Pembangkit Listrik Yang Dikembangkan Oleh Tenaga Angin Adalah?

Pembangkit Listrik Yang Dikembangkan Oleh Tenaga Angin Adalah
Saatnya Kembangkan PLTB di Indonesia – Jumat, 18 Juni 2010 – Dibaca 65814 kali Salah satu energi alternatif untuk menghasilkan listrik adalah energi angin. Secara sederhana angin didefinisikan sebagai udara yang bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah atau dari suhu udara rendah ke suhu udara tinggi, yang terjadi akibat pemanasan matahari terhadap atmosfir dan permukaan bumi.

Angin merupakan salah satu bentuk energi yang tersedia di alam yang diperoleh melalui konversi energi kinetik. Energi dari angin diubah menjadi energi kinetik atau energi listrik. Energi angin dapat memberikan kontribusi signifikan bagi pengurangan emisi karena tidak dihasilkan emisi CO2 selama produksi energi listrik oleh kincir angin.

Cara kerja pembangkit tenaga angin yang dikenal sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) cukup sederhana. Energi angin yang memutar kincir diteruskan untuk memutar baling-baling pada generator di bagian belakang kincir angin, sehingga menghasilkan energi listrik.

  • Pemanfaatan angin sebagai energi terbarukan pada tahun 2009 telah menghasilkan energi listrik sebesar 159 GW atau setara 2% konsumsi listrik dunia ( World Wind Energy Association Report/WWEA 2010).
  • Angka tersebut diharapkan akan meningkat menjadi 200 GW pada tahun 2010.
  • Amerika, China, Jerman dan Spanyol merupakan negara paling besar yang memanfaatkan energi angin, baik onshore maupun offshore,

Kapasitas energi listrik yang di hasilkan dari satu kincir angin dengan baling-baling berdiameter 127 meter di Belanda yang berada di offshore mencapai sekitar 6 MW (ECN, Factsheet Wind Energy ). Saat ini sedang dikembangkan baling-baling dengan diameter 150 meter yang diharapkan dapat membangkitkan listrik dengan kapasitas sekitar 10 MW.

Indonesia yang memiliki pantai sepanjang 80.791,42 km merupakan wilayah potensial untuk pengembangan PLTB. Kecepatan angin di Indonesia secara umum antara 4 m/detik hingga 5 m/detik. Namun di daerah-daerah tertentu seperti di pantai kecepatan anginnya dapat mencapai 10 m/detik. Dengan kecepatan tersebut, pembangunan pembangkit listrik tenaga angin masih kurang ekonomis.

Namun, jika dibangun dengan ketinggian tertentu dan diameter baling-baling yang besar dapat dihasilkan energi listrik dengan potensi kapasitas 10-100 kW. Pada tahun 2009, kapasitas terpasang dalam sistem konversi energi angin di seluruh Indonesia mencapai 1,4 MW (WWEA 2010) yang tersebar di Pulau Selayar (Sulawesi Utara), Nusa Penida (Bali), Yogyakarta, dan Bangka Belitung.

Apa nama pembangkit listrik yang menggunakan angin brainly?

pembangkit listrik yang menggunakan energi angin disebut​

Jawaban: kincir angin Penjelasan: maap kalo salah yaaa

Pembangkit listrik energi bayu (PLTB) mengonversikan energi bayu menjadi listrik dengan menggunakan turbin angin atau kincir angin sebagai generator. : pembangkit listrik yang menggunakan energi angin disebut​

Apakah ada pembangkit listrik tenaga angin?

Indonesia telah menargetkan bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada 2025. Salah satu pulau dengan potensi EBT besar adalah Sulawesi, dengan keberadaan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU), Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan PLTA Pemprov Sulawesi Selatan terus mendorong pengembangan EBT di wilayahnya, terutama PLTB. Meski bauran EBT di Sulawesi, khususnya di Sulsel telah mencapai target pemerintah sebesar 23 persen dari total penggunaan listrik. Setelah PLTB Sidrap yang merupakan pembangkit listrik tenaga angin pertama di Indonesia dan PLTB Tolo di Kabupaten Jeneponto, ada potensi EBT tenaga angin di perbatasan Kabupaten Soppeng, Kabupaten Takalar dan Kabupaten Kepulauan Selayar Produksi listrik dari PLTB bergantung kondisi angin, yang mengikuti pola dua musim di Indonesia yaitu musim angin kecil saat musim hujan dan musim angin besar saat kemarau.

