Coba Terangkan Bagaimana Cara Kerja Sistem Pengapian Baterai?

Coba Terangkan Bagaimana Cara Kerja Sistem Pengapian Baterai
jelaskan cara kerja sistem pengapian baterai konvensional?​ Pengguna Brainly Pengguna Brainly Jawaban: Ketika kunci kontak diposisikan pada posisi ON, maka arus listrik dari baterai akan mengalir ke ignition relay dan main relay. Arus atau listrik yang mengalir dalam rangkaian sistem pengapian ini akan terjadi secara terus menerus dari baterai, platina sampai ke massa.

Jawaban: Ketika kunci kontak diposisikan pada posisi ON, maka arus listrik dari baterai akan mengalir ke ignition relay dan main relay. Arus atau listrik yang mengalir dalam rangkaian sistem pengapian ini akan terjadi secara terus menerus dari baterai, platina sampai ke massa Penjelasan: semoga mambantu maaf kalau salah

: jelaskan cara kerja sistem pengapian baterai konvensional?​

Jelaskan apa yang dimaksud dengan sistem pengapian baterai?

Jawaban: Sistem pengapian flywheel magnet merupakan sistem pengapian yang paling sederhana dalam menghasilkan percikan bunga api di busi dan telah terkenal penggunaannya dalam pengapian motor-motor kecil sebelum munculnya pengapian elektronik. Sistem pengapian ini mempunyai keuntungan yaitu tidak tergantung pada baterai untuk menghidupkan awal mesin karena sumber tegangan langsung berasal dari source coil (koil sumber/pengisi) sendiri.

Sebutkan langkah kerja sistem pengapian?

Cara Kerja Sistem Pengapian – Seperti yang sudah dijelaskan, sistem pengapian bertugas untuk memercikan api untuk mendorong bahan bakar ketika mesin dihidupkan. Percikan api ini dapat terbentuk karena ada sulutan energi listrik bertegangan tinggi yang melewati elektroda busi.

Tegangan listrik yang dibuat mencapai angka 30.000 V DC dengan celah 0,88 mm dalam elektroda busi. Keberadaan celah pada elektroda busi dapat menimbulkan lompatan elektron yang nantinya akan menjadi cikal bakal terbentuknya percikan api. Namun, perlu Anda ketahui percikan tersebut hanya dibutuhkan ketika mobil akan digunakan saja.

Jika mesin tidak digunakan, maka rangkaian pemutus arus akan mengatur percikan api sehingga busi tidak menyala selamanya. Cara kerja sistem pengapian sendiri dimulai ketika Anda memutar kontak ke posisi ON. Pada posisi tersebut, komponen ignition relay dan main relay akan mulai aktif sehingga memunculkan aliran arus listrik yang dihasilkan dari baterai.

  1. Arus listrik tersebut kemudian mengalir dan melewati bagian ballast resistor menuju ignition coil,
  2. Pada bagian tersebut Anda akan menemukan kumparan primer dan sekunder.
  3. Edua kumparan ini memiliki input yang dapat mengaliri arus listrik.
  4. Namun, kedua komponen ini memiliki output yang berbeda satu sama lain.

Kumparan primer memiliki output yang cenderung mengarah pada rangkaian pemutus arus. Sedangkan kumparan sekunder lebih mengarah ke bagian komponen busi pada mobil. Arus listrik yang mengalir pada rangkaian sistem pengapian tidak akan memiliki perubahan.

Pasalnya, tegangan pada coil tidak akan berubah jika belum ada pergerakan pada bagian pemutus arus. Kondisi demikian membuat busi tak bisa menyala ketika flywheel belum berputar. Akibat aliran listrik yang melewati primer koil, bagian inti coil menjadi magnet bahan bakar. Urutan sistem pengapian mobil yang bukan konvensional, akan bekerja pada saat bagian flywheel diputar oleh sistem starter.

Ketika mesin mulai berputar, rangkaian ini juga akan ikut berputar mengikuti RPM mesin. Ketika platina terbuka, arus listrik yang melewati primer koil terputus. Meski aliran terputus, bagian inti akan memercikan api pada busi. Sistem pengapian transistor sering disebut semi elektronik.

Apa saja yang termasuk sistem pengapian?

Sebuah kendaraan memiliki mesin yang digerakkan karena adanya pembakaran antara udara dan bahan bakar atau bensin. Supaya proses pembakaran berhasil dibutuhkan percikan api yang berasal dari busi. Percikan api tersebut berhasil muncul karena sistem pengapian konvensional yang digunakan sejak kendaraan bermotor dengan bensin pertama kali dibuat.

Hingga saat ini sistem pengapian tersebut masih terus digunakan. Simak penjelasan lengkap mengenai pengapian konvensional dalam sebuah kendaraan berikut ini. Baca Juga : Awas, Ini Gejala Sensor ECT Rusak & Cara Mencegahnya Apa Itu Sistem Pengapian Konvensional dan Fungsinya Secara umum ada empat jenis sistem pengapian yang digunakan pada kendaraan mobil.

Pertama adalah sistem pengapian konvensional, kedua sistem pengapian CDI, ketiga sistem pengapian transistor dan terakhir sistem pengapian DLI. Di antara keempatnya, pengapian konvensional adalah sistem yang pertama kali dirancang oleh manusia dalam sebuah kendaraan bermotor.

Pengertian dari sistem ini adalah rangkaian mekatronika sederhana. Baca Juga : Tips Perawatan Ban Mobil Sebelum Mudik Lebaran Tujuan dibuat adalah untuk menciptakan percikan api pada busi dengan interval tertentu. Busi akan menciptakan percikan api karena energi listrik dari tegangan yang mengalir tinggi melewati elektroda busi.

