbuat dari bahan yang sensitif dengan biodiesel seperti seal, gasket, dan perekat terutama mobil lama dan yang terbuat dari karet alam dan karet nitril.17.
- Apakah benar biodiesel menyebabkan kerak pada tangki bahan bakar? Tidak benar bahwa biodiesel menyebabkan kerak pada tangki bahan bakar.
- Biodiesel merupakan senyawa ester yang banyak digunakan sebagai pelarut/pembersih.
- Pemanfaatan biodiesel justru dapat membersihkan kerak dan kotoran yang tertinggal pada mesin, saluran bahan bakar dan tangki bahan bakar karena sifatnya sebagai solvent/pelarut.18.
Apakah benar penggunaan B20 menyebabkan kerusakan pada injektor? Keberhasilan dari penggunaan B20 tergantung dengan 3 (tiga) faktor. yaitu kualitas bahan bakar (biodiesel dan solar), handling/penanganan bahan bakar dan juga kompatibilitas material terhadap bahan bakar tersebut.
Kerusakan yang terjadi pada injektor dapat diakibatkan dari ketidaksesuaian salah satu atau lebih dari ketiga faktor tersebut.19. Bagaimana menghindari sludge yg mudah timbul pada biodiesel yang didiamkan lama? Adanya kontaminasi air pada biodiesel dapat menimbulkan Sludge. Selama penanganan/handling Biodiesel baik dan sesuai dengan tata cara penanganan yang disarankan, maka sludge pada biodiesel tidak akan timbul.20,
Bagaimana dampak penggunaan biodiesel terhadap lingkungan? Penggunaan biodiesel dapat meningkatkan kualitas lingkungan karena bersifat degradable (mudah terurai) dan emisi yang dikeluarkan lebih rendah dari emisi hasil pembakaran bahan bakar fosil. Berdasarkan hasil Laporan Kajian dan Uji Pemanfaatan Biodiesel 20% (B20) yang dilakukan oleh Ditjen EBTKE bersama beberapa stakeholder terkait pada tahun 2014, diperoleh hasil uji emisi sebagai berikut: 1.
Kendaraan berbahan bakar B20 menghasilkan emisi CO yang lebih rendah dibandingkan kendaraan B0. Hal ini dipengaruhi oleh lebih tingginya angka cetane dan kandungan oksigen dalam B20 sehingga mendorong terjadinya pembakaran yang lebih sempurna.2. Kendaraan berbahan bakar B20 menghasilkan emisi Total Hydrocarbon (THC) yang lebih rendah dibandingkan kendaraan B0.
Hal ini disebabkan pembakaran yang lebih baik pada kendaraan B20, sehingga dapat menekan emisi THC yang dihasilkan.21. Negara mana saja yang sudah mengaplikasikan program B20? Indonesia adalah negara pertama yang berhasil mengimplementasikan B20 dengan bahan baku utama bersumber dari kelapa sawit. 22. Apa yang dimaksud dengan program B30? Program B30 adalah program pemerintah untuk mewajibkan pencampuran 30% Biodiesel dengan 70% bahan bakar minyak jenis Solar.23. Mengapa Pemerintah melaksanakan Program Mandatori B30? Peningkatan pencampuran biodiesel dengan bakan bakar minyak jenis solar dilaksanakan karena melihat keberhasilan implementasi Program B20 dan selaras dengan target pencampuran biodiesel yang tertuang pada Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 Tahun 2015.Penerapan B30 juga diharapkan dapat semakin mengurangi laju impor BBM sehingga meningkatkan devisa negara.24.
Apa yang telah dilakukan Pemerintah sebagai persiapan pelaksanaan Program Mandatori B30? Beberapa persiapan yang telah dilakukan untuk implementasi B30, antara lain: – melakukan Revisi SNI Biodiesel; – melakukan uji jalan/fungsi B30; – memastikan kesiapan produsen biodiesel; – memastikan metode sistem handling dan penyimpanan yang tepat; – memastikan kesiapan infrastruktur; dan – melakukan sosialisasi untuk memastikan penerimaan semua pihak terkait, termasuk masyarakat.25.