Energi Baru Terbarukan (EBT) sebagai sumber energi ramah lingkungan kini telah banyak dikembangkan berbagai negara, termasuk Indonesia yang menargetkan bauran EBT mencapai 23 persen pada 2025. Ada dua pembangkit listrik EBT bertenaga angin di Indonesia ada di Sulawesi Selatan (Sulsel), yakni Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Sidrap di Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) dan PLTB Tolo di Kabupaten Jeneponto.

  • Selain memasok listrik kepada masyarakat, kehadiran dua PLTB itu menciptakan lingkungan bersih tanpa polusi karena tanpa emisi BBM.
  • Namanya energi ramah lingkungan, itu kita harus dukung, karena ke depan kita ingin ciptakan langit biru,” ungkap Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah, pada pertengahan Agustus 2020.

Selain PLTB, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel sendiri mendukung pengembangan EBT dengan keberadaan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) di Kabupaten Wajo, PLTA di Bakaru dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di beberapa wilayah Sulsel.

  • Pemprov Sulsel komitmen membuka peluang dan terus mendorong para investor mengembangkan EBT karena tanpa polusi sehingga udara lebih sehat.
  • Saya sangat mengapresiasi jika energi terbarukan ini bisa kita kembangkan.
  • Ita berharap bisa memanfaatkan energi terbarukan, supaya tidak menambah kerumitan lingkungan kita.

Meski beberapa smelter telah bersifat electrical, artinya tingkat pencemaran itu sangat rendah, apalagi didukung dengan energi terbarukan,” urai Gubernur Sulsel. Pulau Sulawesi dinilai memiliki kekayaan energi yang sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai EBT, seperti wilayah Sulawesi Selatan kaya energi angin dan wilayah Manado Sulawesi Utara kaya energi surya.

Senior Manager Operasi Sistem Unit Induk Pembangkitan dan Penyaluran Perusahaan Listrik Negara (PLN), Nurdin Pabi mengemukakan ada beberapa titik wilayah Indonesia yang sangat kaya dengan energi angin, yakni di bagian Selatan Sulawesi, bagian timur Indonesia (Tual) dan beberapa wilayah di Pulau Jawa.

“Tahun 2038, rencananya posisi energi terbarukan akan meningkat menjadi 28 persen dan energi batu bara akan diturunkan. Porsi dari energi terbarukan di Sulawesi khususnya di Sulsel akan semakin meningkat,” sebutnya. Berkah angin yang diberikan Tuhan di tanah tandus Kabupaten Jeneponto mampu menghasilkan angin konstan dengan kecepatan angin di atas 10 m/s.

  • Sementara daerah lain seperti Barru, Sidrap dan Parepare potensi anginnya mendekati 7,8 m/s.
  • Sistem kelistrikan Sulawesi Selatan melalui PLTB di dua lokasi yakni Sidrap dan Jeneponto memiliki daya mampu sebesar 130 MW, terdiri dari PLTB Sidrap 70 MW dan PLTB Tolo 60 MW.
  • Daya sebesar itu mampu menerangi 130.000 pelanggan rumah tangga dengan asumsi produksi PLTB Sidrap 70 MW menerangi 70.000 rumah dan PLTB Tolo untuk 60.000 rumah, hanya saja listrik dari PLTB sangat ditentukan oleh kondisi angin.
You might be interested:  How To Install Solar Panels On Concrete Roof?

Kehadiran PLTB Sidrap sebagai pembangkit listrik tenaga angin pertama di Indonesia dengan 30 turbin kincirnya turut memberi sumbangsih besar terhadap bauran energi terbarukan di Sulawesi Selatan. Baca juga: Melihat Pembangkit Listrik Angin di Sidrap, Berikut Foto-Fotonya Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Sidrap I. Dok: Kementerian ESDM Capai Target Nasional PT UPC Sidrap Bayu Energi yang merupakan perusahaan SPV bentukan konsorsium UPC Renewables sebagai pengembang PLTB Sidrap telah memproduksi listrik dengan total 554.689 GW sejak beroperasi pada Agustus 2018 hingga 11 Agustus 2020.

