Jelaskan Biaya Biaya Yang Berhubungan Dengan Tenaga Kerja?

Jelaskan Biaya Biaya Yang Berhubungan Dengan Tenaga Kerja
Contoh Biaya Tenaga Kerja –

  1. Upah lembur, terdiri dari upah reguler dan tambahan jam kerja.
  2. Pembayaran bonus dan kompensasi
  3. Tunjangan cuti, adalah pembayaran tenaga kerja, meskipun karyawan sedang cuti.
  4. Program pensiun, program pembayaran karyawan untuk tahun setelah pensiun.

Apa saja biaya biaya yang berhubungan dengan tenaga kerja?

Biaya tenaga kerja dapat dibagi ke dalam tiga golongan besar, yaitu : Gaji dan upah reguler, yaitu jumlah gaji dan upah bruto dikurangi dengan potongan-potongan seperti pajak penghasilan karyawan dan biaya asuransi hari tua. Premi lembur. Biaya – biaya yang berhubungan dengan tenaga kerja (Labor related costs)

Termasuk apakah biaya tenaga kerja tersebut?

Skip to content Biaya Tenaga Kerja: Pengertian dan Cara Menghitungnya

Jelaskan Biaya Biaya Yang Berhubungan Dengan Tenaga Kerja

Biaya tenaga kerja adalah salah satu biaya konversi yang terdapat pada sisi biaya overhead pabrik yang merupakan salah satu biaya yang diperlukan untuk merubah bahan baku menjadi bahan yang siap jual. Selain itu, biaya tenaga kerja juga adalah salah satu komponen biaya yang paling besar dalam operasional perusahaan.

Sebutkan contoh biaya apa saja yang termasuk kepada biaya tenaga kerja produksi?

Biaya tenaga kerja Definisi tenaga kerja Tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk mengolah produk. Biaya tanaga kerja adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja manusia tersebut. Penggolongan kegiatan dan biaya tenaga kerja A.

Biaya tenaga kerja produksi : gaji karyawan,biaya kesejahteraan karyawan pabrik,upah lembur karyawan pabrik,upah mandor pabrik,gaji manajer pabrik. Biaya tenaga kerja pemasaran : upah karyawan pemasaran,biaya kesejahteraan karyawan pemasaran,biaya komisi pramuniaga,gaji manajer pemasaran. Biaya tenaga kerja administrasi dan umum : gaji karyawan bagian akuntansi, bagian personalia, bagian secretariat, biaya kesejahteraan karyawan bagian akuntansi, biaya kesejahteraan karyawan bagian personalia, biaya kesejahteraan karyawan bagian secretariat.

B. Penggolongan menurut kegiatan departemen – departemen dalam perusahaan Biaya tenaga kerja digolongkan sesuai dengan bagian – bagian yang dibentuk dalam perusahaan tersebut. Tenaga kerja yang bekerja didepartemen – departemen non produksi diglolongkan pula menurut departemen tempat kerja mereka.

  • Penggolongan semacam ini dilakukan untuk lebih memudahkan pengendalian terhadap biaya tenaga kerja yang terjadi dalam tiap departemen yang dibentuk dalam perusahaan.
  • Misalnya : departemen produksi suatu perusahaan kertas terdiri dari 3 departemen yaitu bagian pulp, bagian kertas dan bagian penyempurnaan.

Bagian nonproduksi : tenaga kerja bagian akuntansi, biaya tenaga kerja bagian personalia, dll.C. Penggolongan menurut jenis pekerjaan Dalam suatu departemen, tenaga kerja dapat digolongkan menurut jenis sifat pekerjaannya, Biaya tenaga kerja semacam ini digunakan sebagai dasar penetapan deferensiasi upah standar kerja.

  1. Dengan demikian biaya tenaga kerja digolongkan menjadi : upah mandor, upah penyelia, upah operator.D.
  2. Penggolongan menurut hubungan dengan produk Dalam hubungannya dengan produk, tenaga kerja dibagi menjadi tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung.
  3. Akuntansi Biaya Tenaga Kerja Biaya tenaga kerja dibagi ke dalam 3 golongan besar, yaitu : 1.

Gaji dan upah regular yaitu jumlah gaji dan upah bruto dikurangi dengan potongan -potongan seperti pajak penghasilan dan biaya asuransi.2. Premi lembur 3. Biaya -biaya yag berhubungan dengan tenaga kerja. Gaji dan upah Cara penghitungan upah karyawan dalam perusahaan salah satunya adalah dengan mengalikan tariff upah dengan jam kerja karyawan.