Bagaimana pelaksanaan uji jalan/fungsi B30? Uji Jalan (Road Test) untuk kendaraan dengan kapasitas 3,5 ton dilaksanakan selama bulan Mei – November 2019 dengan melibatkan Kementerian ESDM, BPDPKS, BPPT, PT Pertamina (Persero), APROBI, GAIKINDO, dan IKABI. 26. Bagaimana hasil Uji Jalan B30? Pada tanggal 28 November 2019 telah dipaparkan hasil dari Road Test B30, dimana secara umum dinyatakan sebagai berikut: – pemanfaatan B30 memberikan peningkatan daya mesin; – menurunkan emisi; dan – tidak memberikan dampak negatif pada mesin.27.
Apa rekomendasi dari pelaksanaan Uji Jalan B30? Beberapa rekomendasi dari pelaksanaan Road Test B30 sebagai berikut: – Untuk menjaga kualitas B30, selama proses pencampuran, penyimpanan, dan penyaluran perlu dilakukan tindakan penanganan terkontrol dan termonitor secara berkala; – Biodiesel (B100) sebaiknya disimpan dalam tangki tertutup dan dihindarkan dari kontak dengan udara dan segera dilakukan pencampuran dengan B0; – Biodiesel (B100) yang digunakan pada campuran B30, diusulkan memiliki kadar monogliserida (MG) maksimum sebesar 0,55 %-massa, dan kadar air maksimum sebesar 350 ppm; dan – Direkomendasikan kepada APM untuk memberikan informasi kepada konsumen yang menggunakan kendaraan baru bahwa diawal pemakaian dapat terjadi penggantian filter yang lebih cepat.28.
Bagaimana persiapan teknis, administrasi dan infrastruktur guna mendukung kesuksesan pelaksanaan Program Mandatori B30? Beberapa persiapan baik teknis, administrasi dan infrastruktur juga terus dilakukan, diantara lain: – Telah ditetapkan spesifikasi (B100) untuk pencampuran 30% (B30) berdasarkan Kepdirjen EBTKE No.197 K/10/DJE/2019 tentang Spesifikasi BBN Jenis Biodiesel Sebagai Bahan Bakar Lain yang Dipasarkan di Dalam Negeri.
- Telah ditetapkan alokasi biodiesel tahun 2020 sebesar 9.590.131 KL (untuk 18 BU BBM dan 18 BU BBN).
- Telah diterbitkan Daftar BU BBN Biodiesel untuk Titik Serah atau Depot Tujuan Periode 2020 (28 Pertamina, 37 BU BBM lainnya).
- Melaksanakan trial B30 di 8 Titik Serah milik PT Pertamina (Persero).
- Penandatanganan kontrak BU BBM dan BU BBN telah dilakukan sejak awal Desember 2019 (untuk kontrak PT Pertamina dengan BU BBN ditanda tangan pada tanggal 16 Desember 2019).29.
Bagaimana persiapan proses distribusi guna mendukung kesuksesan pelaksanaan Program Mandatori B30? – Untuk memastikan sistem logistik dan handling yang handal serta meminimalisir naiknya kandungan air selama proses distribusi, maka diusulkan untuk melakukan trial B30 di titik-titik yang sudah siap untuk penyaluran B30.
- Adapun titik yang sudah siap dan BU BBN yang sanggup menyuplai B30 adalah 8 (delapan) titik serah milik PT Pertamina (Persero).
- Trial dimulai pada 25 November 2019.
- Saat ini penyaluran B100 untuk pencampuran B30 telah dilakukan dengan menggunakan moda kapal, truk, dan pipa di 8 TBBM Pertamina.
- Saat ini kualitas biodiesel yang telah disalurkan untuk trial B30 berdasarkan COA dari Pabrik Biodiesel masih memenui spesifikasi sebagaimana yang telah ditetapkan untuk tahun 2020, untuk pengecekan lebih lanjut akan dilakukan pengambilan sampel di titik serah dan akan diuji untuk kualitas B100 maupun B30.30.
Apa manfaat pelaksanaan Program Mandatori B20 dan B30 bagi aspek ekonomi dan sosial? Secara garis besar manfaat ekonomi dan sosial dari implementasi B20 dan B30, sebagai berikut: (RWS)
Berasal dari apakah energi alternatif biodiesel?