  • Tahun 2019 itu bahkan terjadi surplus yang hanya menargetkan produksi listrik sebanyak 240.000 GW sedangkan capaiannya hingga 250.002 GW,” ungkap Kepala Cabang UPC Sidrap Bayu Energi, Hamiruddin.
  • Pada rinciannya, produksi listrik PLTB Sidrap di tiga tahun ini yaitu tahun 2018 menghasilkan 187.981 GW, tahun 2019 sebanyak 250,002 GW dan tahun 2020 hingga 11 Agustus 2020 telah diproduksi 116.706 GW dari target produksi 231.141 GW.

Berdasarkan produksi listrik yang dihasilkan tahun 2020, tampak tren produksi listrik mengalami sedikit penurunan sehingga target yang ditetapkan juga menurun yakni 231.141 GW. “Karena soal angin itu bukan kita yang pastikan, kita sekarang sudah di angka 116 GW dan target kita 231 GW, jadi tersisa 115 GW lagi untuk mencapai target produksi listrik PLTB Sidrap tahun 2020 ini,” katanya. Presiden Joko Widodo saat meresmikan PLTB Sidrap 2 Juli 2018. Dok: Wantannas RI Ditentukan Angin Hasil produksi listrik PLTB tentu bergantung pada angin, termasuk pada pola dua musim di Indonesia ikut menentukan produksi PLTB di Sidrap. Musim di Kabupaten Sidrap secara umum terlihat nyata dengan kategori musim angin kecil dan musim angin besar.

Musim angin kecil itu terjadi pada saat musim penghujan. Meski kondisi angin tampak kencang tetapi diketahui tidak datang dari arah yang konsisten, sehingga sangat jarang bisa dimanfaatkan untuk pembangkit listrik di PLTB Sidrap. Kondisi itu berada pada akhir bulan November hingga awal Maret. Kepala Cabang PT Bayu Energi, Hamiruddin mengatakan ada masa-masa produksi yang menurun, seperti pada 2018 terjadi di bulan November dan Desember.

Selanjutnya di tahun 2019 berlangsung hingga April. “Tahun 2019, terendah itu di bulan Februari, Maret serta akhir tahun yakni November dan Desember. Sedangkan tahun 2020 itu di bulan Februari hingga April. Jadi mungkin diprediksi November dan Desember juga terendah,” ujarnya.

Sedangkan kategori angin besar yang menjanjikan produksi listrik hingga kerap kali mencapai surplus terjadi di musim kemarau yakni antara akhir Mei hingga Oktober dan November. Seperti yang terjadi di bulan Mei 2020 hingga sekarang berada pada kondisi angin besar yang diprediksi akan berlangsung hingga Oktober.

Tahun 2020 ini, PLTB Sidrap tercatat telah berhasil memproduksi 116.706 GW per 11 Agustus dari total target 231 GW. “Ada peralihan antara musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya, itu biasanya angin sedikit terjadi. Bahkan pada peralihan dua musim tersebut terjadi masa transisi yang sering tidak ada angin,” tambah Kepala Pengembangan Proyek PT UPC Renewables, Niko Priyambada.

Apasitas pembangkit tenaga angin yang fluktuatif dan pembangkitannya bergantung pada angin, sehingga pada musim kemarau mampu memproduksi 75 MW hampir setiap hari dan pada musim hujan hanya mampu berproduksi sebagian dari kapasitas tersebut. “Naik turunnya produksi ini tidak berdampak kepada masyarakat, sebab penyaluran listrik melalui PLTB Sidrap melalui PLN dan tentu sebelum digunakan masyarakat, hasil EBT PLTB Sidrap masuk dalam satu sistem kelistrikan bersama sumber energi listrik lainnya di Sulsel,” katanya.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pihak UPC Renewables, produksi yang dihasilkan tersebut tidak jauh berbeda dari hasil penelitian terhadap pola angin musiman, sehingga hasil produksi PLTB Sidrap pada dua tahun terakhir dijadikan sebagai referensi untuk 28 tahun mendatang sesuai kontrak operasi selama 30 tahun. Seorang pekerja, berjalan di bawah baling-baling turbin saat konstruksi berlangsung.Foto: Eko Rusdianto/ Mongabay Indonesia Potensi PLTB Keberadaan angin yang melimpah menjadi ‘angin segar’ bagi para pengembang untuk melakukan ekspansi hingga pembangunan PLTB baru di beberapa wilayah Sulawesi Selatan.

