Berdasarkan kriteria International Astronomical Union (IAU), planet adalah benda langit yang: mengorbit Matahari bentuk fisiknyanya cenderung bulat orbitnya bersih dari keberadaan benda angkasa lain Sejak tahun 2006, Pluto tidak dikategorikan lagi sebagai planet karena tidak memenuhi satu dari kriteria tersebut.
Pluto hanya memenuhi dua kriteria yaitu mengorbit matahari dan berbentuk bulat, Orbit Pluto memotong orbit Neptunus sehingga orbit Pluto belum bersih dari benda angkasa lain, Ukuran Pluto tidak lebih besar dari Bulan sehingga tampak seperti benda langit lain. Pluto dikelompokkan sebagai planet kecil.
– Berdasarkan kriteria International Astronomical Union (IAU), planet adalah benda langit yang:
mengorbit Matahari bentuk fisiknyanya cenderung bulat orbitnya bersih dari keberadaan benda angkasa lain
Sejak tahun 2006, Pluto tidak dikategorikan lagi sebagai planet karena tidak memenuhi satu dari kriteria tersebut. Pluto hanya memenuhi dua kriteria yaitu mengorbit matahari dan berbentuk bulat, Orbit Pluto memotong orbit Neptunus sehingga orbit Pluto belum bersih dari benda angkasa lain,
Contents
Mengapa Pluto dikeluarkan dalam sistem Tata Surya kita?
KOMPAS.com – Benda astronomi harus memenuhi sejumlah kriteria agar bisa disebut sebagai planet. Kriteria tersebut adalah mengorbit sebuah bintang yang cukup besar untuk memiliki gravitasi sendiri, tidak terlalu besar untuk menciptakan fusi termonuklir, dan telah “membersihkan” lingkungan sekitar orbitnya.
- Terdapat delapan planet dalam tata surya, yakni Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
- Sebelumnya, Pluto diklasifikasikan sebagai planet sehingga terdapat sembilan planet dalam tata surya.
- Namun, sejak tahun 2006, The International Astronomy Union (IAU) tidak lagi menyebut Pluto sebagai planet.
Baca juga: 5 Karakteristik Planet Mars dan Fakta-fakta Unik Si Planet Merah Dilansir dari NASA, 15 Februari 2021, Pluto tidak lagi disebut planet karena belum “membersihkan” lingkungan orbitnya dari objek lain. Namun, Pluto memenuhi kriteria IAU untuk diklasifikasikan sebagai dwarf planet atau planet kerdil.
Menurut IAU, planet kerdil adalah benda langit yang mengorbit langsung Matahari sehingga bentuknya dikendalikan oleh gaya gravitasi, namun belum “membersihkan” lingkungan orbitnya dari objek lain. Lantas, apa yang dimaksud dengan belum “membersihkan” lingkungan orbitnya dari objek lain? Dilansir dari Library of Congress, 19 September 2019, kriteria tersebut berarti planet harus menjadi dominan secara gravitasi sehingga tidak ada benda lain dengan ukuran sebanding, selain satelitnya sendiri atau benda di bawah gravitasinya, di sekitar ruang orbitnya.
Baca juga: Urutan Planet dari yang Terdekat dengan Matahari hingga yang Terjauh Dalam hal ini, Pluto berbagi lingkungan orbit dengan objek sabuk Kuiper seperti plutino. Jadi, setiap benda langit yang tidak memenuhi kriteria ini, tidak akan disebut planet dan akan diklasifikasikan sebagai planet kerdil, termasuk Pluto.
Sejarah Pluto Pluto ditemukan pada tanggal 18 Februari 1930 di Observatorium Lowell di Flagstaff, Arizona, oleh astronom Clyde W. Tombaugh dengan kontribusi dari William H. Pickering. Pada tahun 1915, observatorium telah berhasil menangkap dua gambar samar Pluto yang saat itu belum dikenali. Sebenarnya, ini bukanlah potret Pluto yang pertama.
Terdapat 16 pra-penemuan yang diketahui dan yang tertua dibuat oleh Observatorium Yerkes di tahun 1909. Baca juga: Rahasia Alam Semesta: Berapa Berat Badan Manusia di Planet Lain? Saat itu, penemuan Pluto menjadi berita utama di seluruh dunia. Observatorium Lowell pun memiliki hak untuk menamai benda langit yang baru ditemukan tersebut.
