Klasifikasi dan Macam-Macam Jenis Ketenagakerjaan – Pada dasarnya, ketenagakerjaan dapat dibagi menjadi setidaknya tiga jenis, yaitu tenaga kerja terampil, tenaga kerja terampil (pekerjaan pelatihan) dan tenaga kerja tidak terampil.
Tenaga kerja terdidik (skill labour)
Tenaga kerja terdidik (skill labour) adalah tenaga kerja yang telah mendapatkan pelatihan formal di bidang tertentu tetapi belum mendapatkan pelatihan di bidang tersebut. Tenaga kerja terdidik ini identik dengan tenaga kerja yang tidak berpengalaman. Keuntungan memilih tenaga kerja yang tidak berpengalaman meliputi:
- Pekerja yang tidak berpengalaman relatif lebih murah karena mereka tidak memiliki daya tawar yang besar atas upah atau gaji yang diinginkan.
- Tenaga kerja yang belum berpengalaman relatif banyak di masyarakat, sehingga perusahaan akan memiliki lebih banyak kebebasan untuk memilih pekerja yang memenuhi persyaratan dan memiliki potensi untuk berkontribusi bagi perkembangan perusahaan lebih lanjut.
- Lebih mudah untuk membentuk dan membimbing tenaga kerja yang tidak berpengalaman sesuai dengan tujuan perusahaan.
Sedangkan kelemahannya adalah:
- Perusahaan harus merencanakan program pelatihan khusus untuk pekerja yang tidak berpengalaman sehingga mereka benar-benar memenuhi syarat dan mahir di bidangnya.
- Perusahaan harus bersedia mengeluarkan sejumlah uang untuk membiayai program pelatihan yang direncanakan.
- Kualifikasi tenaga kerja terdidik membutuhkan proses yang panjang, sehingga hasil yang dicapai perusahaan tentu tidak sama dengan saat merekrut tenaga profesional.
Tenaga kerja Terlatih (trained labour)
Tenaga kerja terlatih adalah pekerja yang telah bekerja dan dilatih di bidang keahliannya, misalnya para pekerja terlatih ini dapat disamakan dengan pekerja berpengalaman. Keuntungan dalam memilih tenaga kerja yang sudah berpengalaman ini antara lain:
- Tenaga kerja yang sudah berpengalaman mempunyai tingkat produktivitas tinggi sehingga dapat secara langsung memberikan sumbangan yang besar bagi perusahaan.
- Tenaga kerja yang sudah berpengalaman ini tidak memerlukan pelatihan khusus dan hanya memerlukan penyesuaian-penyesuaian tertentu sehingga perusahaan tidak perlu membuat program pelatihan seperti yang terjadi pada tenaga kerja yang belum berpengalaman.
- Sebagai akibatnya perusahaan tidak harus mengeluarkan biaya untuk pelatihan khusus bagi tenaga kerja yang sudah berpengalaman tersebut.
Dan Kelemehannya adalah :
- Tenaga kerja berpengalaman ini umumnya lebih sulit didapat, atau karena jumlahnya tidak banyak.
- Karyawan yang berpengalaman memiliki daya tawar yang tinggi dalam kaitannya dengan kompensasi atau gaji yang mereka inginkan. Untuk mendapatkannya, perusahaan harus bersedia memberikan reward yang signifikan.
- Tenaga kerja yang berpengalaman biasanya sudah terbentuk karakternya dan siap, sehingga ketika terjadi ketidaksesuaian dengan keinginan perusahaan seringkali sulit untuk mengarahkan dan mengalihkan perhatian.
Tenaga kerja tidak terlatih (unskill labour)
Pekerja tidak terampil meliputi pekerja non-pendidikan dan pekerja terampil. Pekerja tidak terampil ini mewakili mayoritas dari total tenaga kerja yang ada.
- Mereka biasanya hanya mengenyam pendidikan formal pada tingkat yang lebih rendah dan tidak memiliki keterampilan yang tepat karena mereka tidak memiliki pengalaman kerja, sehingga pekerjaan mereka biasanya tidak memerlukan keterampilan khusus.
- Misalnya, jika seorang siswa (SD, SMP, SMA) putus sekolah, mereka dapat diklasifikasikan sebagai buruh.
- Keuntungan yang dimiliki tenaga kerja yang tidak terlatih antara lain:
- Tenaga kerja tidak terampil ini sangat murah karena selain tidak memiliki tingkat pendidikan formal yang tinggi, tetapi juga tidak memiliki kualifikasi, membuat posisi tawar mereka sangat lemah dibandingkan dengan pekerja terdidik dan terampil.
- Tenaga kerja tidak terampil ini lebih mudah tersedia di masyarakat bahkan melebihi kapasitas tenaga kerja yang dibutuhkan, sehingga memberikan kebebasan yang besar kepada perusahaan dalam memilih tenaga kerja yang dianggap benar-benar terampil dan berkomitmen untuk berpartisipasi dalam pengembangan perusahaan.
- Tenaga kerja yang tidak terlatih ini sangat mudah untuk diarahkan sesuai tujuan yang diinginkan perusahaan.
Sedangkan kelemahannya adalah :
- Tenaga kerja yang tidak terlatih ini hanya dapat menjalankan perkerjaan yang bersifat umum dan tidak memerlukan keahlian khusus.
- Pekerja yang tidak terlatih ini hanya bisa melakukan pekerjaan rutin, dan umumnya inisiatif dalam hal kreativitas rendah, sehingga jika ada kendala di lapangan, mereka akan kesulitan mencari solusi.
- Tenaga kerja tidak terlatih ini biasanya kurang bisa menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, sehingga perlu pengawasan yang lebih teratur dari pihak perusahaan.
Contents
Apa yang dimaksud dengan tenaga kerja tidak terampil?