Salah satunya, PT UPC Renewables sebagai pihak swasta yang mengkoordinir PLTB di Kabupaten Sidrap telah melirik beberapa tempat dengan potensi pengembangan PLTB di Sulawesi Selatan. Riset yang telah dilakukan PT UPC Renewables sejak 2013 dalam mengukur kondisi angin pada sejumlah daerah di Sulsel menemukan beberapa daerah dengan kondisi angin konstan dan sangat bagus untuk pengembangan PLTB.

Seperti di selatan Sidrap yang berbatasan dengan Kabupaten Soppeng, meski ada PLTB Tolo di kabupaten Jeneponto, namun dinilai masih memungkinkan untuk pengembangan PLTB di kawasan tersebut. Termasuk Kabupaten Takalar yang berbatasan dengan Jeneponto dan Kabupaten Kepulauan Selayar dinilai punya potensi besar dalam menghasilkan kapasitas listrik.

  1. Tantangan kami untuk menambahkan kapasitas yang boleh dikembangkan atau dibangun itu dari PLN dan pemerintah,” kata Kepala Pengembangan Proyek PT UPC Renewables, Niko Priyambada.
  2. Dia mengemukakan meski potensi angin di Kabupaten Takalar sangat bagus, namun pihak PT UPC Renewables dipastikan akan sulit memperoleh izin pengembangan PLTB karena wilayah itu menjadi kawasan latihan terbang TNI AU.

Sehingga bangunan dengan ketinggian tertentu dibatasi. Pada peraturannya, ketinggian 75 meter tidak memungkinkan untuk pembangunan di Kabupaten Takalar, sementara tinggi tiang turbin beserta baling-baling pada posisi di atas mencapai 130 meter. Potensi lainnya yakni di Kabupaten Kepulauan Selayar dengan kapasitas yang sangat besar, digadang-gadang mampu menghasilkan kapasitas listrik sebanyak 100-200 MW.

  • Pengembangan PLTB Selayar dipikirkan untuk perencanaan jangka panjang sesuai kondisi demografis sebagai wilayah kepulauan.
  • Pada perencanaannya, sambungan kabel bawah laut untuk disambungkan ke wilayah darat yakni Kabupaten Bulukumba.
  • Selanjutnya pembangkit listrik di Selayar akan memasok listrik ke Sulawesi.
You might be interested:  Sumber Energi Yang Digunakan Dalam Pembangkit Listrik Tenaga Surya Adalah?

“Ini kami usulkan ke PLN, kita harapkan program raksasa ini bisa terlaksana karena kapasitas listrik 100-200 MW itu ada. Namun distribusinya juga harus jelas, apakah PLN siap membeli listrik dari hasil PLTB Selayar nantinya,” ujar Niko Kapasitas listrik yang besar dari potensi PLTB di Selayar juga menjadi ‘bumerang’, sebab tidak sesuai dengan kebutuhan daya yang dihasilkan.

Ini karena Selayar diperkirakan hanya butuh pasokan listrik maksimum 6 MW dan akan mengalami kesulitan untuk memasok listrik ke wilayah lain sebagai kabupaten kepulauan. Selain itu, juga akan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat di Pulau Sulawesi untuk menambah pasokan listrik sebesar itu. Meski demikian, peluang pengembangan PLTB di Sulawesi cukup besar.

PLN diketahui telah membangun jaringan yang menghubungkan tiga provinsi di Pulau Sulawesi, yakni Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat hingga Sulawesi Tenggara pada 2019 lalu. Sehingga dipastikan memungkinkan peningkatan industri dengan penggunaan listrik yang lebih besar.

Terkait potensi ini, PT PLN harus lebih dulu menyusun proyeksi jumlah kebutuhan listrik ke depan, sebab hanya sebagian atau tidak semuanya kebutuhan listrik masyarakat bisa dipasok dari energi listrik terbarukan. Khususnya pada PLTB, karena kapasitas listrik yang dihasilkan sangat tergantung dengan kondisi angin.

“Sebagian kebutuhan listrik masyarakat harus diisi oleh pembangkit listrik yang sifatnya based load artinya pembangkit yang beroperasi 24 jam tanpa berhenti seperti penggunaan batubara, minyak diesel, air dan panas bumi,” katanya. Salah seorang petani sedang memanen jagung, dengan latar belakang kincir angin PLTB. Foto: Nur S Wardyah Tambah Satu PLTB PLN UIKL Sulawesi merilis pengembangan PLTB di Sulawesi telah disebutkan pada Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2019-2024, bahwa terdapat penambahan satu slot lokasi untuk pengembangan PLTB di Pulau Sulawesi.