Pemerintah saat ini sedang menggalakkan bahan bakar minyak non fosil dari bahan bakar nabati (BBN) terutama dari kelapa sawit untuk menghasilkan Biodisel. Biodiesel adalah bioenergi atau bahan bakar nabati yang dibuat dari minyak nabati, turunan tumbuh-tumbuhan yang banyak tumbuh di Indonesia seperti kelapa sawit, kelapa, kemiri, jarak pagar, nyamplung, kapok, kacang tanah dan masih banyak lagi tumbuh-tumbuhan yang dapat meproduksi Bahan Minyak Nabati (BBN) dan dalam penelitian ini bahan bakar berasal dari nabati yang setelah mengalami beberapa proses seperti ektraksi, transesterifikasi diperoleh metil ester (biodiesel), kemudian biodiesel dicampur dengan bahan bakar solar.
- Hasil campuran itu disebut B10,B20 dengan tujuan agar bahan bakar B10, B20 ini mempunyai sifat-sifat fisis mendekatai sifat-sifat fisis solar sehingga B10, B20 dapat digunakan sebagai pengganti solar.
- Bahkan sekarang pemerintah mampu memproduksi biodiesel B100.
- Biodiesel B100 adalah bahan bakar nabati (BBN) biofuel untuk aplikasi mesin motor diesel berupa Fatty Acid Methyl Ester (FAME) yang dihasilkan dari bahan baku hayati dan biomassa lainnya yang diproses secara esterifikasi.
Secara teknis biodiesel dapat digunakan untuk semua mesin diesel tanpa modifikasi, termasuk tanki, truk pengangkut, dan pompanya. Biodiesel dapat digunakan murni (100%) atau sebagai campuran minyak solar sesuai tingkat kandungannya. Seperti B10 untuk campuran 10% biodiesel, B5 untuk yang 5% dan seterusnya.
Biodiesel dapat lebih berfungsi sebagai pelumas daripada minyak solar, sehingga suara dan getaran mesin dapat lebih halus. Dampaknya umur mesin dapat lebih panjang. Pengalaman menunjukkan penggunaan biodiesel dapat meningkatkan jarak tempuh. Dari sudut lingkungan penggunaan biodiesel dapat mengurangi efek rumah kaca karena kandungan oksigen yang lebih tinggi daripada solar sehingga pembakaran lebih sempurna.
Gas rumah kaca seperti karbon monooksida yang memiliki efek rumah kaca tinggi, dapat diminimumkan. Pembakaran juga lebih baik karena fungsi pelumasan biodiesel yang lebih baik. Selain itu karena biodiesel dihasilkan dari tanaman (penyerap CO2), maka neraca karbon dengan adanya pembakaran (emisi CO2) seimbang dengan penyerapannya.
Upaya pemerintah dalam menyediakan energi alternatif tersebut dihadapkan pada realita nasional yaitu adanya penurunan produksi sebagai akibat dari usia sawit yang sudah sangat tua di atas 25 tahun terutama sawit rakyat yang waktunya dilakukan peremajaan secara masal dalam upaya ketersediaan bahan baku.
Program replanting (peremajaan) sawit rakyat belum maksimal berjalan karena terkendala soal legalitas dan status lahan petani. Data dari Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Kelapa Sawit terkait perkembangan program replanting rakyat, menunjukkan bahwa replanting realisasi peremajaan sampai bulan Juli 2018 baru mencapai 10 ribu hektar dan anggaran yang disalurkan untuk kegiatan peremajaan sekitar Rp 265 miliar.
Upaya repanting menghadapi kendala utama yaitu persoalan legalitas lahan. Harapannya program replanting segera diselesaikan pada tahun 2019, sehingga ketersediaan bahan baku biodiesel dapat terpenuhi untuk beberapa tahun ke depan dengan mempertimbangkan tingkat pendapatan petani dengan adanya program replanting,
Pemerintah harus bekerja keras dan berupaya untuk menciptakan sumber-sumber pendapatan baru petani menjelang kelapa sawit produktif. (Sae/Aw/Bur/Rjs)