Tenaga Kerja Tak Terdidik dan Tak Terampil – Jenis-jenis tenaga kerja berikutnya adalah tenaga kerja tak terdidik dan tak terampil. Seseorang yang memiliki pekerjaan menjadi tenaga kerja satu ini juga dapat disebut pekerja kasar. Namun jangan salah, tak sesuai dengan nama jenisnya, mereka pun tentu juga memiliki jasa di bidangnya masing-masing.
Apa yang dimaksud dengan tenaga kerja terampil?
Tenaga kerja terdidik (skill labour) – Tenaga kerja terampil (skilled worker) adalah tenaga kerja yang telah mendapatkan pelatihan formal di bidang tertentu tetapi belum pernah mendapatkan pelatihan di bidang tersebut. Tenaga kerja terdidik ini diidentikkan dengan tenaga kerja yang belum berpengalaman.
Pekerja yang tidak berpengalaman dinilai relatif murah karena mereka tidak memiliki daya tawar yang tinggi atas gaji atau upah yang diinginkan. Tenaga kerja yang belum berpengalaman relatif tersedia di masyarakat, sehingga perusahaan akan lebih leluasa memilih tenaga kerja yang dianggap cocok dan berpotensi membantu perusahaan berkembang. Pekerjaan yang tidak berpengalaman lebih mudah untuk dilatih dan dikelola sesuai dengan tujuan perusahaan,
Sedangkan kelemahannya adalah:
Perusahaan harus merencanakan program pelatihan khusus untuk pekerja yang tidak berpengalaman agar mereka benar-benar kompeten dan ahli di bidangnya. Perusahaan harus bersedia mengeluarkan sejumlah uang untuk mendanai program pelatihan yang direncanakan. Melatih tenaga terampil membutuhkan proses yang panjang, sehingga hasil yang dicapai perusahaan tentu tidak sama dengan merekrut tenaga terampil.
Apa bedanya buruh dan karyawan?
Apa arti nama karyawan? – Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata karyawan adalah orang yang bekerja pada suatu lembaga (kantor, perusahaan, dan sebagainya) dengan mendapat gaji (upah).
Apa arti dari non eksekutif?
PENGARUH DIREKTUR EKSEKUTIF, NON EKSEKUTIF DIREKTUR, KOMITE AUDIT DAN DEWAN KOMISARIS TERHADAP BIAYA KEAGENAN Prima Sari Novany, Herawati, Resti Yulistia M Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta Email : ABSTRACT In the last few years the level of competition in the world of business banking becomes more intense, the situation is because the number of new companies with products that are ready to increase the competitive landscape of business in the country. In general companies would first have to prepare as well as possible financialnya structure. Asymmetric information that occur within the company to prepare financial structure resulted in the flow of information is only held by the manager. When a company grows the owner of the company is not able to control the performance of management in which the owner of the company to pay the agency. This study aimed to examine the influence of the executive directors, non-executive, audit committe and board of directors of the agency costs. This study uses financial statements consisting of 31 banking companies listed on the Stock Exchange in 2010-2012. Samples are taken by purposive sampling. The statistical method used to test the hypothesis using multiple regression test. For data analysis used SPSS ver.17.0. The results showed that the variables (1) The executive director of the variables significantly influence the cost of the Agency (2) Non-executive directors do not variable affect against agency costs (3) audit Committee variable has no effect on agency costs (4) variable commissioners significant effect on the cost of Agency Keywords: Executive Director, Non-Executive Director, Audit committee, the Board of Commissioners, Agency Costs.I. PENDAHULUAN Pada beberapa terakhir utama terjadinya kebangkrutan adalah tingkat persaingan bisnis yang terjadi rendahnya likuiditas perusahaan, yang semakin dipicu oleh adanya berbagai kecurangan ketat, tahun keadaan tersebut disebabkan karena banyaknya perusahaan didalam baru operasional ( Devi dan Gugus, 2010 ). dengan produk yang siap meningkatkan peta persaingan bisnis di melaksanakan Menurut Kusuma (2012) salah satu tanah air. Pada umumnya perusahaan tentu bentuk terlebih mengalami struktur dahulu harus finansialnya mempersiapkan dengan sebaik kegiatan kecurangan masalah pada Bank yaitu finansial dan penurunan reputasi perusahaan adalah mungkin, mengingat banyaknya fenomena berhubungan kebangkrutan atau distress yang terjadi keagenan. Asimetri informasi yang terjadi pada didalam perusahaan mengakibatkan aliran sejumlah 1|Page perusahaan. Penyebab dengan tingginya biaya informasi hanya dimiliki oleh pihak manajer saja. merupakan salah meningkatkan satu biaya upaya untuk keagenan untuk Ketika perusahaan bertambah besar kepentingan perusahaan. Biaya keagenan maka pemilik perusahaan tidak mampu tentu menjadi salah satu kendala yang lagi mendanai operasi sehingga pemilik dapat mempengaruhi eksistensi perusahaan memutuskan mengambil dana dari luar dalam jangka panjang. Menurut Ross seperti dari perbankan atau dari pasar (2008) biaya keagenan menunjukkan total modal. Dana yang berasal dari perbankan penumpukan jumlahnya relatif kecil dan biaya modalnya