- Observatorium Lowell mendapatkan lebih dari 1.000 saran nama dari seluruh dunia, termasuk dari Venetia Burney, siswa berusia 11 tahun di Oxford, Inggris, yang mengusulkan nama “Pluto”.
- Menurut Venetia yang tertarik dengan astronomi dan mitologi klasik, nama Dewa Dunia Bawah cocok untuk benda langit yang gelap dan dingin.
Venetia menyarankan nama “Pluto” pada sang kakek, Falconer Madan, mantan pustakawan di Perpustakaan Bodleain, Universitas Oxford. Baca juga: Seperti Apa Rupa Hujan di Planet Lain? Ini Gambarannya Madan menyampaikan saran tersebut kepada Profesor Herbert Hall Turner yang kemudian mengirimkannya ke rekan-rekannya di Amerika Serikat.
- Akhirnya, nama Pluto resmi digunakan pada 24 Maret 1930 dan diumumkan pada 1 Mei 1930.
- Venetia sebagai pengusul pun mendapatkan uang £5 sebagai hadiah.
- Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com.
- Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join.
Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Bagaimana status Pluto saat ini?
Terkini, Status Planet Pluto Masih Menjadi Perdebatan – Dulu tentu kita mengenal bahwa Pluto merupakan salah satu planet di tata surya. Akan tetapi, sempat terdapat anggapan bahwa Pluto tidak lagi dianggap planet dengan beberapa alasan. Faktanya, status Pluto yang awalnya merupakan planet kemudian mengalami penurunan menjadi objek luar angkasa lainnya.
Kapan Pluto tidak dianggap sebagai planet?
Alasan Pluto Tak Lagi Dianggap Sebagai Planet, Tidak Memenuhi Kriteria Ini – Zona Banten ZONABANTEN.com – Saat sekolah dulu, kita mengetahui adanya 9 dalam sistem Tata Surya. Nama 9 itu antara lain Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan,
- Hingga Agustus 2006, sejumlah ilmuwan berkumpul dalam perhelatan International Astronomical Union (IAU) di Paris.
- Hasil pertemuan tersebut menyatakan bahwa bukan lagi sebuah,
- Lantas, apa alasannya?
- Menurut IAU, ada 3 kriteria yang harus dipenuhi sebuah agar dapat dikategorikan sebagai, yaitu:
Air kapan ditemukan?
REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO – Beberapa bahan yang diperlukan untuk kehidupan tidak butuh waktu lama untuk muncul setelah Alam Semesta lahir. Menurut analisis baru dari sepasang galaksi kuno, air hadir di alam semesta hanya 780 juta tahun setelah Big Bang, ketika alam semesta hanya 5 persen dari usianya saat ini.
Galaksi-galaksi sedang dalam proses penggabungan menjadi satu galaksi besar, yang secara kolektif dikenal sebagai SPT0311-58. Galaksi-galaksi ini termasuk di antara galaksi tertua yang diketahui di Alam Semesta. Gangguan gravitasi yang disebabkan oleh interaksi mereka dianggap memicu gelombang pembentukan bintang yang menghabiskan semua gas molekuler yang tersedia.
Tetapi masih ada cukup gas yang dapat ditelaah oleh para astronom, memperoleh tanda-tanda spektral yang mengungkapkan keberadaan molekul-molekul tertentu. “Menggunakan pengamatan resolusi tinggi ALMA gas molekuler dalam pasangan galaksi yang dikenal secara kolektif sebagai SPT0311-58, kami mendeteksi molekul air dan karbon monoksida di dua galaksi yang lebih besar,” kata astronom Sreevani Jarugula dari Universitas Illinois, dilansir di Science Alert, Rabu (10/11).
Menurut Jarugula, oksigen dan karbon, khususnya, adalah unsur generasi pertama, dan dalam bentuk molekul karbon monoksida dan air. Karena cahaya dari galaksi-galaksi di alam semesta awal telah menempuh perjalanan begitu jauh untuk mencapai kita, cahaya itu sangat redup, dan jauh lebih sulit untuk membedakan detailnya daripada dengan galaksi-galaksi yang relatif dekat.