Tegangan bisa mencapai 30.000 V DC, di mana celah 0,8 mm pada elektroda tersebut akan menciptakan lompatan elektron yang bentuknya percikan api. Ciri utamanya sendiri adalah menggunakan platina untuk menghubungkan dan memutuskan pengapian. Baca Juga : Mengenal Penyebab Mobil Overheat yang Harus Segera Diatasi Ada dua fungsi yang dimiliki sistem pengapian konvensional.

  1. Pertama adalah untuk menciptakan loncatan bunga api pada busi di waktu yang tepat.
  2. Waktunya adalah untuk menciptakan pembakaran antara udara dengan bahan bakar bensin.
  3. Fungsi yang kedua adalah untuk menciptakan loncatan bunga api dibutuhkan tegangan listrik yang tinggi.
  4. Tegangan tersebut akan menaikkan tegangan baterai sehingga menjadi tegangan tinggi coil melalui hubungan singkat arus primer oleh platina.

Sistem ini berbeda dengan sistem pengapian CDI yang justru menganut prinsip pengosongan arus pada kapasitor supaya terdapat tegangan pada coil. Berbeda juga dengan sistem pengapian transistor yang tak lagi menggunakan platina. Seperti apa cara kerja dari pengapian konvensional dipengaruhi oleh komponen yang ada di dalamnya. Komponen dalam Sistem Pengapian Konvensional Setiap sistem pengapian memiliki komponen yang berbeda-beda tergantung bagaimana caranya bekerja. Masing-masing komponen ini memiliki fungsi dan tugas berbeda namun saling berhubungan untuk menciptakan percikan api.

  1. Jadi busi tidak bekerja sendiri dalam sebuah kendaraan motor atau mobil untuk bisa menciptakan percikan api.
  2. Secara umum ada tiga komponen utama yang penting yaitu Nok, Ignition Coil dan Distributor.
  3. Berikut ini komponen sistem pengapian konvensional yang digunakan.
  4. Baterai Sama seperti baterai pada umumnya, baterai di sini fungsi utamanya adalah untuk menyediakan arus listrik dengan voltase rendah yaitu sekitar 12 volt.

Selain untuk sistem pengapian, baterai juga memiliki fungsi kelistrikan pada bagian lainnya. Contohnya saja untuk suplai listrik menyalakan klakson, sistem pengisian dan komponen yang membutuhkan kelistrikan lainnya. Baterai ini lebih sering disebut dengan aki di mana fungsinya sangat penting untuk kelistrikan kendaraan.

  • Ignition Coil Komponen inilah yang berperan besar untuk menaikkan daya dari baterai yang tadinya hanya 12 volt.
  • Daya bisa dinaikan 10 KV bahkan lebih, seperti yang dijelaskan bahwa untuk menciptakan percikan api dibutuhkan tegangan listrik yang tinggi.
  • Ignition coil ini memiliki dua jenis kumparan yang masing-masing dililitkan pada bagian inti besi.

Di mana kumparan yang pertama disebut kumparan primer, yang akan menerima arus dari baterai dan diputus breaker point atau platina. Kumparan kedua atau kumparan sekunder ini nantinya akan menciptakan induksi elektromagnetik ketika arus listrik diputus oleh platina sehingga bisa membangkitkan tegangan sampai 10 KV bahkan lebih.

Kumparan primer biasanya menggunakan kawat tembaga yang ukurannya 0,5 hingga 1,0 mm bahkan lebih besar dan gulungannya sedikit. Sedangkan kumparan sekunder lebih kecil dan jumlah gulungannya lebih banyak. Distributor Kemudian komponen distributor ini sendiri terdiri dari banyak komponen di mana fungsi utamanya adalah untuk mendistribusikan tegangan listrik yang sudah dibangkitkan ignition coil ke setiap silinder.

Berikut ini macam-macam bagian dari distributor.

Nok

Disebut juga dengan Cam, komponen ini akan membuka platina di sudut poros engkol dengan tepat bagi masing-masing silinder. Nok sendiri terhubung dengan poros distributor dan akan digerakkan oleh poros nok.

Platina

Pada sistem pengapian konvensional fungsi platina adalah untuk memutuskan arus listrik yang mengalir ke kumparan primer dalam ignition coil. Tujuannya agar ignition coil mampu menciptakan tegangan listrik yang lebih tinggi dari baterai.

Kondensor

Sesuai dengan namanya, komponen distributor ini memiliki fungsi utama untuk menyerap loncatan bunga api pada platina. Penyerapan berlangsung ketika terjadi pembukaan yang bertujuan untuk menaikkan tegangan pada coil sekunder.

Centrifugal Governor Advancer

Fungsi dari komponen ini adalah untuk memajukan pada saat pengapian yang disesuaikan dengan putaran dari mesin.

Vakum Advancer

Komponen ini dipasang pada bagian distributor dan dihubungkan ke backing plate atau dudukan platina. Bentuknya sendiri seperti piringan yang memiliki dua selang dan dihubungkan ke karburator dan intake manifold. Pada saat komponen ini menyala maka akan menggeser backing plate dan menciptakan buka tutup platina. Fungsinya adalah memajukan saat pengapian sesuai dengan beban mesin.

You might be interested:  Solar Cell Merupakan Alat Yang Berfungsi Untuk Mengubah Energi?

Rotor

Komponen sistem pengapian konvensional ini memiliki fungsi untuk membagikan arus listrik tegangan tinggi yang sudah dihasilkan ignition coil ke busi.

Distributor Cap

Fungsi distributor ini adalah untuk membagikan arus listrik dari rotor ke kabel tegangan listrik sehingga setiap busi bisa menghasilkan percikan api.

Busi

Busi merupakan bagian dari distributor yang fungsinya adalah menciptakan percikan bunga api dari elektroda yang sudah didapatkan melalui kabel tegangan tinggi.