dipergunakan pada umumnya relatif mahal sedangkan kegiatan dana dari pasar modal jumlahnya relatif operasional. Untuk menilai efektifitas dari besar dan biaya modalnya relatif kecil. pemanfaatan aliran dana maka dapat dilihat Oleh karena itu banyak perusahaan besar dari perputaran asset (asset turnover). memutuskan untuk go public dengan menjual saham ke pasar modal (Siallagandan Machfoedz, 2006). menjual sebagian untuk terutama Menurut dana yang berbagai untuk Linda akan macam kegiatan (2012) mengungkapkan bahwa penurunan dan kenaikan agency cost dapat dipengaruhi Menjual saham kepasar modal berarti aliran kepemilikan oleh sejumlah variabel yaitu direktur eksekutif, non eksekutif direktur, komite kepada orang lain. Dengan demikian audit, pemilik lama harus mau berbagi kekuasaan Perubahan dari masing masing variabel dengan pemilik baru. Namun pemilik lama tersebut akan mempengaruhi peningkatan pada umumnya tidak mau begitu saja ataupun penurunan biaya agensi. melepas kontrolnya hutang jangka pendek. perusahaan. Setiap perusahaan tentu memiliki Kontrol tersebut akan tetap pada pemilik struktur pengelolaan yang relatif sama lama asal pemilik lama masih memiliki antara satu dengan yang lain, salah satunya saham mayoritas. Asimetri informasi yang ditandai dengan keberadaan eksekutif dan terjadi didalam perusahaan mengakibatkan non eksekutif direktur. Untuk eksekutif adanya suatu kepentingan antara pemegang direktur ditandai dari pihak yang terlibat saham mayoritas dan pemegang saham langsung dalam manajemen perusahaan. minoritas sehingga menimbulkan biaya Penentuan siapa yang menjadi eksekutif agensi (Jansen dan Meckling, 1976). manajer Disinilah atas dan rapat umum pemegang saham. Tugas dari direktur kewajibannya eksekutif adalah melakukan pengelolaan untuk mengatur dan mengawasi bank yang terhadap seluruh kegiatan operasional yang 2|Page peran dan investor melalui untuk menjalankan tugas dipilih dilaksanakan, dan menentukan kebijakan perusahaan dapat terus atas keputusan yang berhubungan dengan dalam jangka panjang. pengembangan perusahaan. Salah satu Kegiatan dipertahankan Monitoring pihak yang berperan didalam peningkatan aktifitas agency cost adalah direktur eksekutif, menurunkan kelebihan informasi yang diterima sering dilakukan dengan menerapkkan corporate dijadikan governance. alat untuk melakukan direktur terhadap dalam agency Salah cost satu rangka juga dapat bagian dari kecurangan seperti manipulasi biaya yang program corporate governance adalah mengakibatkan meningkatnya agency cost dibentuknya dewan komisaris. Menurut (Hendry, 2010). Ross (2005) dewan komisaris adalah, Besarnya resiko dari agency cost beberapa individu yang ditunjuk untuk tentu tidak terlihat langsung, akan tetapi melakukan kegiatan monitoring terhadap baru dirasakan dalam jangka panjang, aktifitas yang dilakukan manajer. Jika salah satu resiko yang mucul adalah kegiatan monitoring yang dilakukan efektif kebangkrutan. Menyadari keadaan tersebut tentu biaya keagenan dapat dikurangi. stakeholders berusaha mencari solusi agar Untuk membantu peran yang permasalah tersebut tidak sampai terjadi dijalankan oleh dewan komisaris, maka didalam perusahaan yang mereka jadikan dibentuklah komite audit, salah satu tempat berinvestasi, oleh sebab itu didalam anggota komite audit merupakan anggota rapat juga dewan komisaris, tugas dari komite audit direktur adalah membantu aktifitas yang dilakukan umum dibentuk pemegang non saham eksekutif (Bhattacharrya dan Cameron, 2008). oleh dewan komisaris. Jika fungsi Menurut Kietso et al (2013) non pengawasan benar benar dijalankan dengan eksekutif direktur adalah individu yang baik tentu kecurangan didalam pengelolaan berasal dari luar perusahaan atau tidak perusahaan akan dapat dihindari salah terkait dengan pihak manapun, yang satunya adalah mengurangi biaya keagenan ditunjuk sebagai alat untuk melakukan (Agrawal, 2005). pengawasan terhadap aktifitas yang Berdasarkan beberapa uraian dilakukan oleh direktur eksekutif. Jika fenomena dan latar belakang masalah peran dari non eksekutif direktur dapat diatas, berjalan dengan baik tentu kegiatan yang replikasi penelitian yang dilakukan oleh dapat Linda (2012). Pada penelitian tersebut mendorong peningkatan biaya peneliti peneliti dapat perbedaan yaitu penambahan satu variabel 3|Page sehingga eksistensi membuat sebuah keagenan didalam operasional perusahaan dikurangi, mencoba mengajukan beberapa baru yaitu dewan komisaris karena dewan pemegang komisaris bagian governance yang saham (stakeholder) dan dari corporate organisasi. Karena perbedaan kepentingan dapat melakukan ini jugalah masing-masing pihak berusaha dan pengawasan untuk memperbesar keuntungan bagi diri kegiatan monitoring terhadap tindakan direktur, perbedaan mereka sendiri (Faisal, 2005). kedua menggunakan kelompok industri yang berbeda. Perbedaan ketiga adalah waktu atau yang Menurut McColgan (2001) biaya yang keagenan (agency cost) adalah biaya yang diperoleh dapat memberikan kontribusi timbul akibat konflik kepentingan antara positif dan lebih