Dengan demikian untuk menentukan upah seorang karyawan perlu dikumpulkan data jumlah jam kerjanya selama periode tertentu. Dalam perusahaan yang menggunakan harga pokok pesanan, dokumen pokok untuk mengumpulkan waktu kerja karyawan adalah kartu hadir ( clock card) dan kartu jam kerja (job time ticket).

Kartu hadir adalah suatu catatan yang digunakan untuk mencatat jam kehadiran karyawan yaitu jangka waktu antara jam hadir dan jam meninggalkan perusahaan. Sedangkan kartu jam kerja untuk mencatat pemakaian waktu hadir karyawan pabrik dalam mengerjakan berbagai pekerjaan atau produk.

Kartu jam kerja biasanya hanya digunakan untuk mencatat pemakaian hadir tenaga kerja langsung di pabrik Kartu jam kerja untuk setiap karyawan kemudian disesuaikan dengan waktu yang tercantum dalam kartu jam hadir dan dikirim ke bagian akuntansi biaya untuk keperluan distribusi gaji dan upah tenaga kerja langsung.

Dalam perusahaan yang menggunakan metode harga pokok proses, kartu jam kerja tersebut tidak diperlukan, karena karyawan melakukan pekerjaan atau membuat produk yang sama dalam depaertamen tertentu dari hari ke hari, sehingga distribusi biaya tenaga kerja tidak diperlukan.

  • Akuntansi baiya gaji dan upah dilakukan daam 4 tahap pencatatan : 1.
  • Berdasarkan atas rekapitulasi gaji dan upah, bagian akuntansi kemudian membuat jurnal distribusi gaji dan upah, sbb : Barang dalam proses -biaya tenaga kerja XXX Biaya overhead pabrik XXX Biaya adm dan umum XXX Biaya pemasaran XXX Gaji dan upah XXX 2.

Atas dasar bukti kas keluar, bagian akuntansi membuat jurnal, sbb : Gaji dan upah XXX Utang PPh karyawan XXX Utang gaji dan upah XXX 3. Atas dasar daftar gaji dan upah yang telah ditandatangani karyawan ( sebagai bukti telah dibayarkannya upah karyawan), bagian akuntansi membuat jurnal, sbb : Utang gaji dan upah XXX Kas XXX 4.

Penyetoran PPh karyawan ke kas Negara dijurnal ke bagian akuntansi, sbb : Utang PPh karyawan XXX Kas XXX CONTOH 1 Misalkan perusahaan X hanya mempekerjakan 2 orang karyawan : Resa Rimendi dan Melissa Karim. Berdasarkan kartu hadir minggu pertama bulan April 2009,bagian pembuat daftar gaji dan upah membuat daftar gaji dan upah untuk periode yang bersangkutan.

Menurut kartu hadir, karyawan Resa bekerja selama seminggu sebanyak 40 jam,dengan upah per jam Rp 1.000, sedangkan karyawan Melissa selama periode yang sama bekerja 40 jam dengan tariff per jam Rp 750. Menurut kartu jam kerja, penggunaan jam hadir masing-masing karyawan tersebut disajikan sbb Penggunaan waktu kerja Resa Melissa Untuk pesanan#001 15 jam 20 jam Untuk pesanan#002 20 jam 10 jam Untuk menunggu persiapan pekerjaan 5 jam 10 jam Dengan demikian upah karyawan tersebut dihitung sebesar Rp 70.000(40 jam x Rp 1.000 ditambah 40 x Rp 750 ) dan didistribusikan sbb : Distribusi biaya tenaga kerja Resa Melisa Dibebankan sebagai biaya tenaga kerja langsung : Pesana#001 Rp 15.000 Rp 15.000 Pesanan#002 Rp 20.000 Rp 7.500 Dibebankan sebagai biaya overhead pabrik Rp 5.000 Rp 7.500 Jumlah upah minggu pertama bulan April Rp 40.000 Rp 30.000 PPh yang dipotong oleh perusahaan 15% dari Rp 6.000 Rp 4.500 Upah minggu pertama bulan April Junlah upah bersih yang diterima karyawan Rp 34.000 Rp 22.500 Akuntansi biaya gaji dan upah atas dasar data tersebut adalah sbb : Tahap 1 : berdasarkan atas rekapitulasi gaji dan upah.

