Mengolah Sampah Jadi Listrik Melimpah – Koaksi Indonesia Sampah seringkali dijadikan sumber masalah dan dianggap tidak memiliki manfaat oleh masyarakat. Namun siapa sangka sampah yang kita hasilkan sehari-hari berpotensi sebagai sumber energi yang menghasilkan listrik dan gas yang pastinya memberikan manfaat dan lebih terjangkau.
Potensi listrik dari limbah pertanian, peternakan dan sampah kota mencapai lebih dari 32 GW. Saat ini Indonesia memiliki 9 pembangkit listrik yang berasal dari bioenergi dan biogas rumah tangga serta komunal di 17 lokasi. Terdapat pula tungku sehat hemat energi yang menjadi percontohan di tiga provinsi seperti DIY, Jawa Tengah dan Nusa Tenggara Timur.
PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah) bermanfaat tidak hanya sebagai pembangkit listrik, namun juga bermanfaat untuk menjaga kebersihan lingkungan karena sampah-sampah tersebut kemudian akan dikumpulkan dan dimanfaatkan agar tidak dibiarkan berserakan serta pemanfaatan PLTS juga bermanfaat untuk mengurangi emisi gas karbon.
- Saat ini terdapat tujuh kota yang dijadikan pilot project untuk PLTS yakni di Jakarta, Tangerang, Bandung, Semarang, Surakarta, Surabaya dan Makassar.
- Salah satu PLTS yang berhasil dikembangkan di Indonesia adalah PLTS Benowo di Surabaya.
- PLTS Benowo yang menampung sampah masyarakat Surabaya yang mampu memasok listrik sebesar 11 MW.
Jenis sampah yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi antara lain jerami, ampas tebu, kotoran dari hewan ternak, unggas hingga kotoran manusia. Pemanfaatan bioenergi yang berbasis sampah telah dimanfaatkan oleh pengelola pasar di Yogyakarta. Pasar buah Gemah Ripah di Yogyakarta mampu menghasilkan sampah buah busuk sebanyak 10 ton setiap harinya.
Sebagian dari sampah-sampah tersebut tentu tidak dibuang melainkan digiling hingga berubah menjadi bentuk cair. Kemudian dari bentuk cair tersebut dimasukkan dalam mesin digester atau mesin pengurai. Mesin pengurai tidak dapat ditembus oleh oksigen sehingga bakteri dalam buah busuk akan mengurai dan menghasilkan gas metana yang keluar dari pipa-pipa tertutup.
Gas metana yang dihasilkan akan menggerakkan generator yang kemudian dapat dimanfaatkan untuk menghidupkan lampu jalanan serta dapat dimanfaatkan pula untuk menyalakan kompor gas. Inilah yang disebut dari sampah, jadi berkah! : Mengolah Sampah Jadi Listrik Melimpah – Koaksi Indonesia
Contents
Apa manfaat dari PLTSa?
Youth Agrinity Festival 2021: Kick-Off – October 15, 2021 Sampah – merupakan material sisa yang dianggap sudah tidak diperlukan sehingga perlu dibuang. Persoalan mengenai sampah menjadi permasalahan global tak terkecuali di Indonesia. Peningkatan sampah secara langsung berkaitan dengan peningkatan penduduk yang mendorong kenaikan tingkat konsumsi. Gambar 1. Ilustrasi Laju Timbulan Sampah di Indonesia per 2015-2020 Berdasarkan Data BPS dan KLHK Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Lingkungan Hidup (KLHK), menyatakan timbulan sampah per 2015 sebesar 65,20 juta ton. Timbulan ini mencapai 65,80 juta ton per 2017 dan menurun dalam skala kecil menjadi 65,79 juta ton tahun 2018.
Berselang satu tahun, timbulan sampah signifikan meningkat menjadi 67,10 juta ton dan pada tahun 2020 mencapai 67,80 ton. Keseluruhan jenis sampah organik maupun anorganik dapat menyebabkan kerusakan ekologis bagi lingkungan. Dampak negatif yang ditimbulkan dari sampah dirasakan secara langsung dalam berbagai aspek, mulai dari lingkungan, kesehatan, sosial, hingga ekonomi.
Pengolahan sampah yang buruk dapat merusak kelestarian lingkungan, serta mengganggu kesehatan masyarakat. Gambar 2. Tumpukan Sampah yang Tidak Terkontrol Menyebabkan Pencemaran Sungai (unsplash.com/alschim) Seperti gambar diatas, pencemaran sampah tidak hanya terjadi di sungai saja, tetapi juga pada lingkungan lain seperti udara, laut, tanah, yang mana hal ini menimbulkan berbagai macam penyakit, serta memicu berbagai bencana alam seperti banjir dan tanah longsor sehingga merusak ekosistem lingkungan dan membahayakan makhluk hidup disekitarnya.
- Untuk meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan, pemerintah membuat beberapa regulasi terkait dengan pengolahan sampah.
- Salah satunya adalah UU No.18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah.