Kabel Tegangan Tinggi

Komponen dari sistem pengapian konvensional ini memiliki fungsi untuk mengalirkan arus dengan tegangan sangat tinggi ke busi dari ignition coil. Cara Kerja Sistem Pengapian Konvensional Setelah mengenali apa saja komponen dari sistem pengapian ini Anda pasti sudah bisa memiliki garis besar bagaimana cara kerjanya.

Cara Kerja saat Kontak On

Sistem pengapian ini akan bekerja ketika kontak dalam posisi ON. Maka Ignition Relay dan Main Relay akan aktif dan muncul aliran arus listrik dari baterai ke keduanya. Arus tersebut akan masuk ke kumparan primer dan sekunder pada ignition coil. Arus listrik hanya dialirkan saja sehingga sistem pengapian belum berjalan dan tak ada perubahan pada tegangannya.

Cara Kerja saat Posisi Start

Barulah pada saat flywheel diputar sistem starter, maka sistem pengapian akan mengalami pemutusan arus. Rangkaian pengapian ini terhubung dengan crankshaft mesin, jadi saat mesin berputar maka putaran akan menyesuaikan RPM mesin. Nok pada distributor jumlahnya sama dengan silinder mesin, di mana pada saat berputar maka akan menyentuh kaki platina dan terjadilah kontak point yang menyebabkan arus primer terputus.

Pada saat arus di kumparan primer terputus, maka medan magnet yang tadinya terbentuk juga akan padam. Namun medan magnet tersebut akan bergerak ke kumparan sekunder di mana arus tegangan listrik akan meningkat. Pergerakan dari pemutusan arus hingga meningkat terjadi dalam waktu yang singkat. Supaya prosesnya berjalan maka dibutuhkan platina yang bisa memutuskan dan menghubungkan arus pada kumparan primer dan sekunder.

Selanjutnya tegangan listrik yang tinggi tinggal dialirkan ke busi untuk menciptakan percikan api sehingga terjadilah pembakaran dan mesin akan menyala. Inilah sistem pengapian konvensional di mana ada beberapa rangkaian penting yang bekerja dengan sangat singkat pada kendaraan Anda.

Bagaimana cara kerja sistem pengapian elektronik?

Cara Kerja Pengapian Elektronik – Sistem pengapian adalah sebuah rangkaian sistematis yang berfungsi untuk memproduksi percikan bunga api pada busi. Percikan ini diperoleh karena adanya loncatan listrik bertegangan tinggi yang dihasilkan coil. Coba Terangkan Bagaimana Cara Kerja Sistem Pengapian Baterai Dilihat dari cara kerja sistem ini dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu 1. Sistem pengapian konvensional Sistem pengapian konvensional, bekerja secara mekanis dengan memanfaatkan kontak platina untuk memutuskan arus listrik.2. Sistem pengapian transistor Sistem pengapian transistor (elektronik) bekerja secara elektronik dengan menggunakan transistor untuk memutuskan arus primer.3.

  1. Sistem pengapian CDI Sistem pengapian CDI (Capasitor Discharge Ignition) memanfaatkan capasitor untuk memutuskan arus primer.
  2. Sistem ini lebih populer pada sepeda motor.4.
  3. Sistem pengapian DLI Sistem pengapian DLI (Distributor less Ignition) hampir sama dengan pengapian transistor, namun sistem ini tidak dilengkapi distributor karena mengusung Coil pack.

Sistem ini banyak diaplikasikan pada kendaraan modern. Untuk pembahasan kali ini, kita akan fokus pada pembahasan cara kerja sistem pengapian transistor (Fully Transistor).

Bagaimana cara kerja sistem pengapian sepeda motor?

2. Cara kerja sistem pengapian transistor. – Sistem pengapian transistor masuk dalam kategori semi elektronik. Sistem ini tidak lagi menggunakan platina melainkan sebuah transistor. Fungsinya untuk menggantikan peran platina. Untuk prinsip kerja sendiri, hampir sama dengan pengapian konvensional.

  • Saat kunci kontak ON maka arus dari baterai mengalir ke ignition coil dan output coil terhubung ke kaki transistor.
  • Transistor merupakan saklar elektronik yang memiliki tiga kaki.
  • Saat kaki basis mendapatkan arus listrik walau kecil, maka kaki colector dan emitor akan terhubung.
  • Namun jika kaki basis tidak mendapat suplai listrik, maka colector dan emitor akan terputus.

Saat mesin belum menyala, kaki basis akan mendapatkan suplai arus sehingga emitor dan colector terhubung. Akibatnya ada kemagnetan di ignition coil. Coba Terangkan Bagaimana Cara Kerja Sistem Pengapian Baterai Saat mesin starting, komponen pulser akan mengirimkan sinyal dengan frekuensi tertentu yang menandakan timing pengapian. Sinyal ini akan memutuskan dan menyambungkan arus basis dengan interval tertentu. Saat arus basis terputus, terjadi induksi elektromagnetik pada coil.

Bagaimana cara kerja CDI motor?

Komponen yang Terdapat pada Sistem Pengapian CDI – Sistem pengapian CDI memang memiliki beberapa jenis yang prinsip kerjanya berbeda. Namun jika dilihat dari segi komponennya sama dengan pengapian yang biasa. Berikut ini komponen yang digunakan dan fungsinya.

Komponen Baterai

Komponen ini memiliki fungsi utama menciptakan arus awal ketika kontak kendaraan diubah menjadi On. Arus pertama akan dialirkan ke kapasitor.2.Komponen CDI Unit CDI memiliki komponen yang terintegrasi yaitu resistor, thyristor, kapasitor dan dioda yang merupakan bagian utama.

  • Fungsi dari semua komponen ini seperti baterai dengan ukuran kecil sehingga mampu menyimpan arus dan menyalurkannya dalam voltase yang besar.
  • Ada juga bagian SCR yang fungsinya mengatur aliran arus kapasitor yang tepat dengan pulse igniter.3.Komponen Voltage Converter Komponen ini memiliki fungsi untuk meningkatkan tegangan listrik dari komponen baterai.