Bagian Akuntansi kemudian membuat jurnal distribusi gaji dan upah, sbb : Barang dalam proses-biaya tenaga kerja Rp 57.500 – Biaya overhead pabrik Rp 12.500 – Gaji dan upah – Rp 70.000 Tahap 2 : Atas dasar bukti kas keluar, bagian akuntansi membuat jurnal, sbb : Gaji dan upah Rp 70.000 – Utang PPh karyawan – Rp 10.500 Utnag gaji dan upah – Rp 59.500 Tahap 3 : Atas dasar daftar gaji dan upah yang telah ditandatangani karyawan ( sebagai bukti telah dibayarkannya upah karyawan), bagian akuntansi membuat jurnal, sbb : Utang gaji dan upah Rp 59.500 – Kas – Rp 59.500 Tahap 4 : Penyetoran PPh karyawan ke kas Negara dijurnal ke bagian akuntansi, sbb : Utang PPh karyawan Rp 10.500 – Kas – Rp 10.500 Insentif Insentif dapat didasarkan atas waktu kerja, hasil yang diproduksi atau kombinasi diantara keduanya.

Ada beberapa cara pemberian insentif : a. Insentif satuan dengan jam minimum ( Straight Piecework with a Guaranteed hourly Minimum Plan ) Karyawan dibayar atas dasar tarif per jam untuk menghasilkan jumlah satuan keluaran (output) standar. Untuk hasil produksi yang melebihi jumlah standar tersebut karyawan menerima jumlah upah tambahan sebesar jumlah kelebihan satuan keluaran di atas standar kali tariff upah per satuan.

Tariff upah per satuan dihitung dengan cara membagi upah standar dengan satuan standar jam. Contoh soal Jika menurut penyelidikan waktu (time study), dibutuhkan waktu 5menit untuk menghasilkan 1 satuan produk, maka jumlah keluaran standar per jam adalah 12 satuan. Jika upah pokok sebesar Rp 600 per jam, maka tariff upah per satuan adalah Rp 50 ( Rp 600 : 12).

Karyawan tidak dapat menghasilkan jumlah standar per jam, tetap dijamin mendapatkan upah Rp 600 per jam. Tetapi bila ini dapat menghasilakan 14 satuan per jam ( ada kelebiham 2 satuan dari jumlah satuan per jam ) maka upahnya dihitung sbb : Upah standar per jam Rp 600 Insentif : 2 X Rp 50 (Rp 600 : 12 ) Rp 100 Upah yang diterima pekerja per jam Rp 700 b.

  • Taylor Differential Piece Rate Plan Cara pemberian insentif ini adalah semacam straight piece rate plan yang menggunakan tariff tiap potong yang lain untuk jumlah keluaran rendah per jam dan tariff tiap potong yang lain untuk jumlah keluaran tinggi per jam.
  • Aryawan dapat menerima upah Rp 4.200 per hari (untuk 7 jam kerja ).
You might be interested:  Alat Yang Untuk Menentukan Tegangan Baterai Yaitu?

Misalkan rata -rata seorang karyawan dapat menghasilkan 12 satuan per jam, sehingga upahnya per satua Rp 50 ( upah per hari dibagi dengan jumlah yang dihasilkan per hari Rp 4.200/(12X7)). Dalam Taylor plan ini, misalnya ditetapkan tariff upah Rp 45 per satuan unuk karyawan yang menghasilkan 14 satuan atau kurang per jam dan Rp 65 per satuan untuk karyawan yang menghasilkan 16 satuan per jam maka upah karyawan per jam dihitung sbb ; Rp 65 X 16 = Rp 1040 per jam.

Sedang bila karyawan hanya menghasilkan 12 satuan per jam maka upah per jam dihitung sbb : Rp 45 X 12 = Rp 540. Premi lembur Dalam perusahaan, jika karyawan bekerja lebih dari 40 jam satu minggu, maka mereka berhak menerima uang lembur dan premi lembur.premi lembur dihitung sebesar 50 % dari tariff upah.

Perlakuan terhadap premi lembur tergantung atas alasan-alasan terjadinya lembur tersebut. Premi lembur dapat ditambahkan pada upah tenaga kerja langsung dan dibebakan pada pekerjaan atau departemen tempat terjadinya lembur tersebut. Perlakuan ini dapat dibenarkan bila pabrik telah bekerja pada kapasitas penuh dan pelanggan / pemesan mau menerima beban tambahan karena lembur tersebut.