baik dari penelitian direktur dan pemegang saham. Biaya sebelumnya keagenan digunakan, periode penelitian 2.2. Biaya Keagenan (Agency Cost) diharapkan hasil, terjadi ketimpangan karena didalam adanya pengumpulan II. TINJAUAN PUSTAKA informasi. Dalam hal ini arus informasi 2.1. Teori Agency lebih cepat didapatkan oleh pihak internal, Agency Theory pertama kali sedangkan pihak eksternal seperti investor dicetuskan oleh Jensen dan Meckling dan pelaku (1976) yang mengartikan hubungan agensi informasi yang tidak selengkap pihak sebagai sebuah kontrak dimana salah satu internal. pihak (principal) menggunakan pihak lain pasar Menurut lainnya Ross (2005) keagenan tertentu untuk kepentingan mereka, dengan sejumlah aliran biaya yang dikeluarkan melibatkan suatu pendelegasian wewenang oleh investor untuk mendapatkan sejumlah pengambilan keputusan oleh agent. informasi ini menjelaskan tentang bagaimana hubungan antar yang memberi yang cost) biaya (agent) untuk mengerjakan suatu layanan Teori (agency memiliki berasal merupakan dari agen, kebutuhan informasi sangat penting untuk proses pengambilan keputusan. wewenang (principal) dengan pihak yang menerima wewenang (agent) untuk bekerja 2.3. sama dalam memenuhi hak dan kewajiban satu sama lain. Masing-masing pihak disini Mekanisme Good Corporate Good Corporate Governance 2.3.1. Pengertian mempunyai kepentingan mereka sendiri- Governance sendiri, perbedaan kepentingan ini bisa Komite Cadburry (dalam Chet saja menyebabkan timbulnya information Haat, 2005) melalui apa yang dikenal asymetri (kesenjangan informasi) antara dengan 4|Page sebutan Cadburry Report mengeluarkan definisi tersendiri tentang dibeberapa perusahaan ditemukan bahwa GCG : jumlah non eksekutif direktur lebih kurang Good Corporate Governance (GCG) adalah prinsip yang mengarahkan dan 5 orang dan memiliki tingkatan jabatan langsung dibawah direktur utama. mengendalikan perusahaan agar mencapai keseimbangan antara kewenangan memberikan kekuatan serta perusahaan pertanggung 2.3.4. Komite Audit dalam jawabannya Salah satu alat untuk menerapkan Good Corporate Governance adalah kepada para shareholders khususnya, dan dengan adanya komite audit yang efektif. stakeholders pada umumnya. Komite audit merupakan team independen, yang bersumber dari kumpulan individu yang berasal dari luar perusahaan. Komite 2.3.2. Direktur Eksekutif Menurut Swatha & Sukotjo (2002) audit bersifat independen dalam bertugas. direktur adalah individu yang ditunjuk Komite audit bertanggung jawab kepada unguk memimpin para tugas dari mengambil sebuah seorang direktur keputusan berhubungan perusahaan, strategis dengan dikembangkan perusahaan adalah direktur dipublikasikan didalam rapat umum pemegang saham yang yang dilakukan satu kali dalam setahun kebijakan didalam yang adalah (Herwidayatmo, 2000). perusahaan. Salah satu bentuk direktur yang stakeholder sebuah,2.3.5. Dewan Komisaris eksekutif. Menurut Djalil (2000), dewan Jabatan direktur eksekutif pada umumnya komisaris dibentuk sebagai organisasi diberikan keada orang yang dianggap perseroan berengalaman didalam suatu organisasi. kebijaksanaan direksi dalam menjalankan yang bertugas mengawasi perseroan dan memberikan nasehat kepada direksi 2.3.3. Non Eksekutif Direktur Menurut mengungkapkan Inclaw bahwa (2008) seorang non dallam menjalankan kegiatan pengurusan perseroan. Menurut Restuningdiah eksekutif direktur merupakan perpanjangan menyatakan tangan dari dewan komisaris yang bertugas adalah mekanisme pengendalian resiko membantu perusahaan untuk mencapai yang paling penting. Dewan komisaris sasaran perusahaan yang efektif harus meyakinkan kevalidan memiliki jumlah non eksekutif direktur pemilihan metode akuntansi yang dibuat yang berbeda antara satu dengan lain, oleh manajemen dan implikasi keuangan 5|Page tertentu. Setiap bahwa dewan (2010) komisaris untuk setiap keputusan yang dibuat oleh 2.4.3. Pengaruh Komite Audit Terhadap manajemen. Biaya Keagenan Saputro dan Syafrudin (2012) hasil penelitian menemukan bahwa komite audit 2.4. Perumusan Hipotesis 2.4.1. Pengaruh Direktur Eksekutif Penelitian yang dilakukan Linda menemukan direktur tidak negatif terhadap biaya keagenan, dan penelitian Linda (2012) Terhadap Biaya Keagenan (2012) berpengaruh komite audit tidak berpengaruh signifikan bahwa eksekutif terhadap biaya keagenan. Berdasarkan berpengaruh signifikan uraian ringkas tersebut maka diajukan terhadap agency cost, sedangkan penelitian sebuah hipotesis yaitu : Imanova H3 : Komite Audit berpengaruh signifikan (2013) menemukan bahwa direktur eksekutif berpengaruh signifikan terhadap Biaya Keagenan. terhadap agency cost. Berdasarkan kepada uraian beberapa hasil penelitian terdahulu maka diajukan sebuah hipotesis yaitu : 2.4.4. Pengaruh 2.4.2. Pengaruh Non Eksekutif Direktur Komisaris Terhadap Biaya Keagenan H1 : Direktur Eksekutif berpengaruh signifikan terhadap Biaya Keagenan. Dewan Saputro dan Syafrudin (2012) menemukan bahwa dewan komisaris berpengaruh negatif yang signifikan terhadap agency cost, dan penelitian Alfarah et al (2011) menemukan