Cara kerjanya mirip dengan trafo step up, sehingga akan meningkatkan tegangan primer. Tegangan yang tadinya 12 Volt akan diubah menjadi 300 volt. Inilah komponen yang akan membuat daya dari CDI lebih besar dibandingkan sistem pengapian yang biasa.4.Komponen Pulse Igniter Disebut juga dengan pick up coil, fungsinya adalah sebagai pengirim trigger dalam bentuk sinyal PMW.

  1. Sinyal ini juga berfungsi untuk menentukan kapan waktu untuk discharge kapasitor.5.Ignition Coil Fungsi dari komponen ini adalah untuk mengubah listrik yang tadinya 12 Volt menjadi 20 Kv.
  2. Tujuannya adalah memicu terjadinya percikan api pada busi.
  3. Cara kerjanya seperti trafo step up dan prinsip yang digunakan adalah induksi elektromagnetik.6.Busi Bagian terakhir adalah busi, di mana arus berakhir dan menciptakan percikan api dengan komponen ini.

Proses terjadinya percikan api disebabkan adanya celah dari elektroda dan masa. Fungsi CDI tidak boleh dianggap remeh, karena tanpanya busi tidak akan menyala. Selain itu sistem ini berbeda dengan pengapian biasa. Bagi Anda yang penasaran dengan sistem ini bisa melihatnya pada motor Suzuki Spin 125, Satria FU, RC 100, Tornado, Thunder dan Katana.

Apa fungsi komponen baterai pada sistem pengapian konvensional?

3. Fungsi dari : a) Baterai : berfungsi untuk menyuplai energi listrik pada system pengapian b) Kunci kontak : berfungsi untuk memutus dan menghubungkan energi listrik dari baterai ke system pengapian c) Ignition coil : menaikkan tegangan baterai (12) menjadi tegangan tinggi (10KV atau lebih) yang dibutuhkan untuk

Bagaimana cara kerja sistem pengapian platina?

Platina adalah salah satu bagian sistem pengapian mobil. Tugas dari platina adalah memutus hubungan arus listrik dari aki mobil menuju kumparan primer koil. Pemutusan hubungan arus listrik tersebut memicu terjadinya induksi elektromagnetik pada kumparan sekunder.

Apa fungsi dari sistem pengapian?

Fungsi sistem pengapian yang pertama adalah menciptakan percikan api di dalam komponen bahan bakar. Sistem pengapian akan membakar campuran udara dan bensin pada langkah akhir kompresi. Saat percikan api sudah tercipta, maka mesin bisa menghasilkan tenaga putarnya.

Kapan pengapian dilakukan?

Cara Mengatur Waktu Pengapian: 12 Langkah (dengan Gambar) Istilah timing berhubungan dengan pengapian dan proses di mana busi mengeluarkan bunga api di dalam ruang bakar mesin mobil Anda. Waktu pengapian harus tepat agar mobil bekerja pada kemampuan maksimalnya, baik kecepatan maupun efisiensinya.