Premi lembur dapat diperlakukan sebagai unsur biaya overhead pabrik atau dikeluarkan sama sekali dari harga pokok produk dan dianggap sebagai biaya periode ( period expenses ). Perilaku ini hanya dapat dibenarkan jika lembur tersebut terjadi karena ketidakefisienan atau pemborosan waktu Contoh : Misal dalam satu minggu seorang karyawan bekerja selama 44 jam dengan tariff upah ( dalam jam kerja biasa maupun lembur) Rp 600 per jam.

Premi lembur dihitung sebesar 50% dari tariff upah. Upah karyawan tersebut dihitung sebagai berikut : Jam biasa 40 X Rp 600 = Rp 24.000 Lembur 4 X Rp 600 = Rp 2.400 Premi lembur 4 X Rp 300 = Rp 1.200 Jumlah upah karyawan tersebut satu minggu = Rp 27.600 BIAYA – BIAYA YANG BERHUBUNGAN DENGAN TENAGA KERJA ( LABOR RELATED COST ) SETUP TIME Sebuah pabrik memerlukan waktu dan sejumlah biaya untuk memulai produksi.

  • Biaya – biaya yang dikeluarkan untuk memulai produksi disebut biaya pemula produksi ( set up costs).
  • Biaya pemula produksi meliputi pengeluaran – pengeluaran untuk pembuatan rancang bangun, penyusunan mesin dan peralatan, latihan bagi karyawan,dan kerugian- kerugian yang timbul akibat belum adanya pengalaman.

Ada 3 cara perlakuan terhadap biaya pemula produksi : 1. Dimasukan ke dalam kelompok biaya tenaga kerja langsung. Bila biaya pemula produksi dapat diidentifikasikan pada pesanan tertentu, maka biaya ini sering dimasukan dalam kelompok biaya tenaga kerja langsung dan dibebankan langsung ke rekening Barang dalam proses.2.

Dimasukkan sebagai unsur biaya overhead pabrik, Biaya pemula produksi dapat diperlakukan sebagai unsur biaya overhead pabrik. Jurnal pencatatan untuk mencatat biaya pemula produksi sbb BOP sesungguhnya XXX Kas XXX Utang dagang XXX Persedian XXX 3. Dibebankan kepada pemasan yang bersangkutan. Biaya pemula produksi dapat dibebamkan kepada pesanan tertentu, dalam kelompok biaya tersendiri, yang terpisah dari biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

Waktu menganggur (idie time ) Sebab -sebab timbulnya waktu menganggur bagi karyawan yaitu karena seringkali terjadi hambatan,kerusakan mesin atau kekurangan pekerjaan. Biaya – biaya yang dikeluarkan ini diperlakukan sebagai unsur biaya overhead pabrik. Jelaskan Biaya Biaya Yang Berhubungan Dengan Tenaga Kerja Lihat Money Selengkapnya Beri Komentar Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

You might be interested:  Apa Yg Dimaksud Pembangkit Listrik Tenaga Surya?

Bagaimana penentuan biaya tenaga kerja?

Bagaimana Menghitung Biaya Tenaga Kerja Langsung? – Berikut langkah-langkah menghitung biaya tenaga kerja langsung: 1. Identifikasi Biaya Biaya overhead langsung hanya bisa dikenakan pada karyawan yang memang terlibat secara langsung dalam produksi barang dan jasa.

  • Gaji karyawan.
  • Pajak penghasilan.
  • Dana pensiun.
  • BPJS kesehatan.
  • BPJS ketenagakerjaan.
  • Tunjangan perusahaan lainnya.
  • 3. Hitung Biaya Pekerja Per Jam, Jika Diperlukan
  • Perusahaan bisa menghitung biaya pekerja per jam dengan membagi total biaya tenaga kerja langsung dalam satu periode dengan jumlah jam kerja dalam satu periode tersebut.
  • Contohnya:

Jika Anda menentukan total biaya langsung karyawan Rudi adalah Rp 60 juta per tahun dan karyawan tersebut bekerja 2.000 jam per tahun (40 jam seminggu selama 50 minggu dalam setahun). Maka, bagilah Rp 60 juta dengan 2.000 untuk menentukan biaya overhead karyawan Rudi.

Mengapa diperlukan adanya pengendalian biaya tenaga kerja?