Namun, medium antarbintang di galaksi ini kaya akan debu, yang dapat membantu mengungkap keberadaan air. Menurut para peneliti, debu ini menyerap radiasi ultraviolet dari bintang dan memancarkannya kembali sebagai cahaya inframerah jauh. Radiasi inframerah ini merangsang molekul air di medium antarbintang, yang menghasilkan emisi yang dapat dideteksi oleh teleskop sensitif seperti ALMA di Chili.
- Menemukan air ini pada titik awal dalam sejarah Semesta dapat membantu para ilmuwan memahami asal usul dan evolusi blok bangunan kehidupan di Semesta.
- Galaksi ini adalah galaksi paling masif yang saat ini dikenal dengan pergeseran merah tinggi, atau saat alam semesta masih sangat muda,” jelas Jarugula.
Ia menjelaskan, galaksi ini memiliki lebih banyak gas dan debu dibandingkan dengan galaksi lain di alam semesta awal. Temuan ini memberi kita banyak peluang untuk mengamati molekul yang melimpah dan untuk lebih memahami bagaimana unsur-unsur yang menciptakan kehidupan ini berdampak pada perkembangan alam semesta awal.
Apakah Planet Pluto sudah hancur?
1. Pluto tidak hilang ataupun hancur – Ini yang paling sering disalahpahami. Pluto tidak hancur ataupun hilang dari sistem tata surya kita. Dia tetap baik-baik saja. Kesalahpahaman ini mulai muncul ketika International Astronomical Union (IAU) atau Persatuan Astronomi Internasional merubah definisi planet pada tahun 2006.
Pluto tidak sesuai dengan kriteria baru yang ada pada definisi tersebut, sehingga Pluto tidak lagi dikategorikan sebagai planet, melainkan turun pangkat menjadi planet kerdil (dwarf planet). Berdasarkan kesepakatan IAU, kriteria suatu benda langit untuk disebut sebagai planet ada tiga, (1) mengelilingi matahari (2) berbentuk bulat (3) membersihkan lingkungan di sekitar orbitnya.
Syarat ketida tersebut belum dipenuhi oleh Pluto karena di lingkungan ortbitnya masih ada banyak sekali asteroid berserakan.
Apa isi planet Pluto?
Foto berwarna Pluto yang direkam oleh wahana New Horizons pada 13 Juli 2015 | ||||||||
Penemuan | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Ditemukan oleh | Clyde W. Tombaugh | |||||||
Tanggal penemuan | 18 Februari 1930 | |||||||
Penamaan | ||||||||
Penamaan | 134340 Pluto | |||||||
Pelafalan | ( simak ) | |||||||
Asal nama | Pluto | |||||||
Kategori planet minor |
|
|||||||
Kata sifat bahasa Inggris | Plutonian | |||||||
Ciri-ciri orbit | ||||||||
Epos J2000 | ||||||||
Aphelion |
|
|||||||
Perihelion |
|
|||||||
Sumbu semimayor |
|
|||||||
Eksentrisitas | 0,244671 664 (J2000) 0.248 807 66 (mean) | |||||||
Periode orbit |
|
|||||||
Periode sinodis | 366,73 hari | |||||||
Kecepatan orbit rata-rata | 4.7 km/detik | |||||||
Anomali rata-rata | 14,85 derajat | |||||||
Inklinasi |
|
|||||||
Bujur node menaik | 110,28683 ° | |||||||
Argumen perihelion | 113,76349 ° | |||||||
satelit yang diketahui | 5 | |||||||
Ciri-ciri fisik | ||||||||
Jari-jari rata-rata |
|
|||||||
Luas permukaan |
|
|||||||
Volume |
|
|||||||
Massa |
|
|||||||
Massa jenis rata-rata | 2,03 ± 0,06 g/cm 3 | |||||||
Gravitasi permukaan |
|
|||||||
Kecepatan lepas | 12.288 km/detik | |||||||
Periode rotasi sideris |
|
|||||||
Kecepatan rotasi khatulistiwa | 47,18 km/jam | |||||||
Kemiringan sumbu | 119,591° ± 0,014° (ke orbit) | |||||||
Asensio rekta kutub utara | 132,993° | |||||||
Deklinasi kutub utara | −6,163° | |||||||
Albedo | 0,49 sampai 0,66 ( geometris, bervariasi 35%) | |||||||
|
/td>
Pluto ( nama planet minor : 134340 Pluto ) adalah planet katai di sabuk Kuiper dan objek trans-Neptunus pertama yang ditemukan. Pluto merupakan planet katai terbesar dan bermassa terbesar kedua di Tata Surya dan benda terbesar kesembilan dan bermassa terbesar kesepuluh yang mengorbit Matahari secara langsung.