  1. 1 Pelajari apakah mobil Anda perlu diatur waktu pengapiannya atau tidak. Mobil modern memiliki sistem pengapian elektronik yang tidak membutuhkan pengaturan. Namun mesin 4 langkah lama akan memerlukan pengaturan ini untuk memastikan busi menyala pada saat yang tepat.
    • Jika Anda mengetahui tanda-tanda bahwa waktu pengapian mobil Anda kurang baik, seperti “ngelitik” dan “ledakan” atau mobil kebanjiran bensin atau kurang bensin, Anda perlu membawanya ke bengkel atau mengaturnya sendiri.
  2. 2 Pahami siklus pengapian. “Langkah” yang dimaksud pada mesin 4 langkah adalah mengacu pada proses pemasukan, kompresi, tenaga dan pembuangan. Waktu pengapian mengacu pada saat di antara kompresi dan tenaga, yaitu saat busi menyala, menimbulkan ledakan pada ruang bakar yang mengasilkan tenaga untuk memutar mesin, mendorong piston pada silinder.
    • Saat piston naik saat proses langkah kompresi, sesaat sebelum mencapai “titik mati atas”, busi harusnya menyala. Seiring waktu berjalan, waktu pengapian ini bisa bergeser, menghasilkan nyala busi yang kurang optimal. Jarak sebelum mencapai “titik mati atas” disebut waktu pengapian, dan direpresentasikan dalam barisan angka pada penyeimbang.
  3. 3 Pelajari angka waktu pengapian. Lihat pada angka-angka yang berbaris seperti pada penggaris pada bagian depan penyeimbang mesin, yang harusnya memiliki angka di bawah “nol”. Umumnya, saat mobil Anda keluar dari pabrik, angka ini diatur pada nol, dengan silinder pertama pada posisi titik mati atas. Waktu pengapian akan meju seiring akselerasi mobil. Ini membutuhkan pengaturan rutin dengan menggunakan lampu pengatur waktu pengapian.
    • Angka di sebelah kiri nol menunjukkan bahwa piston bergerak ke bawah, dan angka di sebelah kanan nol menunjukkan gerakan piston ke atas. Memutar roda itu disebut “memajukan” pengapian, dan memutar ke kiri disebut memundurkan pengapian.
  1. 1 Sambungkan lampu pengatur pengapian Anda. Sambungkan ke sumber daya dan ground pada aki mobil Anda, dan sambungkan sensor yang ada pada kabel busi nomor satu. Ikuti petunjuk pemakaian alat itu.
    • Lampu ini bekerja dengan cara menerangi tanda timing secara berkedip seiring putarannya, memungkinkan Anda melihat titik di saat busi menyala sesuai waktunya. Saat busi menyala, sensor akan mengirim sinyal ke lampu, yang akan menyala berkedip, menerangi angka yang ada pada waktu yang tepat.
  2. 2 Minta asisen untuk menekan gas. Untuk memeriksa angka timing dan mengetahui bagaimana pengapiannya, minta asisten untuk menekan gas saat Anda menyorot angka timing dengan lampu. Anda tentunya harus memastikan mobil dalam posisi parkir, dan jauhkan tangan Anda dari mesin.
  3. 3 Arahkan lampu ke bagian penyeimbang dan temukan angkanya. Meskipun roda itu berputar, namun lampu akan menyala tepat pada saat angka berada dalam arah penglihatan Anda, Ini adalah angka urutan pengapian.
    • Saat RPM meningkat, waktu penyalaan busi juga akan makin cepat. Ini adalah normal, karena pengapian bekerja dalam kurva, mengijinkan kecepatan meningkat dan menyesuaikan waktu pengapian dengan benar.
    • Untuk memeriksa keseluruhan waktu pengapian, Anda harus menjalankan mesin dalam 3500 RPM. Ini memastikan kurva waktu pengapian diatur dengan benar.
  4. 4 Pertimbangkan juga untuk “vacuum” pengapian jika perlu. Jika mobil Anda menerapkan pengapian “vacuum”, Anda perlu menlonggarkan baut pengatur distributor sebelum Anda menyalakan mesin. Lalu, lepaskan selang vacuum dari karburator dan tutup dengan lap untuk memeriksa pengapian.
    • Pengapian Vacuum bekerja dengan melakukan perubahan sesuai dengan RPM dengan cara memutar sedikit waktu pengapian.
  5. 5 Atur waktu pengapian, jika perlu. Sekarang setelah Anda mengetahui urutan pengapian, bagaimana Anda tahu bahwa Anda harus mengaturnya? Semua jenis mobil akan memiliki waktu pengapian yang berbeda, tergantung merk, tahun dan jenis transmisinya. Untuk mengetahui apakah Anda harus mengaturnya, cari angka optimal pengapian mobil Anda dan atur jika perlu.
    • Jika Anda tidak mengetahui angka pengapian anda, Tanyakan pada montir atau ke bengkel untuk bertanya.
  1. 1 Kendurkan baut distributor sehingga distributor bisa diputar. Untuk mengatur waktu pengapian, Anda hanya perlu menggeser distributor ke satu arah atau sebaliknya, tergantung apakah Anda akan memajukan atau memundurkan pengapian.
    • Jika rotor diputar searah jarum jam, Anda akan memajukan pengapian, dan sebaliknya. Butuh beberapa kali percobaan untuk merasakannya. Jadi, minta asisten untuk menambah RPM, periksa pengapiannya, dan geser distributornya.
  2. 2 Atur saat mesin menyala. Pegang distributor dengan mantab dan geser perlahan ke satu sisi. Lanjutkan sampai Anda melihat tanda pengapian. Atur tanda pengapian dengan terus melanjutkan penggeseran distributor dan periksa dengan menggunakan lampu pengatur waktu pengapian. Saat Anda selesai, kencangkan kembali baut distributor.
  3. 3 Jika Anda ragu, atur antara 34 dan 36 derajat. Mesin Chevy small block memiliki kurva pengapian yang diatur pada sudut ini untuk performa maksimum, saat mesi berputar pada 3500 RPM. Saat ini, waktu pengapian harus berhenti maju dan bertahan pada posisi ini.
    • Untuk melakukan pekerjaan ini dengan benar, Anda perlu mengaturnya pada saat mesin berputar dan periksa kembali saat mesin langsam untuk mendapatkan angka pengapian yang optimal.
  4. 4 kencangkan baut distributor setelah anda puas dengan pengaturan ini.
  • Baik jika Anda selalu membersihkan perangkat mobil Anda setelah Anda melepaskannya, dan periksa dari kerusakan sebelum memasangnya kembali.
  • Bersihkan tanda pengapian pada penyeimbang dan tandai titik mati atas dengan spidol putih atau kuning agar mudah dilihat.
  • Ingat bahwa Anda bekerja di bawah kap mesin dengan mesin menyala atau mati. Pastikan Anda menjaga keamanan Anda dengan tidak menggunakan baju yang longgar yang mungkin bisa terjepit pada mesin.
  • Distributor menangani tegangan pengapian yang tinggi. Distributor yang rusak atau kabel busi yang rusak bisa menimbulkan sengatan listrik yang menyakitkan jika Anda memegangnya saat mesin menyala.
  • Pastikan mesin mobil dingin sebelum mulai membuka perangkat yang mungkin panas.
  • Buku manual mobil Anda
  • Kunci pas
  • Timing light
  • Kaca mata pengaman
  • Sarung tangan, sepatu yang melindungi jari
  • Pelumas (opsional)
  • Tisu atau lap
You might be interested:  How To Go Solar In New York?

Artikel ini disusun bersama, Jay Safford adalah konsultan otomotif dan manajer proyek. Dia memegang sertifikasi Automotive Service Excellence (ASE), NAFA Fleet Management Association, Ford, dan L1. Dia berpengalaman lebih dari 15 tahun di bidang reparasi otomotif dan pernah bekerja sebagai instruktur otomotif di Lincoln Technical Institute in West Palm Beach, Florida.

Jelaskan langkah langkah pemeriksaan sistem pengapian?

Jawaban: Memeriksa jumlah elektrolit baterai (kurang atau tidak), Memeriksa sambungan terminal baterai (kotor atau tidak), Memeriksa kondisi kabel baterai dari kemungkinan putus atau terbakar.

Apa fungsi pengapian elektronik?

8 Komponen Sistem Pengapian Elektronik Pada Mobil Sistem pengapian elektronik adalah sebuah rangkaian pengapian mesin yang menggunakan transistor untuk memutuskan arus ignition coil. Kelebihan Penggunaan transistor selaku komponen elektronika ini, akan membuat efisiensi tegangan listrik lebih terjaga.