Abstract – Biaya tenaga kerja merupakan salah satu unsur biaya produksi, biaya produksi merupakan suatu komponen yang sangat penting bagi perusahaan sehingga perlu dilakukan pengendalian. Pengendalian yang tepat diperlukan untuk membantu perusahaan mengetahui penyimpangan yang terjadi antara anggaran biaya tenaga kerja dan realisasi biaya tenaga kerja.

Setiap perusahaan harus bisa menerapkan sistem pengendalian intern yang baik untuk meningkatkan laba yang optimal, salah satu usaha yang dilakukan perusahaan adalah menekan faktor biaya pengeluaran yang rendah khususnya pada biaya tenaga kerja. Tenaga kerja merupakan bantuan tenaga manusia pada bagian produksi untuk menunjang aktivitas kegiatan perusahaan dan sebagai salah satu faktor produksi yang selalu diutamakan dalam perusahaan, meskipun pada perusahaan banyak menggunakan mesin-mesin maka tenaga kerja manusia yang paling penting karena dengan pemilihan tenaga kerja yang baik maka akan menunjukkan kualitas dari perusahaan tersebut.

Penelitian ini dilakukan di perusahaan CV. Bu Kus Indonesia salah satu rumah makan yang ada disurabaya yang beralamat di Jl. Barata jaya gang XX no.110 Surabaya. Permasalah yang dikaji dalam penelitian adalah bagaimana pelaksanaan sistem pengendalian biaya tenaga kerja yang diterapkan pada CV.

Bu Kus Indonesia dan ingin mengetahui apakah pelaksanaannya tersebut sudah efisien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengevaluasi pengendalian biaya tenaga kerja yang dilakukan CV. Bu Kus Indonesia kota Surabaya dalam upaya meningkatkan efisiensi biaya produksi. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif.

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan CV. Bu Kus Indonesia sedangkan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah laporan biaya tenaga kerja pada tahun 2014. Teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi, wawancara dan perpustakaan.

Teknik analisa data yang digunakan adalah auditing, tabulasi, data kualitatif dan data kuantitatif. Penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan vairabel terikat, yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah sistem pengendalian biaya tenaga kerja sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah efisiensi biaya produksi.

Setelah melakukan penelitian masalah yang dihadapi perusahaan adalah besarnya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membayar biaya tenaga kerja. Adapun penyebab dari masalah tersebut adalah Tuntutan kenaikan biaya tenaga kerja tiap tahun pada CV.

  1. Bu kus Indonesia sehingga mengakibatkan laba perusahaan semakin kecil.
  2. Sehingga perusahaan tidak bisa tinggal diam harus melakukan berbagai cara untuk mengatasi masalah yang ada.
  3. Laba yang semakin kecil maka akan merugikan perusahaan dan menjadi tanggung jawab perusahaan khususnya direktur, agar laba perusahaan bisa stabil bahkan bisa maksimal seperti yang diharapkan perusahaan sehingga tujuannya dapat tercapai.

Pemecahan masalah menurut perusahaan dengan cara menyediakan tempat tinggal/mes dan makan tiga kali sehari cara tersebut dilakukan dengan tujuannya agar biaya tenaga kerja yang dikeluarkan oleh perusahaan lebih sedikit dan efisien Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada tahun 2014 terjadinya efiensi biaya produksi yang menguntungkan bagi perusahaan sebesar 7,68%, sedangkan bagi karyawan tidak terjadi efisiensi waktu kerja sebesar 6,25% Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah (1)Pelaksanaan sistem pengendalian biaya tenaga kerja di CV.

Bu Kus Indonesia secara umum sudah berjalan secara efektif dan baik, hal tersebut memberikan dampak positif bagi perusahaan, hasil survey dan wawancara menunjukkan bahwa kegiatan operasional perusahaan berjalan dengan baik, kebijakan yang ditetapkan perusahaan dapat dijalankan. Dengan demikian dengan adanya sistem pengendalian biaya tenaga kerja yang diterapkan diperusahaan maka dapat membantu perusahaan dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya dalam meningkatkan kinerja dan keuntungan perusahaan.