- Pokok kebijakan dalam Undang-Undang ini adalah terkait cara penyelenggaraan dan pengaturan pengelolaan sampah secara terpadu serta komprehensif, pemenuhan hak dan kewajiban masyarakat, juga tugas dan wewenang pemerintah pusat dan pemerintahan daerah untuk melaksanakan pelayanan publik.
Pengelolaan sampah didasari oleh asas tanggung jawab, berkelanjutan, manfaat, keadilan, kesadaran, kebersamaan, keselamatan, keamanan, dan asas nilai ekonomi. Salah satu bentuk inovasi pengolahan sampah dapat dilakukan dengan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa).
Tujuan dibentuknya kebijakan ini guna meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah dengan benar dan memicu berbagai inovasi untuk meminimalisir dampak negatif dari sampah. Salah satu bentuk inovasi yang dapat diterapkan adalah dengan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa). PLTSa ini bermanfaat sebagai pembangkit listrik dan menjaga kebersihan lingkungan dengan meminimalisir jumlah sampah, dan mengurangi emisi gas karbon.
Saat ini penerapan PLTSa ini sudah direalisasikan di beberapa kota di Indonesia. PLTSa adalah pembangkit listrik yang menggunakan bahan utama sampah. Sampah yang dapat dimanfaatkan untuk PLTSa di kota tergantung pada kapasitas yang dimiliki PLTSa. Jumlah sampah ini merupakan jumlah sampah yang telah dikurangi dengan sampah yang diambil oleh pemulung, pakan ternak, dan industri kompos.
- Sebagian besar sampah yang akan digunakan di PLTSa adalah sampah organik dengan potensi racun yang relatif lebih rendah.
- Sampah ini nantinya digunakan sebagai bahan bakar untuk memanaskan air dalam boiler,
- Uap panas yang dihasilkan akan dimasukkan ke turbin uap untuk memutar generator sehingga listrik dapat dihasilkan.
Untuk bahan yang digunakan adalah sampah segar dari perumahan dan perkantoran. Pengolahan sampah pada PLTSa menggunakan teknologi ternal jenis insinerasi. Teknologi termal jenis insinerasi merupakan teknologi proven yang digunakan diberbagai negara sejak dahulu dan dapat memusnahkan sampah yang tercampur, sehingga cocok dikembangkan di Indonesia yang kondisi sampahnya merupakan sampah campuran.
Tungku yang digunakan dalam mengelola sampah campuran yang belum diolah dengan harga yang ekonomis yaitu tungku jenis grate, Tungku ini digunakan sekitar 74% dari total insinerator secara global. Sampah-sampah tersebut dapat digolongkan dalam beberapa kriteria berdasarkan sifat, bentuk, dan sumber sebagai berikut: Tabel 1.
Klasifikasi Sampah Tabel 1. Klasifikasi Sampah Gambar 3. Unit Pilot Project Pengolahan Proses Termal (Ground breaking PLTSa, 2018) Teknologi PLTSa yang dikembangkan BPPT mengadopsi desain dasar nilai kalor sampah 1500 kkal/kg, dengan kapasitas sampah minimal 50 ton/hari dan dapat menghasilkan listrik minimal 400 KW sebagai hasil samping.
Unit Pilot Project PLTSa merupakan unit yang ramah lingkungan, karena dilengkapi dengan unit pengelolaan pencemaran udara, yang terdiri dari unit quenching yang digunakan untuk mencegah terbentuknya kembali dioksin dan furan, scrubbing untuk menyerap bahan berbahaya yang terkandung didalam gas buang dan bag filter untuk menangkap debu sebelum dibuang melalui cerobong asap.
Kelengkapan PLTSa akan menghilangkan beberapa kekhawatiran mengenai emisi gas berbahaya. Pembangunan PLTSa dapat menjadi salah satu solusi dari kebutuhan energi listrik serta membantu mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil yang jumlahnya semakin berkurang.
- Selama dijalankan, PLTSa menggunakan mesin gas pembakaran dalam berbahan bakar gas yang berasal dari landfill (LFG).
- PLTSa memberikan manfaat seperti meningkatkan udara sehat melalui pengurangan dampak pencemaran lingkungan dan pemanasan global yang diakibatkan oleh sampah serta dapat meningkatkan kesejahteraan sosial atau taraf hidup bagi masyarakat setempat terutama bagi masyarakat yang kesulitan mendapatkan akses listrik.
Permasalahan sampah sampai saat ini perlu ditangani secara serius. Sampah yang tidak berpotensi merusak kelestarian lingkungan dan mengganggu kesehatan masyarakat. Pengolahan sampah dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan mengubah sampah menjadi bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa).
- PLTSa merupakan pembangkit listrik yang menggunakan bahan utama sampah yang mayoritas menggunakan sampah organik.
- PLTSa tidak hanya bermanfaat sebagai pembangkit listrik saja, namun juga bermanfaat untuk menjaga kebersihan lingkungan sebab dapat meminimalisir jumlah sampah yang ada di lingkungan.
- Penerapan PLTSa tersebut juga bermanfaat dalam mengurangi emisi gas karbon di lingkungan.
