Mengenal Merkurius, Planet Terkecil di Tata Surya Merkurius adalah planet terdekat dengan matahari dan planet terkecil di tata surya kita. Planet tersebut memiliki diameter sekitar 3.032 mil (4.880 kilometer) dan berukuran kurang dari setengah ukuran Bumi.
Meskipun kecil, Merkurius mengelilingi matahari lebih cepat daripada planet lain di tata surya. Merkurius diambil dari nama sebuah dewa Romawi yang setara dengan Dewa Yunani, Hermes. Merkurius mengelilingi matahari selama 88 hari, menjadikannya sebagai planet tercepat di tata surya. Secara perhitungan waktu, satu tahun di Merkurius sama dengan kurang dari tiga bulan di Bumi.
Merkurius dapat terlihat di langit malam tanpa teleskop dan telah dikenal manusia di seluruh dunia selama ribuan tahun. Menurut Cool Cosmos, bangsa Sumeria membuat salah satu catatan paling awal yang diketahui tentang planet ini sekitar 3.000 SM. Merkurius mungkin tampak sebagai planet terpanas karena terdekat dengan matahari.
Namun, ia tidak memiliki atmosfer seperti Bumi yang dapat memerangkap dan menahan panas, sehingga sisi yang menghadap jauh dari matahari biasanya cukup dingin, terutama karena Merkurius berotasi lambat dan membutuhkan waktu sekitar 59 hari Bumi untuk menyelesaikan satu rotasi. Menurut Badan Antariksa Amerika (NASA), suhu di permukaan Merkurius masih bisa mencapai 800 derajat Fahrenheit (427 derajat Celcius) pada siang hari, tetapi bisa turun hingga minus 290 F (minus 179 C) pada malam hari.
Menurut Museum Sejarah Alam di London, Inggris. Merkurius sebagian besar terdiri dari besi. Planet itu memiliki inti dalam dengan inti luar logam cair dan terbungkus dalam mantel dan kerak, seperti Bumi. Inti bagian dalam Merkurius padat dan ukurannya mendekati Bumi.
Meskipun Merkurius merupakan planet terkecil di tata surya, inti dalamnya padat dan ukurannya mirip dengan Bumi, menurut sebuah studi tahun 2019 yang diterbitkan dalam jurnal Geophysical Research Letters. Merkurius memiliki eksosfer yang merupakan sebutan untuk lapisan terluar tipis atmosfer Bumi, bukan atmosfer penuh.
Eksosfer Merkurius dibentuk oleh angin matahari dan meteoroid menghantam atom dari permukaannya. Eksosfer dapat melindungi Merkurius dari benda-benda seperti asteroid. Planet ini berkawah ke titik di mana ia menyerupai bulan Bumi. Menurut Museum Sejarah Alam di London, tidak ada bulan di sekitar Merkurius karena begitu dekat dengan matahari sehingga gravitasi matahari menyeret mereka menjauh.
- Apa di Planet Merkurius ada kehidupan? Kehidupan di Merkurius masih menjadi misteri bagi para ilmuwan.
- Gagasan mengenai gravitasi benda-benda yang sangat jauh ini dapat mempengaruhi kehidupan kita dalam beberapa cara tidak terbukti dalam kerangka fisika,” jelas Jean-Luc Margot, profesor astronomi dan ilmu planet di University of California, Los Angeles, seperti dikutip dari Live Science, Selasa (17/5).
Dilansir dari situs messenger para ilmuwan masih harus terus mengkaji mengenai Merkurius, Suhu yang tidak tidak pasti serta melimpahnya radiasi matahari menjadikannya terlalu ekstrem untuk ditinggali oleh organisme hidup mana pun. Pesawat luar angkasa MESSENGER (Mercury Surface, Space Environment, Geochemistry, and Ranging) menemukan air beku di Merkurius pada 2011.
- Es berkumpul di kutub sehingga melindunginya dari sinar matahari.
- Asteroid mungkin telah membawa sebagian besar es ini ke Merkurius.
- Merkurius, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Astrophysical Journal Letters pada 2020, mungkin memproduksi hingga 10% dari esnya sendiri.