(2)Untuk kesimpulan hasil analisa pada perusahaan CV. Bus Indonesia pada tahun 2014 menunjukkan terjadinya efisiensi biaya yang menguntungkan bagi perusahaan namun tidak efisien waktu yang tidak menguntungkan bagi karyawan. Dengan demikian untuk mencapai efisiensi biaya produksi maka perusahaan harus pandai-pandai melakukan pengendalian biaya khususnya biaya tenaga kerja, kenapa biaya tenaga kerja karena biaya tenaga kerja adalah biaya yang relative lebih besar bila dibandingkan dengan biaya-biaya yang lain.

Efisiensi bisa diartikan sebagai suatu cara memperoleh hasil sebaik mungkin dengan tenaga dan biaya serendahrendahnya atau merupakan perbandingan antara usaha dan hasil. Efisiensi biaya produksi adalah rasio antara realisasi dengan anggaran, dapat dihitung dengan cara mencari persentase selisih anggaran biaya produksi dengan realisasi biaya produksi.

Saran yang dapat diberikan adalah (1) Untuk perusahaan ini belum ada pengisian kartu hadir yang diisi dengan mesin pencatat waktu (time recorder machine) seperti check-lock atau fingerprint, sehingga kami sarankan disediakan mesin tersebut tujuannya untuk menghindari kecurangan karyawan dalam waktu jam kerja.

Item Type: Thesis (Other)
Uncontrolled Keywords: Sistem pengendalian biaya tenaga kerja dan efisiensi biaya produksi.
Subjects: H Social Sciences > HF Commerce H Social Sciences > HF Commerce > HF5601 Accounting
Divisions: Fakultas Ekonomi dan Bisnis > Akuntansi
Depositing User: Mudah Perpustakaan
Date Deposited: 17 Nov 2020 03:33
Last Modified: 17 Nov 2020 03:33
URI: http://eprints.uwp.ac.id/id/eprint/1171
You might be interested:  Why Is Solar Energy Considered A Renewable Resource?

Apa yang dimaksud dengan biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung?

Update Info Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung (Pengertian, Contoh, dan Cara Menghitungnya) Biaya tidak langsung, mungkin komponen ini tidak terlalu penting dalam kehidupan rumah tangga. Namun, apabila Anda menjalankan suatu bisnis atau usaha dan memiliki karyawan atau tenaga kerja, biaya tidak langsung merupakan suatu hal yang perlu Anda pertimbangkan dan perhitungkan dengan matang karena dapat mempertahankan seluruh perusahaan walau tidak terkait langsung dengan pembuatan produk.

  • Ilustrasi: tenaga kerja industri Anda mungkin sering mendengar tentang biaya, tetapi belum tentu tahu apa sebenarnya konsep biaya.
  • Biaya dapat dikatakan sebagai sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.
  • Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat bagi perusahaan atau organisasi di saat ini atau di masa yang akan datang.

Nah, berdasarkan pembebanan biaya, biaya dapat dibedakan menjadi dua, yakni biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung atau direct cost adalah biaya yang langsung diberikan pada objek atau produk, sedangkan biaya tidak langsung atau indirect cost merupakan biaya yang sulit atau tidak dapat dibebankan secara langsung dengan unit produksi.

Biaya tidak langsung ini juga kerap disebut dengan biaya overhead. Selain itu, biaya juga dapat dibedakan menjadi biaya tetap (fixed cost), biaya variabel (variable cost), dan biaya semi variabel. Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap atau tidak berubah dalam rentang waktu tertentu, berapapun besarnya penjualan atau produksi perusahaan.

Sementara, biaya variabel adalah biaya yang dalam rentang waktu tertentu jumlah bisa berubah secara proporsional, sedangkan biaya semi variabel merupakan biaya yang sulit digolongkan ke dalam dua jenis biaya sebelumnya.

Apa saja yang termasuk ke dalam biaya tenaga kerja tidak langsung?

Jenis Biaya Yang Termasuk Kategori Biaya Overhead Pabrik/ BOP – REFERENSI ANGGARAN

Jenis biaya-biaya yang Masuk Kategori Biaya Overhead Pabrik (BOP)

Oleh Hendra Poerwanto Beberapa jenis biaya yang dikategorikan sebagai BOP diantaranya sebagai berikut:1. Biaya bahan mentah tidak langsung (bahan penolong)

Bahan penolong adalah bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi atau bahan yang meskipun menjadi bagian produk jadi tetapi nilainya relatif kecil bila dibandingkan dengan harga pokok produksi tersebut.2. Biaya tenaga kerja tidak langsung (termasuk gaji) Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja pabrik yang upahnya tidak dapat diperhitungkan secara langsung kepada produk atau pesanan tertentu.