bahwa Terhadap Biaya Keagenan Penelitian yang dilakukan Linda (2012) dewan komisaris berpengaruh signifikan menemukan bahwa non eksekutif direktur terhadap agency cost. Berdasarkan berpengaruh signifikan terhadap agency beberapa hasil penelitian terdahulu maka cost. Dan penelitian Alfarah et al (2011) diajukan sebuah hipotesis yaitu: hasil penelitiannya menunjukan bahwa non H4 : Dewan Komisaris berpengaruh eksekutif direktur berpengaruh negatif signifikan terhadap agency cost. Berdasarkan uraian Keagenan. terhadap Biaya ringkas tersebut peneliti tertarik untuk mengajukan sebuah hipotesis : H2 : Non berpengaruh Eksekutif signifikan Biaya Keagenan. III. METODE PENELITIAN Direktur terhadap 3.1. Sumber Data, Populasi dan Sampel Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang listed di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 20102012 yang berjumlah 47 perusahaan.6|Page Pada penelitian ini yang menjadi sampel adalah beberapa perusahaan direktur eksekutif yang ada didalam suatu perusahaan. perbankan yang listed di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2012. Menurut Kiesso et al (2013) non eksekutif direktur adalah individu yang Pemilihan sampel dengan menggunakan ditunjuk untuk melakukan pengawasan dan metode purposive sampling. membantu tugas direktur eksekutif. Menurut Weber (2002) dalam Pattiran 3.2. Definisi Operasional dan (2008) untuk mengukur non eksekutif Pengukuran Variabel direktur Variabel yang digunakan dalam maka digunakan bantuan pengukuran variabel dummy yaitu apabila penelitian ini yaitu variabel independen perusahaan yang terdiri dari direktur eksekutif, non direktur = 1, dan apabila perusahaan tidak eksekutif direktur, komite audit, dewan memilikki non eksekutif direktur = 0. komisaris sedangkan variabel dependennya adalah biaya keagenan. Menurut keagenan adalah non eksekutif Ukuran utama komite audit dapat dilihat dari jumlah keanggotaan komite Ross (2005) biaya audit termasuk ketua komite audit. Untuk sejumlah biaya yang mengukur variabel dalam penelitian ini dipertentangkan oleh pihak dengan internal memiliki manajer sebagai investor diukur dengan menggunakan variabel atau dummy yaitu apabila jumlah anggota pemegang saham sebagai pihak eksternal. komite audit ≥ 3 orang = 1, dan apabila Pada penelitian ini untuk mengukur biaya jumlah anggota komite audit kurang dari 3 keagenan digunakan total asset turnover. orang = 0 (Syafruddin dan Rani, 2010). Menurut Ross (2005) untuk mengukur total asset turnover dapat dicari dengan Menurut Siallagan dan Machfoedz (2006) mendefinisikan dewan komisaris menggunakan rumus : yang menunjang efektifitas dan monitoring Total Asset Turnover : yang dilakukan oleh direktur, variabel Total Operating Revenue dewan Average Total Asset menggunakan jumlah dewan komisaris Menurut Kiesso et al (2013) komisaris diukur dengan yang ada dalam suatu perusahaan. direktur eksekutif adalah individu yang ditunjuk didalam rapat umum pemegang IV. ANALISIS HASIL PENELITIAN saham. Menurut Siallagan dan Machfoedz 4.1. Pengumpulan Data (2006) untuk mengukur direktur eksekutif diukur dengan 7|Page menggunakan jumlah Berdasarkan data yang diperoleh dari www.idx.co.id. Total sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 31 dengan nilai rata-rata 5,258 dan standar perusahaan yang terdatar di BEI periode deviasi 1,793.2010-2012. Variabel biaya keagenan memiliki 4.2. Statistik Deskriptif nilai terendah 0,00 dan nilai tertinggi 16,68 Tabel 1 dengan nilai rata-rata 1,274 dan standar Descriptive Statistics Std. deviasi 3,567. Deviatio N Biaya Keagenan Direktur Eksekutif Min 93,00 93 3,00 Max 16,6 8 12,0 0 Mean n 1,2748 3,56796 6,8280 2,55217 4.3. Hasil Uji Asumsi Klasik 4.3.1. Hasil Uji Normalitas Tabel 2 Hasil Uji Normalitas Non Eksekutif 93,00 1,00,3333,47396 93 2,00 9,00 5,2581 1,79312 93,00 1,00,9247,26525 Keterangan direktur Dewan Komisaris Komite Audit Valid N Direktur Eksekutif Non eksekutif direktur Komite Audit asymp sig 2tailed 0,552 Alpha Kesimpulan 0,05 Normal 0,000 0,05 Tidak Normal 0,009 0,05 Tidak Normal 93 (listwise) Sumber: Data diolah menggunakan SPSS Dari tabel diatas jumlah sampel yang dipoling (N) adalah 93, jika kita lihat Dewah 0,391 0,05 Komisaris Biaya 0,709 0,05 keagenan Sumber: Data diolah menggunakan SPSS Normal Normal untuk variabel Eksekutif direktur memiliki Berdasarkan tabel diatas variabel nilai terendah 3,00 dengan nilai tertinggi direktur eksekutif, dewan komisaris, dan 12,00 dengan nilai rata-rata 6,828 dengan biaya nilai standar deviasi 2,552. karena memiliki nilai Asymp sig (2-tailed) Variabel non eksekutif direktur besar keagenan 0,05. Variabel memiliki nilai terendah 0,00 dan 1,00 direktur merupakan data yang tertinggi dengan nilai berdistribusi normal. rata-rata 0,333 dan standar deviasi sebesar 0,474. dan berdistribusi noon komite normal eksekutif audit tidak 4.3.2. Hasil Uji Multikolinieritas Tabel 3 Variabel komite audit memiliki Hasil Uji Multikolinearitas Tolerance VIF Kesimpulan nilai terendah 0,00 dan nilai tertinggi 1,00 dengan nilai rata-rata 0,924 