- Hal ini dimungkinkan karena permukaan Merkurius memiliki mineral yang disebut hidroksil dengan gugus atom oksigen (O) dan hidrogen (H) yang dapat diaktifkan menjadi energi di bawah panas matahari ekstrem dan bertabrakan untuk membentuk molekul air (H2O).
Sementara matahari juga memecah molekul-molekul ini, beberapa melayang di sekitar planet dan berakhir di kawah yang sangat dingin di kutub untuk membentuk es, (M-4) : Mengenal Merkurius, Planet Terkecil di Tata Surya
Contents
Planet apa yang memiliki ukuran terkecil dan terbesar dalam sistem tata surya?
Ada berapa planet di tata surya? – Berdasarkan data Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (National Aeronautics and Space Administration/NASA), tata surya terdiri dari matahari sebagai pusat tata surya dengan delapan planet yang mengitari, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
- Planet terbesar dalam tata surya adalah Jupiter.
- Sedangkan planet terkecil adalah Merkurius.
- Sebelumnya, Pluto termasuk planet dalam tata surya.
- Namun, Persatuan Astronomi Internasional (International Astronomical Union/IAU) mengubah status Pluto pada tahun 2006 dari sebuah planet menjadi planet kerdil.
Planet kerdil adalah benda angkasa bukan satelit yang mengelilingi Matahari, mempunyai massa yang cukup untuk bisa membentuk bulatan diri, tetapi belum dapat membersihkan daerah sekitarnya. Tata surya merupakan bagian dari galaksi Bima Sakti (Milky Way).
Berapa jumlah planet di Tata Surya?
Membandingkan Ukuran Planet-planet Tata Surya
Tata surya. Kredit: Wikimedia Commons |
Info Astronomy – Tata surya terdiri atas delapan planet utama, mulai dari Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Kedelapan planet juga memiliki ukuran yang berbeda-beda. Lalu, seperti apa perbandingannya? Bila kamu masih menganggap bahwa Bumi adalah planet yang besar, kamu mungkin terkejut karena pada kenyataannya planet kita hanyalah planet yang kecil bila dibandingkan dengan planet-planet raksasa gas raksasa yang berada di tepi luar tata surya kita.
Di artikel ini, kita akan mengeksplorasi planet-planet di tata surya, dengan sedikit bahasan mengenai bagaimana planet-planet bisa berukuran seperti sekarang ini. Sejarah Singkat Tata Surya Memang, belum ada manusia sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, ketika tata surya mulai terbentuk. Lalu, bagaimana para astronom tahu sejarah tata surya? Kelahirannya tata surya rupanya bisa diketahui dari beberapa sumber: meneliti batuan di Bumi, meneliti asteroid-asteroid dekat Bumi, mengamati sistem bintang lain yang sedang dalam proses pembentukannya, dan beberapa metode lainnya.
Semakin banyak informasi yang ditemukan, semakin berkembang pula teori pembentukan tata surya kita. Teori terkemuka saat ini, yang tentunya sudah berbasis hasil pengamatan dan fakta, para astronom percaya bahwa tata surya dimulai dengan gas dan awan debu, atau nebula, yang berputar.
Perputaran pada nebula tersebut pada akhirnya memiliki gravitasi yang kuat di pusatnya, dan hingga akhirnya runtuh untuk membentuk Matahari. Energi dari Matahari muda yang baru terbentuk itu pun mulai mendorong partikel gas yang lebih ringan menjauh darinya melalui angin matahari, sementara partikel yang lebih besar dan lebih padat seperti debu tetap berada di dekatnya.
Pada fase ini, Matahari dikelilingi oleh apa yang disebut sebagai cakram akresi.
Ilustrasi cakram akresi. Kredit: NASA/FUSE |
Selama lebih dari jutaan tahun setelah Matahari terbentuk, partikel-partikel gas dan debu pada cakram akresi tadi saling menarik atau menabrak satu sama lain karena gravitasi, bersama-sama mereka mulai bergabung menjadi satu kesatuan baru: cikal bakal planet, atau planetesimal.