Written By : Alda Rizkino, Faizal Agung Rahmadani, Miranda Theresia, Alfred Karel Pangau, Meutia Azzahra Rianto, Nufaisah Aufa Azzahra, Erma Ro’ichatul Jannah, Teuku Ferdiyan, and Yehezkiel Kenzi Putra – IAAS LC UB 2021 Referensi: Soemirat, Slamet.2009.
Apa manfaat dari pembangkit listrik?
Pembangkit listrik sangat penting untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan energi, dan merupakan hal penting dalam upaya untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan dan pengentasan kemiskinan. Energi, termasuk listrik dan panas untuk bisnis dan rumah tangga serta transportasi adalah sumber terbesar dari emisi gas rumah kaca buatan manusia secara global.
Pembangkit listrik apakah yang memanfaatkan sumber energi sampah?
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Pembangkit listrik tenaga sampah (atau Pembangkit listrik tenaga biomasa sampah disebut juga PLTSa) adalah pembangkit listrik termal dengan uap supercritical steam dan ber bahan bakar sampah atau gas metana sampah,
- Sampah dan gas metana sampah dibakar menghasilkan panas yang memanaskan uap pada boiler steam supercritical.
- Uap kompresi tinggi kemudian menggerakkan turbin uap dan flywheel yang tersambung pada generator dengan perantara gigi transmisi sehingga menghasilkan listrik,
- Daya yang dihasilkan pada pembangkit ini bervariasi antara 500 KW sampai 10 MW.
Bandingkan dengan PLTU berbahan bakar batubara dengan daya 40 MW sampai 100 MW per unit atau PLT nuklir berdaya 300 MW sampai 1200 MW per unit.
Bagaimana proses pemanfaatan sampah menjadi energi listrik?
Cara Mengubah Sampah Menjadi Energi Listrik source picture : http://female.store.co.id/ Sampah memang menjadi masalah di kota – besar di seluruh dunia., khususnya di Indonesia seperti menumpuknya sampah di jalan – jalan protokol Kota bandung. Belum lagi konflik antara pemerintah dengan warga masyarakat yang lokasinya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA).
Sampah dibakar sehingga menghasilkan panas (proses konversi thermal) Panas dari hasil pembakaran dimanfaatkan untuk mengubah air menjadi uap dengan bantuan boiler Uap bertekanan tinggi digunakan untuk memutar bilah turbin Turbin dihubungkan ke generator dengan bantuan poros Generator menghasilkan listrik dan listrik dialirkan ke rumah – rumah atau ke pabrik.
Proses Konversi Thermal Proses konversi thermal dapat dicapai melalui beberapa cara, yaitu insinerasi, pirolisa, dan gasifikasi. Insinerasi pada dasarnya ialah proses oksidasi bahan-bahan organik menjadi bahan anorganik. Prosesnya sendiri merupakan reaksi oksidasi cepat antara bahan organik dengan oksigen.
- Pembangkit listrik tenaga sampah yang banyak digunakan saat ini menggunakan proses insenerasi salah.
- Sampah dibongkar dari truk pengakut sampah dan diumpankan ke inserator.
- Di dalam inserator sampah dibakar.
- Panas yang dihasilkan dari hasil pembakaran digunakan untuk mengubah air menjadi uap bertekanan tinggi.
Uap dari boiler langsung ke turbin. Sisa pembakaran seperti debu diproses lebih lanjut agar tidak mencemari lingkungan (truk mengangkut sisa proses pembakaran). Teknologi pengolahan sampah ini memang lebih menguntungkan dari pembangkit listrik lainnya.
Apakah sampah bisa diubah menjadi energi listrik?
Salah satunya adalah dengan pemanfaatan sampah yang berpotensi dapat dikonversi menjadi energi listrik. Fakta menunjukkan bahwa potensi pemanfaatan sampah kota untuk pembangkit listrik sangatlah besar, baik dengan metode Thermal atau metode Landfill.
Berapa daya listrik yang dihasilkan dari pengolahan sampah menjadi energi listrik?
Pembangkit Listrik dari Sampah Hasilkan 750 Watt per Hari Jakarta, CNN Indonesia – Pemerintah meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah ( ) di Tempat Pembuangan Sampah Akhir,, Senin (25/3). Fasilitas pengolahan sampah menjadi listrik ini memiliki kapasitas pengolahan sampah sebesar 100 ton/hari.PLTSa ini dapat menghasilkan listrik sebanyak 750 kWh perhari menggunakan sampah yang sudah tidak dapat dimanfaatkan lagi.
Jika dikonversi, daya sebesar ini bisa digunakan untuk menyalakan 68 AC berkekuatan 1 PK yang digunakan 15 jam setiap harinya.”Kalau kita tidak mulai, kapan kita mau maju. Ini penting, kita bikin saja. Nanti kalo ini (PLTSa) sudah jadi 100 ton/hari, (selanjutnya) kita bikin untuk kota-kota seperti Labuan Bajo, Balige, Pontianak, kota-kota yang produksi sampahnya sekitar 100-200 ton/hari,” jelas Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan melalui siaran pers seperti dikutip dari Antara, Selasa (26/3).