  1. Mengenai rencana ini, pengembang PLTB Sidrap maupun PLTB Tolo Jeneponto telah sama-sama menyiapkan izin dan lahan untuk pengembangan energi terbarukan dari sumber angin yang telah terbukti bagus.
  2. Pihak pemerintah bersama PLN terbilang sangat ketat pada penentuan RUPTL tersebut.
  3. PLN menginginkan prediksi produksi pasti serta jumlah deviasi yang dihasilkan masing-masing PLTB.

Hingga saat ini, PLN belum memastikan penambahan satu slot PLTB di Pulau Sulawesi terkait tempat dan pengembang yang akan ditunjuk untuk pembangunan mega proyek tersebut. “Dalam RUPTL 2019-2024 memang terdapat satu slot PLTB di Sulawesi, tetapi kita belum tahu siapa, bisa jadi Sidrap, bisa jadi Tolo atau malah bisa jadi perusahaan lain,” kata Humas PLN UIKL Sulawesi, Indri Yanto.

Rencana pembangunannya masih belum bisa dipastikan karena dampak wabah pandemi COVID-19 yang mengakibatkan efek domino pada seluruh aspek kehidupan. Tulisan berikutnya: Kejar Target Bauran EBT, Apa yang Ditunggu dari Ekspansi PLTB Sidrap Tahap II? * Nur Suhra Wardyah, penulis adalah jurnalis di Kantor Berita ANTARA Sulsel.

Artikel ini didukung oleh Mongabay Indonesia Artikel yang diterbitkan oleh

Apa fungsi dari PLTB?

Kelebihan Pembangkit Listrik Tenaga Angin – PTLB dapat diproyeksikan sebagai pemasok listrik alternatif dari pembangkit listrik konvensional pada umumnya. Pemerintah Indonesia pun sudah membangun beberapa PLTB guna memanfaatkan sumber energi angin potensial yang tersimpan di negara ini. Apa saja kelebihan lain dari PLTB? Berikut ini adalah kelebihan PLTB:

Apa kepanjangan dari PLTB dan PLTS?

KOMPAS.com – Kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga surya ( PLTS ) dan pembangkit listrik tenaga bayu ( PLTB ) telah berlipat ganda sejak 2015 di seluruh dunia. Hal itu dilaporkan oleh lembaga think tank yang berfokus pada isu lingkungan Ember, sebagaimana dilansir dari The Verge.

Apa nama pembangkit listrik yang memanfaatkan tenaga angin yang ada di Indonesia?

Pembangkit listrik tenaga angin pertama di Indonesia Presiden Joko Widodo keluar dari turbin kincir angin usai meresmikan Pembangkit Listirk Tenaga Bayu (PLTB) di Desa Mattirotasi, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan, Senin (2/7/2018). | Abriawan Abhe /Antara Foto Presiden Joko Widodo meresmikan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) di desa Mattirotasi, Sidenreng Rappang (Sidrap) Sulawesi Selatan pada Senin (2/7/2018).

  1. PLTB Sidrap merupakan pembangkit angin pertama di Indonesia yang beroperasi secara komersial.
  2. Alau melihat ini seperti di mana ya?” kata Jokowi dilansir laman,
  3. Lalu dijawab undangan yang hadir secara beragam dengan menyebut beberapa negara termasuk di Belanda.
  4. Ya seperti di Belanda.
  5. Ayak di Eropa, tapi kita di Sidrap,” kata Jokowi disambut riuh tawa undangan yang hadir.

Dalam sambutannya Jokowi mengatakan, pemerintah terus mendorong dibangunnya sumber daya energi baru terbarukan. Menurutnya, Indonesia kaya dengan energi baru terbarukan, seperti tenaga angin (bayu), geothermal (panas bumi) dan air. PLTB Sidrap memiliki 30 kincir angin dengan tinggi menara 80 meter dan panjang baling-baling 57 meter.

  1. Masing-masing kincir menggerakkan turbin berkapasitas 2,5 megawatt, sehingga total kapasitas yang dihasilkan oleh 30 turbin adalah 75 megawatt.
  2. Penyelesaian pembangunan proyek ini dilakukan dalam waktu 2,5 tahun, Agustus 2015-Maret 2018.
  3. Proyek dengan investasi sekitar $150 juta AS itu telah beroperasi akhir Maret 2018 lalu dan dapat mengaliri lebih dari 70.000 pelanggan listrik dengan daya 900 VA.