dan standar deviasi 0,265. Variabel dewan komisaris memiliki nilai terendah 2,00 dan nilai tertinggi 9,00 Direktur Eksekutif Non Eksekutif Direktur Komite Audit 0,488 Dewan Komisaris 0,520 0.953 0,870 2,05 0 1,04 9 1.14 9 1,92 2 Sumber: Data diolah menggunakan SPSS 8|Page bebas multikolinearitas bebas multikolinearitas bebas multikolinearitas bebas multikolinearitas Dari hasil analisis tabel diatas nilai (Durbin Watson). Gejala autokorelasi tidak VIF nya dibawah 10 dan nilai tolerance akan terjadi apabila nilai Durbin-Watson diatas 0,1. Maka dapat disimpulkan bahwa Du < DW-stat < 4-Du. Dari tabel hasil model regresi ini bebas dari gangguan penelitian multikolinearitas. persamaan pertama diatas didapatkan nilai uji autokorelasi untuk Durbin - Watson sebesar 1,618. Maka diperoleh nilai DU sebesar 1,570. Maka 3.4.3. Hasil Uji Heteroskedastisitas akan didapat 1,570 < 1,618 < (4 – 1,570) Tabel 4 Hasil Uji Glejser Direktur Sig Alpa Kesimpulan 0,732 0,05 Bebas Eksekutif atau 1,570 < 1,618 < 2,430 formula tersebut disimpulkan terbebas dari heteroskedastisitas Non Eksekutif 0,855 0,05 Hasil dari masalah autokorelasi. Bebas Direktur heteroskedastisitas Komite Audit Dewan 0,964 0,832 Bebas 4.4. Hasil Pengujian Hipotesis heteroskedastisitas 4.4.1. Hasil Uji R2 Determinan 0,05 0,05 bebas Komisaris Tabel 6 heteroskedastisitas Hasil Pengujian Koefisien Determinasi (R2) Sumber: Data diolah menggunakan SPSS Untuk mendeteksi ada atau Nilai Adjusted R Kesimpulan Square tidaknya hateroskedastisitas memakai Uji - 0,040 Besar pengaruh variabel dalam penelitian ini yaitu sebesar - 4% Glejser, jika uji glejser menunjukan nilai Sumber: Data diolah menggunakan SPSS probabilitas signifikansi lebih dari 0,05, Pada Tabel diatas dapat dilihat maka model regresi tidak mengandung bahwa kemampuan variabel Independen heteroskedastisitas. Karena pada tabel 4.5 untuk semua memiliki hubungan yang ada dapat dilihat dari nilai signifikansi probabilitas di atas 5%, Maka adjusted R Square (R2), dengan nilai - dapat 0,040 variabel dikatakan dependen bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas. menentukan atau -4%, besarnya artinya kekuatan variabel independen tidak mampu menjelaskan variabel dependen. Karena jika nilai 3.4.3. Hasil Uji Autokorelasi adjusted R2 negatif dianggap bernilai 0 ( Tabel 5 Ghozali, 2013 ). Pengujian Autokorelasi Biaya Keagenan Nilai Durbin Watson Kesimpulan 1,618 Tidak Terjadi Autokorelasi Sumber: Data diolah menggunakan SPSS Untuk mendeteksi gejala autokorelasi diketahui dari nilai DW 9|Page 4.4.2. Hasil Uji F Regresi Linier Berganda Tabel 7 Berdasarkan tabel diatas di atas Hasil Pengujian Regresi Simultan (Uji F) Nilai F Nilai sig. Kesimpulan maka diperoleh persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut : 0,114 0,029 0,029 < 0,05 maka Ha diterima YTATO= 1,110 + 0,025 ED + 0,030 NED + 0,062 KA– 0,011 DK Sumber: Data diolah menggunakan SPSS Untuk menguji hipotesis ini dapat di gunakan statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan : berdasarkan nilai 4.4.3. Hasil Pengujian Hipotesis 4.4.3.1. Pengaruh Direktur Eksekutif Terhadap Biaya Keagenan signifikan, jika nilai signifikan > 0,05 atau Dari tabel diatas menunjukkan 5% maka Ha di tolak (Ghozali, 2011). bahwa koefisien regresi Eksekutif Direktur Berdasarkan tabel 4.8 terlihat bahwa nilai sebesar 0,025 dengan tingkat signifikan signifikan 0,029 < 0,05 maka Ha diterima 0,017 < 0,05. maka variabel Eksekutif dan Ho ditolak yang berarti koefisien Direktur berada pada daerah penerimaan regresi signifikan. Hal ini artinya variabel Ha. Dengan demikian, hipotesis pertama eksekutif direktur dan dewan komisaris terdapat pengaruh positif dan signifikan berpengaruh antara variabel Direktur Eksekutif terhadap secara simultan terhadap variabel dependen (biaya keagenan). variabel biaya keagenan, artinya hipotesis 1 diterima.4.4.3. Hasil Uji t Para direktur eksekutif memiliki Tabel 8 kewenangan yang lebih besar, mereka Hasil Pengujian Hipotesis Keterang Koefisien an Regresi Constant 1,110 Sig Alpa Kesimpulan luas, dari apa yang dapat mereka pilih dan 0,00 hal tersebut harus mengarah pada pilihan 0 Eksekutif 0,025 Direktur Non memiliki alternatif jangkauan yang lebih 0,01 0,05 H1 Diterima 0,05 H2 Diterima strategis yang lebih baik. Hal ini juga dapat 7 0,030 Eksekutif 0.04 3 meminimalisirkan terciptanya ruang untuk kesalahan, maka mungkin saja manajer Direktur Komite 0,062 Audit Komite Audit 0,02 0,05 H3 Diterima 0,05 H4 Diterima lingkungan 1 -0.011 0,04 akan melakukan scan atau memindai 4 Sumber: Data diolah menggunakan SPSS tidak relevan dan merumuskan tanggapan yang tidak tepat yang dapat mengakibatkan kemakmuran para investor.10 | P a g e yang Hasil penelitian ini sejalan dengan direktur untuk melakukan berbagai penelitian Imanova (2013) menemukan kecurangan akibatnya agency cost menjadi bahwa direktur eksekutif berpengaruh mengalami penurunan. signifikan terhadap agency cost, didalam Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian tersebut terlihat bahwa direktur penelitian Linda (2012) dan