ADVERTISEMENT SCROLL TO RESUME CONTENT Luhut juga menambahkan teknologi PLTSa ini dapat dimasukan dalam “e-katalog” milik pemerintah untuk mempercepat proses pengadaan bagi kota-kota yang ingin mengaplikasikan PLTSa.Menurut dia, jika dapat diterapkan pada kota-kota lain di Indonesia, maka permasalahan penyediaan lahan untuk pembuangan sampah akan teratasi.
- Epala BPPT Hammam Riza mengatakan PLTSa Merah-Putih menggunakan teknologi thermal yang terbukti dan telah banyak dipakai untuk proyek waste to energy di dunia.
- Teknologi thermal tersebut juga ramah lingkungan karena dilengkapi dengan pengendali polusi.
- Selain itu, PLTSa ini ekonomis dan cocok digunakan untuk karakter sampah di Indonesia yang umumnya tercampur karena kurangnya kesadaran untuk memilah sampah sebelum dibuang.Karakter sampah di Indonesia juga mengandung bahan organik yang tinggi, memiliki kelembapan yang tinggi, dengan nilai kalori yang rendah.
Lebih jauh lagi, teknologi dan alat yang digunakan mengandung TKDN yang tinggi.”Ini merupakan hasil kajian BPPT dan dibangun dengan mitra lokal. Sebagian besar peralatan merupakan produksi dalam negeri sehingga kami dengan bangga menamakannya PLTSa Merah-Putih,” ungkap Riza.
Pengelolaan sampah menjadi listrik di Bantar Gebang diharapkan bisa mengurangi maslaah dari limbah buangan itu (CNN Indonesia/Eky Wahyudi) |
Sementara itu, Menristekdikti M. Nasir menyinggung bahwa yang terpenting adalah pengelolaan sampah bukan listriknya, melainkan upaya membuat kota lebih bersih. “Jangan sampai berpikir untuk menghasilkan energi, tapi berpikir bagaimana Jakarta bersih, Bekasi bersih, itu yang penting.
- Ita jangan menghitung berapa cost (biaya) per kWh-nya,” pungkas Menristekdikti.
- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan meresmikan proyek percontohan ( pilot project ) Pengolahan Sampah Proses Thermal PLTSa Bantargebang di Bekasi, Jawa Barat, yang hampir seluruhnya memanfaatkan komponen lokal.
“Sampah ini menurut saya masalah yang harus kita selesaikan. Kita gunakan teknologi dalam negeri. Pilot project ini hampir seluruhnya menggunakan Tingkat Komponen dalam negeri (TKDN),” katanya dalam siaran pers di Jakarta, Selasa. Peresmian itu juga dilakukan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir, Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza, dan Asisten Bidang Pembangunan dan Lingkungan Hidup pemprov DKI Jakarta Yusmada Faizal.Selain itu juga dihadiri oleh Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Kemenko Bidang Kemaritiman, Dirjen Pengolahan Sampah dan Limbah B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Walikota Bekasi, Walikota Tangerang Selatan, dan Para Pejabat Eselon 1 BPPT.
Apa yang dimaksud dengan pembangkit listrik tenaga?
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas PLTU Indramayu, Jawa Barat 3×330 MW sedang dalam pembangunan. Pembangkit listrik adalah sekumpulan peralatan dan mesin yang digunakan untuk membangkitkan energi listrik melalui proses transformasi energi dari berbagai sumber energi, Sebagian besar jenis pembangkit listrik menghasilkan tegangan listrik arus bolak-balik 3-fasa.
- Selain itu, sebagian besar pembangkitan listrik menggunakan generator sinkron yang didukung oleh penggerak mula yang memperoleh energi dari bahan bakar atau sumber daya alam,
- Omponen utama di dalam pembangkit listrik meliputi instalasi energi primer, instalasi penggerak mula, instalasi pendingin dan instalasi listrik,
Jenis pembangkit listrik umumnya dinamakan sesuai dengan tenaga penggerak mula yang digunakan, antara lain air ( PLTA ), diesel ( PLTD ), uap ( PLTU ), gas ( PLTG ), gas dan uap ( PLTGU ), panas bumi (PLTP), dan nuklir ( PLTN ).
Apakah plastik bisa menghasilkan listrik?