  1. Arena dalam sistem pengapian transistor tidak ada lagi percikan api yang sebelumnya timbul pada celah platina.
  2. Selain itu, skema pengapian ini juga tidak perlu dilakukan penyetelan celah.
  3. Arena waktu pemutusan arus coil sudah diset secara otomatis oleh transistor.
  4. Namun, pengapian elektronik ini masih memerlukan komponen distributor sebagai pembagi arus dari coil.

Untuk sistem pengapian yang tidak memiliki distributor, dikenal dengan DLI atau distributor less ignition. Selain itu kekuranangan pada sistem pengapian transistor ini adalah terletak pada rangkaiannya. Terutama pada tipe full transistor, karena kalau sudah menyentuh komponen elektronika pasti perlu pemahanan lebih tinggi.

Sebutkan langkah kerja yang dilakukan dalam perawatan pengapian konvensional?

PERAWATAN SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL Memeriksa Komponen Sistem Pengapian Langkah kerja atau hal-hal yang dilakukan dalam perawatan sistem pengapian konvensional adalah sebagai berikut:

  1. Memeriksa secara visual kelainan pada komponen dan rangkaian sistem pengapian.
  2. Memeriksa, membersihkan dan menyetel celah busi.
  3. Memeriksa dan membersihkan kabel tegangan tinggi.
  4. Memeriksa, membersihkan rotor dan tutup distributor.
  5. Memeriksa nok, centrifugal advancer dan vacum advancer.
  6. Memeriksa koil pengapian.
  7. Memeriksa, membersihkan dan menyetel celah platina/menyetel sudut dwell.
  • Berikut akan dijelaskan satu persatu dari ketujuh langkah kerja dalam perawatan sistem pengapian konvensional.
  • A) Memeriksa secara visual kelainan pada komponen dan rangkaian sistem pengapian
  • Memeriksa secara visual komponen sistem pengapian
  • Pemeriksaan secara visual meliputi hal-hal berikut:
  • Memeriksa jumlah elektrolit baterai (kurang atau tidak), Memeriksa sambungan terminal baterai (kotor atau tidak), Memeriksa kondisi kabel baterai dari kemungkinan putus atau terbakar.
  • Memeriksa koil pengapian dari kemungkinan terminalnya kotor, kabel kendor, putus, terbakar atau bodi retak.
  • Memeriksa distributor dari kemungkinan retak, kotor, terminal aus dan pemasangan kurang baik.
  • Memeriksa kabel busi dari kemungkinan atau pemasangan kurang tepat.

B) Memeriksa, membersihkan dan menyetel celah busi Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

Lepas kabel tegangan tinggi yang menempel dibusi, catat urutan kabel yang dilepas agar urutan pengapian tidak salah, karena kabel busi harus dipasang sesuai dengan urutan pengapian atau firing order (FO) yang benar.

Cara melepas kabel busi yang benar

  • Lepas busi satu persatu, periksa bagaimana warna dan deposit karbon pada rongga busi, kondisi elektroda dan masukkan busi pada nampan yang berisi bensin.
  • Bersihkan rongga busi menggunakan sikat dan bersihkan elektroda busi dengan amplas. Perhatian: Jangan membersihkan kotoran pada rongga busi dengan benda keras, seperti obeng kecil atau kawat karena dikhawatirkann isolator porselin menjadi retak sehingga busi mati.
  • setel celah elektroda busi sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan kendaraan.
Mengukur Celah Busi, Menyetel Celah Busi dan Membersihkan Busi

ul>

  • Pasang kembali busi pada silinder. Pemasangan yang benar adalah memutar busi dengan tenaga ringan, setelah ulir habis mengencangkan 1/4 putaran dengan kunci busi.
    1. Saat kita melakukan pengujian busi di luar silinder, kita dapat menyimpulkan busi masih baik, namun terdapat kemungkinan saat di dalam silinder busi mati karena busi bekerja pada tekanan lebih tinggi, sehingga kesimpulan kita salah, untuk mengatasi hal tersebut dibuat Spark plug cleaner and tester.
    2. Cara menggunakan spark plug cleaner tester adalah sebagai berikut:
    3. Membersihkan busi dengan spark plug cleaner tester
    1. Pasang busi yang akan dibersihkan pada lubang pembersih (3), tekan tombol udara untuk membersihkan kotoran yang menempel.
    2. Tekan tombol pasir pembersih sehingga pasir pembersih akan menyemprot rongga busi (atur tekanan 3-4 kg/cm 2, waktu 3-4 detik).
    3. Ulangi langkah 1. dan 2. diatas sampai busi bersih. Setelah busi bersih maka tekan tombol udara (1) agar pasir yang masih menempel dapat bersih.
    • Spark plug cleaner tester
    • Memeriksa busi menggunakan spark plug cleaner tester
    1. Pasang busi pada lubang tempat pemeriksaan, bila diameter lubang dengan busi tidak tepat ganti ukuran lubang (diameter lubang yang tersedia untuk ukuran busi 10mm, 12mm dan 14mm).
    2. Tekan tombol spark test, dan lihat apakah terdapat percikan api pada celah jarum, yang dapat dilihat pada kaca pandang (9) dan (10), bila ada berarti alat berfungsi.
    3. Pasang kabel tegangan tinggi pada terminal busi.
    4. Tekan tombol spark test (6), pada beberapa kondisi tekanan, seperti ditunjukan tabel di bawah ini.
    You might be interested:  Tenaga Listrik Yang Paling Efisien Adalah?
    Tekanan yang digunakan Hasil pengujian yang seharusnya
    Tekanan 2-3 kg/cm 2 Terjadi percikan api pada kaca pandang (9)
    Tekanan 3-4 kg/cm 2 Terjadi percikan pada kaca pandang (9) dan (10)
    Tekanan 5 kg/cm 2 Terjadi percikan pada kaca pandang (10)
    Tekanan 2-3 kg/cm 2 Terjadi percikan api pada kaca pandang (10) saja berarti busi sudah jelek