Alfarah et al eksekutif memiliki peran yang sangat besar (2011) menemukan bahwa non eksekutif bagi terjadinya agency cost, kelebihan direktur berpengaruh signifikan terhadap informasi yang mereka miliki mendorong agency besarnya kemungkinan bagi direktur untuk tersebut terlihat bahwa semakin besar melakukan satunya peran yang dijalankan oleh non eksekutif menaikan biaya agency untuk berbagai direktur tentu akan mempersempit ruang kegiatan yang fiktif. Semakin banyak gerak direktur untuk melakukan berbagai anggota direktur eksekutif maka biaya kecurangan akibat agency cost menjadi keagenan makin berkurang. mengalami penurunan.4.4.3.2. kecurangan Pengaruh salah Non Eksekutif Direktur Terhadap Biaya Keagenan cost.4.4.3.3. Pada model Pengaruh Komite penelitian Audit Terhadap Biaya Keagenan Dari tabel 4.9 menunjukkan bahwa Dari tabel 4.9 menunjukkan bahwa koefisien regresi Non Eksekutif Direktur koefisien regresi Komite audit sebesar sebesar 0,030 dengan tingkat signifikan 0,062 dengan tingkat signifikan 0,021 < 0,043 < 0,05. maka variabel non Eksekutif 0,05. maka variabel komite audit berada Direktur berada pada daerah penerimaan pada daerah penerimaan Ha. Dengan Ha. Dengan demikian, hipotesis kedua demikian, terdapat pengaruh dan signifikan antara pengaruh yang signifikan antara variabel variabel non eksekutif direktur terhadap komite audit terhadap biaya keagenan, biaya keagenan, artinya hipotesis artinya hipotesis 3 diterima.2 diterima. hipotesis keempat terdapat Hal ini disebabkan karena komite Hal ini disebabkan karena non audit bertugas membantu dewan komisaris eksekutif direktur merupakan individu untuk memonitoring proses pelaporan yang ditunjuk untuk mengawasi dan keuangan membantu meningkatkan manajer. aktifitas Semakin yang besar dilakukan peran yang dijalankan oleh non eksekutif direktur tentu akan mempersempit ruang gerak 11 | P a g e oleh manajemen kredibilitas untuk laporan keuangan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Saputro dan Syafrudin (2012) hasil penelitian menemukan bahwa komite (2012) audit berpengaruh negatif terhadap biaya menemukan keagenan, berpengaruh signifikan terhadap agency didalam teridentifikasi penelitan semakin pengawasan yang organisasi tentu baik dijalankan akan tersebut fungsi didalam mendorong cost, dan hasil Alfarah bahwa yang et al dewan (2011) komisaris diperoleh tersebut menunjukan bahwa semakin besar peran dewan komisaris dalam melakukan menurunnya aktifitas manajemen laba. pengawasan akan mendorong mengurangi Berjalan dengan baiknya kegiatan komite agency cost. Tingginya fungsi pengawasan audit dalam melakukan pengawasan tentu tentu akan perusahaan seperti agency cost menjadi membuat ruang gerak direktur menjadi menurun sehingga mendorong membuat kecurangan didalam lebih kecil kemungkinan terjadi. menurunkan biaya keagenan.V. PENUTUP 4.4.3.4. Pengaruh Dewan Komisaris 5.1. Kesimpulan Terhadap Biaya Keagenan Berdasarkan Dari tabel 4.9 menunjukkan bahwa analisis data dan pembahasan yang dikemukakan pada bab koefisien regresi dewan komisaris sebesar sebelumnya 0,011 dengan tingkat signifikan 0,044 < kesimpulan seperti yang diuraikan berikut 0,05. maka variabel dewan komisaris ini. berada pada daerah penerimaan maka dapat diambil Ha.1. Penelitian ini menggunakan sampel Dengan demikian, hipotesis ketiga terdapat semua perusahaan perbankan yang pengaruh yang signifikan antara variabel terdaftar di BEI tahun 2010-2012. dewan komisaris terhadap biaya keagenan, Pengambilan sampel menggunakan artinya hipotesis 4 diterima. teknik Hal ini disebabkan karena Dewan Komisaris mempunyai bersasaran (purposive sampling). mekanisme pengendalian risiko yang paling penting. Dewan Komisaris yang efektif harus meyakinkan kevalidan pemilihan metode akuntansi yang dibuat oleh manajemen dan implikasi keuangan untuk setiap keputusan yang dibuat oleh manajemen. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Saputro dan Syafrudin 12 | P a g e penyampelan 2. Hipotesis 1, hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara Direktur Eksekutif terhadap Biaya Agensi, sehingga hipotesis penelitian 2, penelitian diterima.3. Hipotesis hasil menunjukan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara non eksekutif direktur terhadap Biaya Keagenan sehingga hipotesis penelitian diterima.4. Hipotesis 3, hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara Komite audit terhadap Biaya Keagenan sehingga hipotesis penelitian diterima.5. Hipotesis 4, hasil penelitian DAFTAR PUSTAKA Agrawal, Anup dan Sahiba Chadha.2005. Corporate Governance and Accounting Scandals. Journal of Law and Economics. Vol. XLVIII. hal.371-406. Alfarah et al.2011. Faktor-factor yang mempengaruhi Agency Cost pada Perusahaan Manufaktur BEI. Jurnal Akuntansi Keuangan No.5 vol.3. Universitas Kristen Petra Surabaya. menunjukan bahwa ada pengaruh yang signifikan Komisaris Keagenan antara Dewan terhadap Bhattacharrya Biaya sehingga hipotesis penelitian diterima. CheHaat, 5.2. Saran Berdasarkan hasil analisis, maka penulis menyarankan kepada peneliti