Pemerintah Provinsi Jawa Timur optimis menangani masalah sampah, khususnya plastik, dengan cara mengubah menjadi energi listrik. Pemanfaatan sampah plastik menjadi energi listrik diharapkan mendukung target energi terbarukan di Jawa Timur, pada 2025 diprediksi mencapai 16,8 persen. Awal Agustus, Pembangkit Listrik Tenaga Sampah beroperasi di Jawa Timur. Pengelolaan sampah menjadi listrik, sesuai Rencana Umum Energi Daerah yang telah disahkan DPRD Provinsi Jawa Timur. Dosen Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember, Anita Dewi Moelyaningrum, mengatakan, keberadaan PLTSa khususnya plastik, memberikan dampak lingkungan dan kesehatan masyarakat. Senyawa toksik terutama dioksin dan furan dapat terakumulasi di lingkungan, organisme, dan manusia. Akibatnya, mengganggu kesehatan manusia seperti batuk dan sesak nafas.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur optimis menangani masalah sampah, khususnya plastik, dengan cara mengubah menjadi energi listrik. Hal ini diungkapkan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, usai meninjau pabrik kertas di Kabupaten Mokerto, Senin,
Secara nasional, Bapak Presiden meminta kita mengolah sampah menjadi listrik. Untuk sampah basah menjadi energi listrik, sudah diinisiasi di Surabaya. Sementara sampah plastik menjadi listrik, tengah diinisiasi di Mojokerto,” katanya. Pemanfaatan sampah plastik menjadi energi listrik diharapkan mendukung target energi terbarukan di Jawa Timur, pada 2025 diprediksi mencapai 16,8 persen.
Khofifah berharap, inisiasi pengolahan sampah plastik memperbanyak kehadiran pembangkit listrik tenaga sampah, “Awal Agustus akan operasi, sampah plastik menjadi listrik,” terangnya. Menurut Khofifah, pengelolaan sampah menjadi listrik, sesuai Rencana Umum Energi Daerah yang telah disahkan DPRD Provinsi Jawa Timur. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama Plt Bupati Mojokerto Pungkasiadi, melihat bahan kertas bekas yang diolah di pabrik kertas PT. Mega Surya Eratama. Foto: Petrus Riski/Mongabay Indonesia Terkait masuknya sampah plastik sebagai material ikutan sampah kertas impor, menurut Khofifah, harus disikapi bijak dibarengi solusi.
- Selain tidak menjadi ancaman lingkungan dan kesehatan masyarakat, jangan sampai sampah impor mengganggu kesinambungan industri kertas dalam negeri.
- Sekitar 305 kontainer sampah impor tertahan di Tanjung Perak, berpotensi dikembalikan.
- Hofifah menegaskan, industri kertas dapat tetap beroperasi dengan mengimpor kertas bekas sebagai bahan baku, ketimbang menggunakan pulp yang bahan bakunya tebangan kayu di hutan.
Ikutan sampah plastik yang telanjur, perlu dimanfaatkan menjadi energi listrik daripada dibuang begitu saja. “Kalau kita menggunakan kertas bekas, baik Permendag maupun Konvensi Basel, itu sesuatu yang diperbolehkan,” tuturnya. General Manager Project PLTSa PT.
Mega Surya Eratama, Eric Saputra mengatakan, pengolahan sampah plastik di pabriknya mampu menghasilkan energi listrik. Ada mesin Pyrolisis yang mampu mengolah 15 ton sampah plastik per hari. “Bahan utamanya, sampah plastik dari kami sendiri. Dalam satu bulan, sampah impor sekitar 4 hingga 5 ribu ton, setelah disortir menghasilkan 10 ton plastik per hari,” terangnya.
Baca: Jawa Timur Pastikan Tangani Masalah Sampah Impor Seorang anak memilah sampah plastik di Desa Bangun, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Foto: Petrus Riski/Mongabay Indonesia Dampak sampah Pembangkit Listrik Tenaga Sampah sudah ada dan dimanfaatkan di Kota Surabaya. Gas metan di Tempat pembuangan Ahir Benowo, Surabaya, dikonversi menjadi listrik.
Sedangkan ITS Surabaya, pada 2012, telah mengujicobakan PLTSa melalui pembakaran sampah organik. Listriknya digunakan untuk penerang jalan sekitar kampus. Dosen Fakultas Teknik, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, Andrew Joewono mengatakan, penggunaan insenerator untuk mengurangi sampah dan diubah menjadi energi listrik, sangat mungkin dilakukan.
“Namun perlu dicatat, bila pakai insenerator, sampah plastik yang dijadikan listrik akan mengeluarkan karbon. Asapnya dan sampahnya jadi polusi. Lebih menguntungkan, bila sampah plastik diubah menjadi biji plastik atau lainnya,” ungkapnya. Secara teknis kata Andrew, mesin tersebut dapat dimodifikasi untuk meminimalisir polusi yang ditimbulkan. Sampah plastik dibakar warga secara terbuka, berpotensi mencemari lingkungan dan mengancam kesehatan masyarakat. Foto: Petrus Riski/Mongabay Indonesia Dosen Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember, Anita Dewi Moelyaningrum, mengatakan, keberadaan PLTSa khususnya plastik memberikan dampak bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Pembakaran plastik, akan menghasilkan senyawa toksik terutama dioksin dan furan. Senyawa itu dapat terakumulasi di lingkungan, organisme, dan manusia. Akibatnya, mengganggu kesehatan manusia seperti batuk dan sesak nafas. “Bahkan dioksin memiliki sifat karsinogenik tipe 1, yaitu bahan pencetus kanker ketika terpapar pada tubuh kita,” ujarnya.