    C) Memeriksa dan membersihkan kabel tegangan tinggi

    1. Lepas kabel tegangan tinggi, bersihkan ujung kabel dari kemungkinan ada karat menggunakan amplas.
    2. Periksa tahanan kabel menggunakan ohm meter (multi meter bagian ohm, posisi selektor pada 1xK), tahanan kabel harus kurang dari 25 kilo ohm.
    1. Mengukur tahanan kabel tegangan tinggi/kabel busi
    2. Hal yang harus diperhatikan: jangan menekuk atau menarik kabel berlebihan sebab dapat merusak kabel tegangan tinggi.
    3. D) Memeriksa, membersihkan rotor dan tutup distributor
    1. Lepas tutup distributor dengan melepas kait penguncinya.
    2. Periksa tutup distributor dari kemungkinan retak, karat/kotor pada terminal tegangan tinggi.
    3. Bersihkan terminal tegangan tinggi dengan amplas.
    4. Lepas rotor, bersihkan karat/deposit pada ujung rotor menggunakan amplas.

    E) Memeriksa nok, centrifugal advancer dan vacum advancer

    1. Periksa permukaan poros nok dari kemungkinan aus, keausan secara visual dapat dilihat dari banyaknya goresan pada nok. Lumasi poros menggunakan grease.
    2. Periksa kerja centrifugal advancer dengan cara: Pasang kembali rotor yang telah dibersihkan, putar rotor searah putaran rotor saat mesin hidup. Lepas rotor maka rotor harus segera kembali. Kekocakkan rotor saat diputar tidak boleh berlebihan.
    3. Periksa vacum advancer dengan cara: lepas slang vacum, hubungkan ke pompa vacum, lakukan pemompaan, amati dudukan platina (breaker plate) harus bergerak. Bila tidak mempunyai pompa vacum dapat dengan cara dihisap dengan kuat.
    • Memeriksa centrifugal advancer dan vacum advancer
    • F) Memeriksa koil Pengapian
    • Langkah-langkah dalam memeriksa koil pengapian yaitu:
    • Atur selektor multi meter kearah X1ohm, kalibrasi ohm meter dengan cara menghubungkan kedua colok ukur, setel penunjukan jarum tepat pada 0 ohm, bila penyetelan tidak tercapai periksa/ganti baterai multi meter.
    • Periksa tahanan resistor dengan menghubungkan colok ukur pada kedua resistor. Nilai tahanan resistor seharusnya 1,3-1,5 ohm. Pada koil pengapian jenis internal resistor, pengukuran resistor dengan menghubungkan colok ukur pada terminal (B) dan terminal (+)

    : PERAWATAN SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL

    Pada sistem pengapian transistor Fungsi transistor itu sendiri untuk apa?

    Sistem pengapian transistor bekerja menggunakan transistor sebagai saklar pemutus arus primer pada ignition coil. Sedangkan pengapian CDI bekerja menggunakan kapasitor yang berfungsi mengontrol tegangan, menyimpan, dan melepas muatan arus listrik.

    Sebutkan langkah kerja yang dilakukan dalam perawatan pengapian konvensional?

    PERAWATAN SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL Memeriksa Komponen Sistem Pengapian Langkah kerja atau hal-hal yang dilakukan dalam perawatan sistem pengapian konvensional adalah sebagai berikut:

    1. Memeriksa secara visual kelainan pada komponen dan rangkaian sistem pengapian.
    2. Memeriksa, membersihkan dan menyetel celah busi.
    3. Memeriksa dan membersihkan kabel tegangan tinggi.
    4. Memeriksa, membersihkan rotor dan tutup distributor.
    5. Memeriksa nok, centrifugal advancer dan vacum advancer.
    6. Memeriksa koil pengapian.
    7. Memeriksa, membersihkan dan menyetel celah platina/menyetel sudut dwell.
    • Berikut akan dijelaskan satu persatu dari ketujuh langkah kerja dalam perawatan sistem pengapian konvensional.
    • A) Memeriksa secara visual kelainan pada komponen dan rangkaian sistem pengapian
    • Memeriksa secara visual komponen sistem pengapian
    • Pemeriksaan secara visual meliputi hal-hal berikut:
    • Memeriksa jumlah elektrolit baterai (kurang atau tidak), Memeriksa sambungan terminal baterai (kotor atau tidak), Memeriksa kondisi kabel baterai dari kemungkinan putus atau terbakar.
    • Memeriksa koil pengapian dari kemungkinan terminalnya kotor, kabel kendor, putus, terbakar atau bodi retak.
    • Memeriksa distributor dari kemungkinan retak, kotor, terminal aus dan pemasangan kurang baik.
    • Memeriksa kabel busi dari kemungkinan atau pemasangan kurang tepat.

    B) Memeriksa, membersihkan dan menyetel celah busi Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

    Lepas kabel tegangan tinggi yang menempel dibusi, catat urutan kabel yang dilepas agar urutan pengapian tidak salah, karena kabel busi harus dipasang sesuai dengan urutan pengapian atau firing order (FO) yang benar.