Karyawan yang bekerja dalam departemen pembantu, seperti departemen-departemen pembangkit tenaga listrik, uap, bengkel dan depertemen gudang Karyawan tertentu yang bekerja dalam departemen produksi, seperti kepala departemen produksi, karyawan adminstrasi pabrik, dan mandor.

3. Biaya Reparasi dan Pemeliharaan Biaya reparasi dan pemeliharaan berupa biaya suku cadang (spareparts), biaya bahan habis pakai (factory supplies) dan harga perolehan jasa dari pihak luar perusahaan untuk keperluan perbaikan dan pemeliharaan emplasemen, perumahan, bangunan pabrik, mesin-mesin dan equipmen, kendaraan, perkakas laboraturium, dan aktiva tetap lain yang digunakan untuk keperluan pabrik.4. Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya-biaya depresiasi emplasemen pabrik, bangunan pabrik, mesin dan equipmen, perkakas laboraturium, alat kerja dan aktiva tetap lain yang digunakan di pabrik.5. Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya-biaya asuransi gedung dan emplasemen, asuransi mesin dan equipmen, asuransi kendaraan, asuransi kecelakaan karyawan, dan biaya amortisasi karugian trial-run.6. Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai Biaya overhead pabrik yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya reparasi yang diserahkan kepada pihak luar perusahaan, biaya listrik PLN dan sebagainya Oleh karena begitu banyaknya jenis biaya-biaya yang terjadi di dalam pabrik, maka memerlukan perhatian khusus. Untuk merencanakan besarnya dana yang harus dianggarkan untuk anggaran biaya overhead pabrik, terdapat dua masalah pokok yang perlu perhatian khusus yakni penanggungjawab perencanaan biaya. Pelaksanaan anggaran yang konprehensif memerlukan sistem akuntansi pertanggungjawaban (responsibility accounting system) atau kerap dikenal dengan prinsip biaya departemen langsung (direct departmental cost). Setiap pusat tanggung jawab memiliki tanggung jawab dan sumber daya masing-masing. Setiap pusat pertangggungjawaban merupakan suatu sub-unit perusahaan dan berada dibawah kendali seorang manajer. Dengan membandingkan antara rencana (anggaran) dengan realisasi, seorang manajer yang memimpin suatu pusat pertanggungjawaban dapat mengetahui apakah sub unitnya telah mencapai sasaran secara efektif dan telah menggunakan sumber-sumber secara efisien. Atas dasar prinsip inilah dikenal dengan adanya pembagian struktur organisasi menjadi departemen produksi dan departemen jasa untuk kegiatan yang dilakukan di pabrik.a. Departemen produksi (producing department) Merupakan departemen (bagian) di dalam pabrik yang mengolah bahan mentah menjadi barang jadi/produk akhir, dan menjadi bagian secara langsung memproses barang jadi. BOP yang terjadi di departemen produksi dikenal sebagai BOP langsung.b. Departemen jasa (service department) Merupakan departemen (bagian) di pabrik yang menyediakan jasanya dan secara tidak langsung ikut berperan dalam proses produksi. Biaya yang terjadi di departemen (bagian) jasa ini mungki sebagian dari jasa yang disediakan digunakan sendiri. Dengan demikian BOP yang terjadi di departemen jasa ini lebih dikenal sebagai BOP tidak langsung. Berdasarkan uraian tersebut dapat diklasifikasikan dua jenis biaya overhead pabrik, sesuai tanggung jawab masing-masing departemen (bagian) yakni: a. BOP langsung (direct departmental overhead expensees) adalah BOP yang terjadi di departemen tertentu dan manfaatnya hanya dinikmati oleh departemen tersebut. Contoh biaya ini adalah gaji mandor departemen produksi, biaya depresiasi mesin dan biaya bahan penolong.b. BOP tidak langsung (indirect departmental overhead expenses) adalah BOP yang manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu departemen. Contoh BOP ini adalah biaya depresiasi, pemeliharaan dan asuransi gedung pabrik (dengan asumsi gedung pabrik digunakan oleh beberapa departemen produksi). Berikut contoh identifikasi biaya yang termasuk BOP pada sebuah perusahaan furniture: ***

Jenis Biaya Yang Termasuk Kategori Biaya Overhead Pabrik/ BOP – REFERENSI ANGGARAN