Operator mesin juga harus terampil, supaya meminimalkan kesalahan. Sisa pembakaran, berupa bahan berbahaya dan beracun, harus ditangani dengan baik. Tidak kalah penting, penempatan alat yang sebaiknya jauh dari permukiman penduduk. “Untuk meminimalkan kontak langsung masyarakat sekitar,” ujarnya.
- Hanie Ismail dari Komunitas Nol Sampah Surabaya menambahkan, pemakaian insenerator bila memungkinkan harus dihindari.
- Dampak kesehatan maupun pencemaran lingkungan lebih besar dibanding listrik yang dihasilkan.
- Pemanfaatan kembali disertai pengurangan pemakaian menjadi langkah efektif mengatasi persoalan yang ada.
“Pola hidup masyarakat harus diubah. Sedapatmungkin, sampah yang ada saat ini diolah menjadi sesuatu bernilai, tapi tidak mencemari lingkungan,” paparnya. Artikel yang diterbitkan oleh
Bagaimana mengolah sampah menjadi teknologi sederhana?
Penggunaan Teknologi Pengolahan Sampah – Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang febriandhy.blogspot.co.id Teknologi pengolahan sampah sangat berpengaruh bagi kenyamanan dan kesehatan manusia. Bagaimana suatu daerah atau tempat menerapkan teknologi pengolahan sampah ini dengan tepat guna dan sebaik-baiknya.Seperti yang kita ketahui dan kita rasakan, sampah yang dibuang begitu saja tentunya akan mencemari lingkungan hidup. goodnewsfromindonesia.id
Teknologi incenerator atau pembakaran
Teknologi pembakaran akan menghasilkan logam bekas atau uap yang dapat difungsikan kembali sebagai pembangkit listrik.
Teknologi recycling (daur ulang)
Teknologi ini pada prinsipnya mengubah sampah yang dapat didaur ulang menjadi barang baru yang bermanfaat.
Teknologi composting (pengomposan)
Teknologi pengomposan mengubah sampah organik menjadi kompos. Teknologi Pengolahan Sampah Perkotaan Mengolah sampah di perkotaan menjadi tantangan sendiri bagi pemerintah kota. Untuk itu, perlu adanya kerjasama antara pemerintah kota dan masyarakat. Mengurangi konsumsi, dan melakukan aktivitas yang dapat menghasilkan sampah di kemudian hari adalah salah satu cara paling sederhana yang dapat mengurangi masalah sampah.
- Selain menggunakan teknologi pengolahan sampah yang ramah lingkungan, teknologi pengolahan sampah perkotaan juga harus didukung menggunakan model TPA dengan standar internasional supaya lingkungan perkotaan tidak terganggu.
- Di samping itu, pengolahan sampah di perkotaan menggunakan teknologi tepat guna pengolahan sampah.
Misalnya saja, menerapkan teknologi incenerator, recycling, dan composting seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Teknologi Sederhana Tepat Guna Pengolahan Sampah Teknologi tepat guna sederhana pengolahan sampah merupakan suatu cara, alat, dan proses dalam memanfaatkan teknolgi secara sederhana, sehingga bermanfaat bagi manusia.
- Contoh penggunaan teknologi tepat guna sederhana pengolahan sampah, antara lain: recycling atau pembakaran, teknik pengomposan, minicomposter yang digunakan untuk fermentasi sampah organik menjadi kompos.
- Tindakkan sederhana sebagai bentuk implementasi teknologi tepat guna sederhana pengolahan sampah yang dapat dilakukan di rumah adalah membuat kompos dari limbah sampah organik rumah tangga.
- Teknologi Pengolahan Sampah Modern
Teknologi pengolahan sampah modern kini berkembang pesat. Para ahli terus berusaha mencari jalan keluar untuk mengatasi masalah sampah yang ada dan tidak berkesudahan. Salah satu penggunaan teknologi pengolahan sampah modern adalah mengubah sampah organik manusia menjadi sumber energi.
Selain itu, implementasi teknologi hypotermal yang ramah lingkungan tidak lama ini juga telah digunakan. Teknologi hypotermal mengubah sampah menjadi bahan bakar batu bara, pupuk, dan makanan ternak. Cara kerja teknologi hypotermal adalah dengan memasukan bahan mentah ke dalam mesin reaktor, kemudian dilakukan proses penyuntikan uap jenuh dengan suhu 200°C dan 2Mpa.
Kemudian proses pengadukan selama kurang lebih 2 jam. Setelah proses pelepasa uap, maka dihasilkan produk yang homogen atau sejenis. Produk homogen ini akan mempermudah proses pengeringan. Dengan membaca ulasan singkat di atas, kita telah mengetahui beberapa teknologi yang bisa digunakan untuk pengolahan sampah.
Apa tujuan mengelola sampah dengan baik?
wordpress.com Manfaat pengolahan sampah merupakan bahan sisa yang dapat merusak lingkungan hidup dan menyebabkan penyakit. Itulah gambaran sampah bagi sebagian orang yang tidak mau berfikir untuk menjadikannya lebih bermanfaat. Pengolahan sampah yang baik dan benar membutuhkan sebuah kegigihan dan kesabaran dalam menlakukannya, sehingga terciptalah berbagai energy yang dapat digunakan kembali dari sampah tersebut.