selanjutnya hal-hal sebagai berikut: 1. Bagi penelitian diharapkan untuk selanjutnya menambah jumlah sampel penelitiannya, yaitu menjadi 5 tahun dengan tujuan Djalil, Nalinaksha, Amin Mawanidan Cameron Moril.2008. Devident Payout and executive Compensation : Theory and Evidence accounting and Finance, Vo 48, hal 521-541. MH, Rahman, RA dan Mahenthiran, S, 2005, Corporate Governance, Transparency anf Performance of Malaysian Companies, Managerial of Auditing Journal, Vol.23 No.8. Sofyan. Good Corporate Governance. Skripsi Fakultas Hukum Universitas Indonesia. untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik lagi.2. Bagi penelitian berikutnya diharapkan menggunakan semua jenis/sektor perusahaan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai sampel penelitian.13 | P a g e Devi Avri Nurvida dan Gugus Irianto.2008. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan ditinjau dariTeori Keagenan. Vol, No.1 April2008: 1-16. Effendi, Muharief.2005. Peranan Komite Audit dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Jurnal Akuntansi Pemerintah. Vol 1 hal 51-57. Faisal, 2004, Analisis Agency Cost, Struktur Kepemilikan dan Mekanisme Corporate Governance, Simposium Nasional VII, Ikatan Akuntansi Indonesia. Ghozali, Imam.2013. Analisis Multivariate dengan Menggunakan SPSS 21.0. Badan Penerbit Universitas Dipenegoro, Semarang. Hendry, Darren, 2010. Agency Costs, Ownership Structure and Governance Compliance : A Private Contracting Perspective, Pasific Basin Finance Journal hal :18. Herwidayatmo, 2000. Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Keputusan Keuangan dan Nilai Perusahaan: Survey pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Simposium Nasional AkuntansiXI.23-24 Juli 2000 Pontianak. Imanova.2013. Pengaruh Kinerja Keuangan dan Non Keuangan terhadap kualitas Laba Akuntansi Melalui Model Income Smotting pada Perusahaan LQ di BEI. Tesis Magister Manajemen Universitas Andalas Padang. Inclaw.2008. Large Shareholders and Corporate Control. Journal of Political Economy 2008 volume 3 hal: 461-488. Jansen. M C dan Meckling.W.H 1976 Theori of Firm : Managerial 14 | P a g e Behavior, Agency Cost and Ownership Structure Journal Of Financial Economics volume l hal : 78-130. Kieso D.E., Weygandt J.J., Warfield T.D., Intermediate Accounting :IFRS Edition, Volume 1, 2011. Komite Nasional Corporate Governance.2002. Pedoman Pembentukan Komite Audit yang Efektif. Gramedia Pustaka, Jakarta. Kusuma, Arifin 2012. Earning Management dan Agency cost (Pro dan Kontra). www.article.blogspot.com (08 November 2013). Linda.2012. Mekanisme Corporate Governance dan Biaya Agensy. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. McColgan.2001. Efek Systematic Risk Beta, Growth, Agency Cost dan Transaction Cost Terhadap Dividend payout Ratio (Pada Industri Barang Konsumsi yang Go-Publik di BEJ). Tesis Malang. Program Pasca Sarjana, Universitas Brawijaya. Patiran, Andarias.2008. Pengaruh Sensivitas Kekayaan Eksekutif Tergadap Manajemen dengan Corporate Governance sebagai varibael moderating. Tesis Semarang. Program Pascasarjana, Universitas Diponegoro. Potter, J Michael.2005. Management Strategic. McGraw-Hill, Irwin. Prior.2008. Managerial Ownership dan Conflict Interest dalam Agency Relationship. Jurnal Keuangan dan Bisnis. Vol.6, No.1, Maret 2008, Hal.5563. Restuningdiah, N.2010. Perataan Laba terhadap Reaksi Pasar dengan Mekanisme GCG dan CSR Disclosure. Jurnal Manajemen Bisnis. Vol: 3. No.3. hal.241260. Ross, William, Jeff.2005. Coorporate Financial Statement. Edisi Indonesia. Gramedia Pustaka, Jakarta. Saputro Aga Nugroho dan Syafruddin Muchhamad.2012. Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Mekanisme Corporate Governance Terhadap Biaya Keagenan. Diponogoro Journal Accounting Volume 1 Nomor 1 Tahun 2012. Siallagan, Hamonangan dan Machfoedz, Mas'ud.2006. Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi IX Padang. Hal 23-26. Syafruddin, Muchhamad dan Rani, Mandhega Prawita.2010. Pengaruh Komite Audit terhadap Manajemen Laba (Dengan Menggunakan Earning Restatement sebagai Proksi dari Manajemen Laba). skripsi fakultas ekonomi. Universitas Diponegoro.15 | P a g e Swastha, Basu D.H & Ibnu Sukatjo, 2002. Pengantar Bisnis Moderen. Yogyakarta:LibertyYogyakar ta.
Apa yang dimaksud dengan non eksekutif?
Direktur Non Eksekutif – Direktur non eksekutif ( non-executive director ) adalah seorang direktur yang tidak bekerja secara langsung untuk sebuah perusahaan tetapi memberi saran-saran kepada direksi lainnya. Direktur non-eksekutif memiliki kekuasaan dan wewenang penuh dari setiap direktur lain dan dapat mengikat perusahaan untuk kontrak apapun.
Apa yang dimaksud dengan tenaga kerja terdidik dan berikan contohnya?
Tenaga Kerja Terdidik – Pertama adalah tenaga kerja terdidik, tenaga kerja terdidik adalah seseorang yang memiliki pengetahuan dan keahlian pada suatu bidang tertentu. Pengetahuan dan keahlian ini umumnya diperoleh seseorang melalui pendidikan formal yang mereka tempuh. Contohnya adalah dokter, pengacara, notaris, dan lain sebagainya.