PLTB Sidrap dioperasikan oleh PT UPC Sidrap Bayu Energi. Adapun tingkat komponen dalam negeri (TKDN) PLTB Sidrap I ini mencapai 40 persen. Selain PLTB Sidrap, Jokowi juga meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Punagaya, kapasitas 2×100 megawatt dan PLTU Independent Power Producer (IPP) Jeneponto Ekspansi Kapasitas 2×135 megawatt.

  • Jokowi juga meletakkan batu pertama pembangunan PLTU Sulsel Barru 2 dengan kapasitas 100 megawatt, Pembangkit Listrik tenaga Mesin Gas (PLTMG) Luwuk berkapasitas 40 megawatt, serta PLTB Tolo, Jeneponto dengan kapasitas 72 megawatt.
  • Proyek Infrastruktur Ketenagalistrikan yang diresmikan dan groundbreaking itu total kapasitasnya adalah sebesar 757 megawatt dengan nilai investasi lebih dari $1,168 miliar AS.
You might be interested:  Cara Memperbaiki Baterai Laptop Yang Rusak?

Proyek infrastruktur ini juga menyerap tenaga kerja hingga 4.480 orang sejak tahap konstruksi hingga operasional. Peresmian proyek infrastruktur ketenagalistrikan, kata Jokowi,merupakan komitmen untuk menggapai target bauran energi baru terbarukan 23 persen pada 2025.

Proyek infrastruktur itu juga bertujuan memenuhi rasio elektrifikasi di Indonesia. Pemerintah menargetkan rasio elektrifikasi Nasional hingga 2019 lebih dari 99 persen. Rasio elektrifikasi nasional saat ini sekitar 96,6 persen. Pemerintah juga menjamin tidak ada kenaikan tarif tenaga listrik hingga tahun 2019 mendatang.

Jokowi mengatakan, pembangkit listrik dengan energi baru terbarukan di Indonesia ke depan akan terus dikembangkan seperti di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan yang pengerjaannya mencapai 80 persen. Pembangkit listrik tenaga angin juga dibangun di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan dan akan dimulai segera di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

  1. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan, PLTB Sidrap merupakan pembangkit angin pertama di Indonesia yang akan beroperasi secara komersial.
  2. Pemerintah mendorong adanya penggunaan EBT dari hidro, panas bumi, ataupun angin,” ujar Jonan melalui siaran pers, Senin (2/7/2018).

Peresmian PLTB Sidrap I, kata Jonan, merupakan komitmen pemerintah dalam mewujudkan bauran energi primer Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada tahun 2025. Indonesia memiliki potensi energi angin mencapai, Daerah yang berpotensial untuk dikembangkan adalah Indonesia bagian timur, seperti Papua, Maluku dan Sulawesi Selatan.

Indonesia terbilang masih jauh bila dibandingkan sejumlah negara yang telah lebih dulu memanfaatkan tenaga angin sebagai sumber energinya. Berdasarkan data (GWEC), pada 2017 total kapasitas terpasang PLTB di seluruh dunia mencapai 539.123 megawatt. Negara terbesar yang memanfaatkan tenaga angin adalah China, dengan total kapasitas terpasang 188.392 megawatt, Amerika Serikat 89.077 megawatt, dan India, dengan total kapasitas terpasang 32.848 megawatt.

: Pembangkit listrik tenaga angin pertama di Indonesia

Apa bahan bakar PLTD?

Pemilihan Alternatif Bahan Bakar Mesin Pembangkit PLTD Menggunakan Metode Value Engineering DOI: Keywords: Keputusan, Performansi, Value, Value Engineering Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) adalah pembangkit listrik yang menggunakan mesin diesel berbahan bakar High Speed Diesel (HSD) atau solar.

  • Dengan digunakannya bahan bakar konvensional selain dilihat dari sisi kadar polusi pada gas buang kemungkinan pembangkit ini sulit untuk dioperasikan di masa mendatang dikarenakan persediaan minyak bumi dunia yang semakin menipis.
  • Selain itu pasar minyak dunia yang tidak stabil menjadikan bahan bakar utama PLTD ini semakin mahal.