Ketika planetesimal yang berukuran besar berhasil terbentuk, mereka menyapu partikel-partikel yang lebih kecil untuk membersihkan orbitnya. Pada fase ini, planet-planet mulai membentuk dirinya sendiri. Karena lebih banyak debu di area dekat Matahari, maka terbentuklah planet-planet berbatu seperti Merkurius hingga Mars.
Sementara karena lebih banyak gas di area jauh Matahari, maka bagian luar tata surya saat ini dihuni oleh planet-planet raksasa gas. Seberapa Besar Ukuran Planet-planet? Agar lebih mudah untuk membayangkannya, mari kita analogikan bahwa planet-planet di tata surya adalah buah-buahan yang sering kita makan atau temui di toko buah, perbandingannya jadi seperti ini kira-kira:
Infografik: Riza |
Bagaimana? Lebih mudah untuk dibayangkan, bukan? Nah, di bawah ini merupakan perkiraan radius delapan planet di tata surya kita yang sudah disusun dalam urutan ukuran. Kami juga menyertakan ukuran radius relatif terhadap Bumi untuk membantu kamu membayangkannya dengan lebih baik.
Jupiter (69.911 km) – 1.120% ukuran Bumi Saturnus (58.232 km) – 945% ukuran Bumi Uranus (25.362 km) – 400% ukuran Bumi Neptunus (24.622 km) – 388% ukuran Bumi Bumi (6.371 km) Venus (6.052 km) – 95% ukuran Bumi Mars (3.390 km) – 53% ukuran Bumi Mercury (2.440 km) – 38% ukuran Bumi
Ya, Jupiter adalah raksasa, ia merupakan planet terbesar di tata surya kita. Bila Jupiter adalah buah, maka mungkin merupakan semangka. Jupiter juga memiliki massa yang besar, dan diyakini bisa mempengaruhi jalur benda-benda kecil di tata surya. Dengan gravitasinya yang besar itu, Jupiter bisa mengirim komet atau asteroid ke tata surya bagian dalam, sekaligus juga bisa melempar benda-benda kecil itu menjauhi tata surya.
Saturnus, yang paling terkenal karena cincinnya, merupakan planet terbesar kedua. Ia merupakan jeruk limau bila dianalogikan sebagai buah. Bersama Jupiter dan Saturnus di tata surya bagian luar, ada planet Uranus dan Neptunus, yang keduanya memiliki atmosfer hidrogen, helium, dan metana. Berbeda dengan Jupiter dan Saturnus yang merupakan raksasa gas, Uranus dan Neptunus dikenal sebagai raksasa es.
Sementara itu, planet-planet dalam seperi Venus dianggap sebagai kembaran Bumi karena memiliki ukuran yang hampir sama besar, maka mereka berdua dianalogikan sebagai tomat. Lain lagi dengan Mars, ia sedikit lebih kecil dari Bumi sehingga bila ia buah maka merupakan bluberi.
Apakah Merkurius terkecil dari 4 planet kebumian di Tata Surya?
Struktur Dalam Planet Merkurius – Dengan diameter sebesar 4879 km di katulistiwa, Merkurius adalah planet terkecil dari 4 planet kebumian di Tata Surya. Jarak merkurius ke matahari 57 juta km, dan jarak Merkurius dengan Bumi 92 juta km. Merkurius terdiri dari 70% logam dan 30% silikat serta mempunyai kepadatan sebesar 5,43 g/cm 3 hanya sedikit dibawah kepadatan Bumi. Peta belahan planet Merkurius oleh instrumen MLA di MESSENGER terendah (ungu) sampai 10 km tertinggi (merah).
Apa planet terkecil di dunia?
JAKARTA – Sampai saat ini predikat planet terkecil sering mengarah pada Pluto. Tetapi dengan Resolusi IAU 2006 status tersebut telah beralih ke Merkurius. Dengan demikian, selain menjadi planet terdekat dengan Matahari, Merkurius juga merupakan yang terkecil. Merkurius memiliki radius rata-rata 2440 Km dengan ukuran 0,38 dibandingkan dengan Bumi.