Manfaat pengolahan sampah di baik telah dilakukan oleh beberapa kota di dunia, termasuk kota-kota besar di Indonesia. Dengan kerjasama dengan berbagai pihak, Sebuah daerah dapat menemukan cara pengolahan sampah yang benar. Tentunya hal ini merupakan kabar gembira bagi penduduk di darah itu, sebut saja Swedia.
Negara dengan system kekerajaannya dapat menemukan sebuah inovasi baru dalam memanfaatkan sampah yang ada di negara tersebut. hingga tak heran Swedia menjadi negara terbersih di dunia dengan tingkat penghasilan sampah yang sedikit. Berikut 5 Manfaat Pengolahan Sampah yang Baik.5 Manfaat Pengolahan Sampah yang Baik. weebly.com Manfaa pengolahan sampah yang baik akan dirasakan oleh manusai itu sendiri. Ada beberapa manfaat yang sangat menguntungkan bagi manusia ketika menyadari pentingnya pengolahan sampah dengan baik. Kelima manfaat pengolahan sampah tersebut antara lain: 1.
Menghemat Energi Pengolahan sampah menjadi sebuah energy baru dapat menghemat energy yang dibutuhkan oleh manusia. Energi yang dimaksud tentunya sangat beragam mulai dari bahan bakar, pupuk kompos, dan masih banyak lagi. Pemanfaaatan sampah menjadi bahan bakar tentunya dapat menghemat energy lebih tinggi dari pada harus menggunakan batu bara sebagai energy utamanya.
Semua ini telah diraskan oleh masyarakat yang hidup di Swedia dimana pemakaian bahan bakar lebih hemat 0.061 SEK/Kwh dibandingkan menggunakan batu bara.2. Mengurangi polusi Pemakaian sumber daya alam yang berlebihan dapat mengakibatkan tingkat polusi semakin tinggi dan menyebabkan pemanasan global.
Pengolahan lahan merupakan jalan yang terbaik untuk mengurangi polusi yang ada, sehingga bumi tetap aman dan terjauh dari global warming. Memang dalam peroses pengraiannya menjadi bahan siap pakai membutuhkan waktu yang cukup lama. Seperti contoh pembuatan pupuk dari bahan kimia memang mudah ditemukan dan hasilnya lebih menjamin bagi hasil panen para petani.
Berbeda dengan pupuk kompos yang terbuat dari pengolahan sampah organik yang cukup ribet, proses pembuatan yang cukup lama, dan kadang hasilnya kurang maksimal. Selain itu pengurangan polusi juga dapat terjadi terhadap air yaitu dengan memanfaatkan air limbah menjadi bahan bakar, energy listrik, dan digunakan pula untuk pengairan pertanian.
- Dan dalam mengurangi polusi udara pengolahan sampah yang benar dapat membuat bahan nitrogen sehingg dapat dihirup oleh semua makhluk secara bebas.3.
- Menghemat SDA Manfaat pengolahan sampah dengan baik dapat pula menghemat sumber daya alam yang ada.
- Sehingga bahan alam dapat terawat dengan baik.
- Seperti penggunaan tissue yang terbuat dari serat pohon yang membuat hutan menjadi rusak yang kemudian berpengaruh terhadap ekosistem yang ada didalamnya.
Seperti contoh satu pohon dapat menghasilkan dua pack tissue, sedangkan satu pohon saja dapat menghasilkan oksigen menghidupi tiga orang makan hal ini membuat kita sadar bahwa tissue yang kita gunakan telah mengurangi kadar okigen di bumi. Sebenarnya penggunaan tissue dapat diganti dengan kain serbet.
Sehingga ketersediaan sumber daya alam tetap stabil.4. Ekonomis Dengan modal krativitas dan ketekunan, sampah akan menjadi berharga. Sehingga selain menghasilkan barang yang menarik tetapi juga pengeluaran biaya yang lebih sedikit. Hal inilah yang akan diraskan ketika dapat memanfaatkan sampah sebagai bahan untuk menghasilkan barang dengan nila jual tinggi.
Seperti yang dilansir dari liputan6.com seorang wanita asal Solo mendapat kesempatan keliling Eropa hanya bermodalkan sampah non organik menjadi fasion yang mengagumkan.5. Menghemat Uang Kebutuhan akan suatu barang membuat manusia harus mengeluarkan uang untuk membelinya.
Apakah sampah merupakan energi potensial jika iya jelaskan?
Jumat, 23 November 2018 | 18:09 WIB | Humas EBTKE JAKARTA – Saat ini Pemerintah semakin memberikan perhatian terhadap pemanfaatan sampah sebagai salah satu sumber energi melalui penggunaan teknologi tertentu. Sampah yang dihasilkan oleh masyarakat dapat menjadi salah satu sumber energi yang dapat dikembangkan pemanfaatannya dan diperkirakan mampu menghasilkan potensi sekitar 2000 MW.