Padahal di sisi lain, PLN dipaksa untuk menjual energi listrik dengan harga yang murah dan ramah lingkungan. Apabila hal ini tidak diantisipasi maka PLN akan mengalami kerugian serta mendapat label sebagai perusahaan yang tidak ramah lingkungan. Saat ini PLTD Namlea dihadapkan terhadap lima pilihan alternatif bahan bakar.

  1. Penelitian ini mencoba untuk menganalisa keputusan pemilihan alternatif bahan bakar menggunakan metode Value Engineering sehingga bahan bakar terpilih merupakan alternatif bahan bakar terbaik yang digunakan PLN khususnya PLTD Namlea dalam proses produksi energi listrik.
  2. Dari ke lima pilihan alternatif bahan bakar tersebut, alternatif bahan bakar terpilih adalah alternatif ke 4 yaitu Penggunaan Bio Solar (B20) + Thermol D yang memiliki performansi 58.2249387440 dan value 1.13270657 atau lebih unggul dari alternatif awal (Campuran HSD dan Bio Solar) serta terbukti dapat menurunkan biaya pokok produksi sebesar Rp.54,- per kWh dan subsidi pemerintah sebesar Rp.1.229,- per kWh dari alternatif awal yang sedang digunakan saat ini.

Ardhita Hendriarto, Puji Saksono, Gunawan. Analisa Perbandingan Penggunaan Bahan Bakar Solar Dengan Biodiesel B10 Terhadap Performansi Engine Cummins QSK 45 C, Jurnal Teknologi Terpadu NO.1 VOL.4 Juni 2016 ISSN 2338 – 6649, Fakultas Teknologi Industri Universitas Balikpapan Camerling, Billy J.

(2000). Penerapan Metode Rekayasa Nilai Pada Penentuan Peralatan Trawl Kapal. Tesis Magister Teknik pada ITS Surabaya. Johan F. Wattimury. (1998). “Penerapan Rekayasa Nilai (Value Engineering) Pada Mesin Induk Kapal, Tugas Akhir, Teknik Industri ITS Surabaya Heller, Edward.D. (1971). Value Management : Value Engineering and Cost Reduction.

Pillipines : Wesley Publishing Company, Inc. Luqman Buchori, I. Istadi, P. Purwanto, Perkembangan Proses Produksi Biodiesel Sebagai Bahan Bakar Alternatif, Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan” ISSN 1693-4393 Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia Yogyakarta, 18 Maret 2015 Masbachul Ulum.

(1996). Penerapan Rekayasa Nilai pada Perencanaan Lambung Kapal Nelayan. Tugas Akhir pada Teknik Industri ITS Surabaya. Muhamad As’adi, Kaji Eksperimental Keausan Komponen Mesin Diesel Berbahan Bakar Biodiesel dan Solar, Teknik Mesin. Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta, 2018, Documents Professional Platform – PDF Download Free, https://adoc.tips/ Miles, Lawrence.D.

(1972). Techniques of Value Engineering and Analysis (2nd ed.). New York : Mc Graw Hill Inc. Priyohadi Kuncahyo, Aguk Zuhdi M. Fathallah. (2014). Analisa Prediksi Potensi Bahan Baku Biodisel Sebagai Suplemen Bahan Bakar Motor Diesel di Indonesia, Jurnal Teknik POMITS Vol.2, No.1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) Soni S.

Wirawan, Armansyah H. Tambunan, Martin Djamin, Hiroshi Nabetani, dan Arief Sabdo Yuwono, Studi Efek Penggunaan Biodiesel Terhadap Emisi Pada Sektor Transportasi di Jakarta, Jurnal Teknik Lingkungan. Vol 9. No 2. Hal 211-219, Jakarta Mei 2008, ISSN 1441-318X, BPPT Thomas.L. Saaty (1976). Pengambilan Keputusan Bagi Para Pimpinan.

Hal 85. Wiranto Arismunandar, Koichi Tsuda. (1986). Motor Diesel Putaran Tinggi. Jakarta : PT. Pradnya Paramita. : Pemilihan Alternatif Bahan Bakar Mesin Pembangkit PLTD Menggunakan Metode Value Engineering

Apa fungsi Wind Turbine?

Turbin angin atau wind turbine adalah kincir angin yang digunakan untuk memutar generator listrik dan menghasilkan energi listrik. Prinsip kerja dari turbin angin ini menggunakan prinsip konversi energi dan menggunakan sumber daya alam yang terbarukan yaitu angin.