    Cara melepas kabel busi yang benar

    • Lepas busi satu persatu, periksa bagaimana warna dan deposit karbon pada rongga busi, kondisi elektroda dan masukkan busi pada nampan yang berisi bensin.
    • Bersihkan rongga busi menggunakan sikat dan bersihkan elektroda busi dengan amplas. Perhatian: Jangan membersihkan kotoran pada rongga busi dengan benda keras, seperti obeng kecil atau kawat karena dikhawatirkann isolator porselin menjadi retak sehingga busi mati.
    • setel celah elektroda busi sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan kendaraan.
    Mengukur Celah Busi, Menyetel Celah Busi dan Membersihkan Busi

    ul>

  • Pasang kembali busi pada silinder. Pemasangan yang benar adalah memutar busi dengan tenaga ringan, setelah ulir habis mengencangkan 1/4 putaran dengan kunci busi.
    1. Saat kita melakukan pengujian busi di luar silinder, kita dapat menyimpulkan busi masih baik, namun terdapat kemungkinan saat di dalam silinder busi mati karena busi bekerja pada tekanan lebih tinggi, sehingga kesimpulan kita salah, untuk mengatasi hal tersebut dibuat Spark plug cleaner and tester.
    2. Cara menggunakan spark plug cleaner tester adalah sebagai berikut:
    3. Membersihkan busi dengan spark plug cleaner tester
    1. Pasang busi yang akan dibersihkan pada lubang pembersih (3), tekan tombol udara untuk membersihkan kotoran yang menempel.
    2. Tekan tombol pasir pembersih sehingga pasir pembersih akan menyemprot rongga busi (atur tekanan 3-4 kg/cm 2, waktu 3-4 detik).
    3. Ulangi langkah 1. dan 2. diatas sampai busi bersih. Setelah busi bersih maka tekan tombol udara (1) agar pasir yang masih menempel dapat bersih.
    • Spark plug cleaner tester
    • Memeriksa busi menggunakan spark plug cleaner tester
    1. Pasang busi pada lubang tempat pemeriksaan, bila diameter lubang dengan busi tidak tepat ganti ukuran lubang (diameter lubang yang tersedia untuk ukuran busi 10mm, 12mm dan 14mm).
    2. Tekan tombol spark test, dan lihat apakah terdapat percikan api pada celah jarum, yang dapat dilihat pada kaca pandang (9) dan (10), bila ada berarti alat berfungsi.
    3. Pasang kabel tegangan tinggi pada terminal busi.
    4. Tekan tombol spark test (6), pada beberapa kondisi tekanan, seperti ditunjukan tabel di bawah ini.
    Tekanan yang digunakan Hasil pengujian yang seharusnya
    Tekanan 2-3 kg/cm 2 Terjadi percikan api pada kaca pandang (9)
    Tekanan 3-4 kg/cm 2 Terjadi percikan pada kaca pandang (9) dan (10)
    Tekanan 5 kg/cm 2 Terjadi percikan pada kaca pandang (10)
    Tekanan 2-3 kg/cm 2 Terjadi percikan api pada kaca pandang (10) saja berarti busi sudah jelek

    C) Memeriksa dan membersihkan kabel tegangan tinggi

    1. Lepas kabel tegangan tinggi, bersihkan ujung kabel dari kemungkinan ada karat menggunakan amplas.
    2. Periksa tahanan kabel menggunakan ohm meter (multi meter bagian ohm, posisi selektor pada 1xK), tahanan kabel harus kurang dari 25 kilo ohm.
    1. Mengukur tahanan kabel tegangan tinggi/kabel busi
    2. Hal yang harus diperhatikan: jangan menekuk atau menarik kabel berlebihan sebab dapat merusak kabel tegangan tinggi.
    3. D) Memeriksa, membersihkan rotor dan tutup distributor
    1. Lepas tutup distributor dengan melepas kait penguncinya.
    2. Periksa tutup distributor dari kemungkinan retak, karat/kotor pada terminal tegangan tinggi.
    3. Bersihkan terminal tegangan tinggi dengan amplas.
    4. Lepas rotor, bersihkan karat/deposit pada ujung rotor menggunakan amplas.

    E) Memeriksa nok, centrifugal advancer dan vacum advancer

    1. Periksa permukaan poros nok dari kemungkinan aus, keausan secara visual dapat dilihat dari banyaknya goresan pada nok. Lumasi poros menggunakan grease.
    2. Periksa kerja centrifugal advancer dengan cara: Pasang kembali rotor yang telah dibersihkan, putar rotor searah putaran rotor saat mesin hidup. Lepas rotor maka rotor harus segera kembali. Kekocakkan rotor saat diputar tidak boleh berlebihan.
    3. Periksa vacum advancer dengan cara: lepas slang vacum, hubungkan ke pompa vacum, lakukan pemompaan, amati dudukan platina (breaker plate) harus bergerak. Bila tidak mempunyai pompa vacum dapat dengan cara dihisap dengan kuat.
    • Memeriksa centrifugal advancer dan vacum advancer
    • F) Memeriksa koil Pengapian
    • Langkah-langkah dalam memeriksa koil pengapian yaitu:
    • Atur selektor multi meter kearah X1ohm, kalibrasi ohm meter dengan cara menghubungkan kedua colok ukur, setel penunjukan jarum tepat pada 0 ohm, bila penyetelan tidak tercapai periksa/ganti baterai multi meter.
    • Periksa tahanan resistor dengan menghubungkan colok ukur pada kedua resistor. Nilai tahanan resistor seharusnya 1,3-1,5 ohm. Pada koil pengapian jenis internal resistor, pengukuran resistor dengan menghubungkan colok ukur pada terminal (B) dan terminal (+)

    : PERAWATAN SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL

    Mengapa diperlukan adanya sistem pengapian?

    Sistem pengapian (ignition system ) pada kendaraan berfungsi untuk menghasilkan percikan api pada busi guna membakar campuran bahan bakar di dalam silinder dengan metode merubah tegangan listrik 12 Volt – 14 Volt menjadi 20.000 Volt – Volt, dan mengalirkan ke busi sehingga terjadi percikan api pada busi.

    Mengapa ada sistem pengapian pada motor bensin?

    Sistem pengapian (ignition system ) pada motor bensin berfungsi untuk menaikkan tegangan batere menjadi 10.000-20.000 volt dengan menggunakan koil dan membagi- bagikan tegangan tinggi tersebut ke masing-masing busi melalui distributor dan kabel tegangan tinggi.