- Pluto merupakan objek trans-Neptunus dengan volume terbesar dan massa yang sedikit lebih kecil daripada Eris, planet katai di piringan tersebar,
- Layaknya objek lain di sabuk Kuiper, Pluto terdiri dari batu dan es dan relatif kecil—kurang lebih seperenam massa Bulan dan sepertiga volume Bulan.
- Pluto memiliki orbit eksentris dan miring dengan jarak 30 sampai 49 satuan astronomi (4,4–7,3 miliar km) dari Matahari.
Ini berarti ada saatnya Pluto lebih dekat ke Matahari daripada Neptunus ; resonansi orbit yang stabil dengan Neptunus membuat kedua planet ini tidak bertabrakan. Pada tahun 2014, Pluto berjarak 32,6 sa dari Matahari. Cahaya Matahari butuh waktu 5,5 jam untuk mencapai Pluto pada jarak rata-ratanya (39,4 sa).
Pluto ditemukan tahun 1930 dan awalnya dinyatakan sebagai planet kesembilan dari Matahari. Setelah 1992, status planetnya dipertanyakan setelah para astronom menemukan sabuk Kuiper, lingkaran objek di luar Neptunus yang mencakup Pluto dan benda-benda lainnya. Tahun 2005, Eris, yang massanya 27% lebih besar daripada Pluto, ditemukan.
Persatuan Astronomi Internasional (IAU) mengeluarkan definisi resmi “planet” untuk pertama kalinya pada tahun 2006. Pluto tidak sesuai dengan definisi ini dan dipindahkan ke golongan ” planet katai ” yang baru saja dibuat, lebih tepatnya plutoid, Sejumlah astronom meyakini bahwa Pluto masih dianggap sebagai planet.
- Pluto sejauh ini diketahui memiliki lima satelit : Charon (terbesar; diameternya separuh diameter Pluto), Styx, Nix, Kerberos, dan Hydra,
- Pluto dan Charon kadang dianggap sistem biner karena barisenter orbit mereka terletak di antara kedua objek ini.
- IAU belum meresmikan definisi planet katai biner, dan Charon dinyatakan secara resmi sebagai satelit Pluto.
Pada tanggal 14 Juli 2015, New Horizons menjadi wahana pertama yang terbang melewati Pluto. NASA berencana melakukan pengukuran rinci dan mengambil foto-foto Pluto beserta satelit-satelitnya menggunakan wahana New Horizons,
Apakah di planet Pluto ada oksigen?
5. Lagi-lagi kamu harus beradaptasi dengan gas beracun di Pluto – popsci.com Atmosfer Pluto diperkirakan memiliki lapisan gas yang beracun dan berbahaya, seperti dicatat dalam laman Space, Unsur mayoritas yang terdapat dalam atmosfer Pluto adalah gas karbon monoksida beracun. Penemuan ini didapat dari data-data yang dikumpulkan oleh peneliti astronom asal Inggris dengan menggunakan teleskop James Clerk Maxwell yang berdiameter 15 meter di observatorium Mauna Kea, Hawaii, Amerika Serikat.
Tidak diketahui bagaimana dampaknya terhadap kehidupan secara langsung. Yang jelas, gas ini sangat beracun dan ada di atmosfer Pluto. Jadi, kamu harus membuat teknologi canggih yang dapat menghasilkan oksigen dan mencegah masuknya gas beracun. Itulah lima penjelasan ilmiah jika kamu nekat ingin tinggal di Pluto, sebuah objek angkasa kerdil yang dulunya dianggap planet.
Ternyata, gak mudah untuk tinggal di sana. Daripada kamu harus ribet untuk jauh-jauh ke sana, nikmati saja apa yang ada di Bumi, ya kan? Baca Juga: Seberapa Kecil Planet Bumi di Alam Semesta? Ini 5 Gambaran Ilmiahnya IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis.
Kapan Pluto tidak dianggap sebagai planet?
Alasan Pluto Tak Lagi Dianggap Sebagai Planet, Tidak Memenuhi Kriteria Ini – Zona Banten ZONABANTEN.com – Saat sekolah dulu, kita mengetahui adanya 9 dalam sistem Tata Surya. Nama 9 itu antara lain Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan,
- Hingga Agustus 2006, sejumlah ilmuwan berkumpul dalam perhelatan International Astronomical Union (IAU) di Paris.
- Hasil pertemuan tersebut menyatakan bahwa bukan lagi sebuah,
- Lantas, apa alasannya?
- Menurut IAU, ada 3 kriteria yang harus dipenuhi sebuah agar dapat dikategorikan sebagai, yaitu:
Kapan Mars ketemu Pluto?
1.4 Maret: Mars dan Pluto bertemu – ilustrasi perbandingan Mars dan Pluto (mars.nasa.gov) Membuka peristiwa langit Maret 2022, Mars akan bertemu dengan Pluto. Dilansir In the Sky, pertemuan antara planet ke-4 akan bertemu dengan planet paling bungsu di Tata Surya ini akan terjadi di rasi Sagittarius,
Apa yang menyebabkan planet planet dalam Tata Surya yang mengelilingi matahari?
Mengapa planet-planet bisa beredar mengelilingi matahari ? – Dilansir dari Astronomy Department, Cornell University, alasan dasar mengapa planet-planet beredar mengelilingi matahari adalah karena gravitasi matahari membuat planet tetap pada orbitnya.
- Ini sama seperti Bulan yang mengorbit Bumi karena adanya tarikan gravitasi Bumi.
- Baca juga: Matahari Terbenam Lebih Lambat, Ini Daftar Wilayah yang Akan Mengalaminya Selama ini, Bumi bergerak dalam orbit elips mengelilingi Matahari dan bukan ditarik sepenuhnya.
- Hal ini terjadi karena Bumi memiliki kecepatan yang arahnya tegak lurus dengan gaya tarikan matahari.
Jika matahari tidak ada, Bumi akan bergerak dalam garis lurus. Tetapi, gaya gravitasi matahari mengubah arahnya dan menyebabkan Bumi mengelilingi Matahari dalam orbit elips. Terdapat dua gaya berlawanan yang bekerja pada planet-planet, yakni gravitasi yang menariknya ke dalam dan inersia orbitnya yang mendorongnya keluar.
Jika gaya gravitasi dominan, planet-planet akan berputar ke dalam. Sedangkan, jika inersia dominan, planet-planet akan berputar keluar. Baca juga: 5 Ciri-ciri Planet Jupiter Dilansir dari Universe Today, sebelum para astronom mengetahui bahwa matahari adalah pusat tata surya, Bumi dianggap sebagai pusatnya dalam model geosentrisme.
Model tata surya baru yang lebih akurat baru muncul pada abad ke-16, setelah astronom asal Polandia, Nicolai Copernicus, menerbitkan buku yang berjudul On the Revolutions of the Heavenly Bodies. Copernicus secara akurat “mengatur ulang” tata surya, menempatkan matahari di pusatnya dalam model heliosentris.
Syarat apa saja yang harus dimiliki oleh benda langit agar dapat disebut planet?
Benda langit dikatakan sebagai planet jika memenuhi kriteria sebagai berikut: Ukuran diameter lebih besar dari 2.000 km. Berbentuk bulat. Orbit tidak memotong orbit planet lain. Sedangkan dapat memancarkan sinarnya sendiri merupakan ciri benda yang dikatakan bintang.
Ukuran diameter lebih besar dari 2.000 km. Berbentuk bulat. Orbit tidak memotong orbit planet lain.
Sedangkan dapat memancarkan sinarnya sendiri merupakan ciri benda yang dikatakan bintang. Maka pilihan jawaban yang benar adalah pilihan jawaban B.