Ita menyadari sampah mempunyai potensi energi biomassa yang dapat kita konversikan menjadi energi lain. Salah satunya bisa menjadi listrik, tetapi juga tidak tertutup peluang untuk bisa kita manfaatkan menjadi biofuel,” ungkap Direktur Bioenergi, Andriah Febby Misna saat menyampaikan sambutan pada Seminar Nasional yang bertajuk Application of Waste to Energy Technology yang diselenggarakan oleh Ikatan Alumni Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara pada Kamis (22/11) di Jakarta.
Febby menuturkan bahwa peningkatan pertumbuhan penduduk menyebabkan peningkatan volume sampah masyarakat, terbatasnya daya tampung dan usia pakai Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang ada, dan penetapan beberapa daerah sebagai daerah yang darurat sampah menjadi beberapa faktor pentingnya pengembangan sampah di Indonesia.
“Kalau kita melihat untuk sampah kota, itu ada sebesar 2000 MW yang bisa kita bangkitkan dari sampah. Beberapa kota memang sudah memiliki jumlah sampah yang cukup besar,” tambahnya. Dari hasil survei yang dilakukan Pemerintah, terdapat sekitar 15 kota yang memiliki sampah dengan jumlah yang besar, diantaranya DKI Jakarta dengan potensi sampah yang dapat mencapai 7000 ton per hari, disusul oleh Surabaya, Bandung dan Bekasi.
Terdapat beberapa teknologi yang dapat kita manfaatkan untuk mengolah sampah yang selanjutnya dapat kita manfaatkan untuk menjadi gas, pelet (yang bisa menggantikan batu bara), dan biofuel. Pemanfaatan tersebut tergantung dari teknologi yang digunakan dan diakui bahwa teknologi pengelolaan sampah masih cukup mahal.
- Dari sisi regulasi, Pemerintah telah mengupayakan beberapa peraturan sebagai payung hukum untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga sampah.
- Diantaranya itu ada Undang-undang tentang Energi nomor 30 tahun 2007, yang menjadi payung kita dalam pengembangan EBT.
- Emudian juga sudah ada Undang-undang nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, kemudian ada Peraturan Pemerintah nomor 79 tentang KEN, dimana target kita meningkatkan kontribusi dari EBT, salah satunya dari Bioenergi.
Kemudian kita juga sudah mempunyai Peraturan Pemerintah terkait dengan proyek strategis nasional, dimana Pembangkit Listrik Tenaga Sampah itu merupakan salah satu dari proyek strategis nasional ini,” papar Feby. “Kemarin kita juga baru merevisi Perpres nomor 35 tentang percepatan program pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga sampah dimana di dalam peraturan tersebut, diatur terkaitkota-kota yang menjadi target percepatan untuk pengelolaan sampah ini juga masalah harga dari Pembangkit Listrik tenaga sampah.
Emudian kita juga punya Peraturan Menteri ESDM nomor 50 tahun 2017 tentang Pemanfaatan Sumber EBT untuk listrik dimana di dalam peraturan ini juga mengatur salah satunya harga jual beli pembangkit listrik yang berbahan baku sampah,” pungkas Febby. Feby menjelaskan bahwa sesuai Permen ESDM nomor 50 tahun 2017, mekanisme pembelian pembangkit listrik tenaga sampah ini diatur dengan penunjukan langsung, dimana apabila BPP pembangkit setempat itu lebih besar dari rata-rata BPP nasional, maka harga jual beli listriknya itu maksimum 100% dari BPP setempat.
Sementara untuk daerah-daerah yang BPP pembangkit setempat dibawah rata-rata Pembangkit BPP Nasional, maka harga jualnya merupakan kesepakatan antar pihak. “Kita sudah mempunyai komitmen untuk bisa mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29% pada tahun 2030.
Apakah PLTSa menghasilkan energi alternatif?
Sumber Energi Listrik Alternatif. Indonesia sudah mengembangkan beberapa sumber energi listrik alternatif diantaranya menggunakan energi air dengan PLTA, tenaga sampah dengan PLTSa, tenaga angin, tenaga matahari dan lainnya.
Apakah PLTSa dapat mengurangi jumlah sampah secara signifikan?
6. Pembangkit Listrik Berbasis Sampah yang selanjutnya disebut PLTSa adalah Pengolah Sampah menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan yang memenuhi baku mutu sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan dapat mengurangi volume Sampah secara signifikan serta teruji.
Apakah PLTSa menghasilkan energi alternatif?
Sumber Energi Listrik Alternatif. Indonesia sudah mengembangkan beberapa sumber energi listrik alternatif diantaranya menggunakan energi air dengan PLTA, tenaga sampah dengan PLTSa, tenaga angin, tenaga matahari dan lainnya.
Apakah yang dimaksud PLTSa?
environesia.co.id – Isu tentang penumpukan limbah khususnya limbah domestik semakin menyita perhatian. Hal tersebut tak lepas dari dampak lingkungan hidup yang ditimbulkan dari menumpuknya limbah domestik tersebut atau yang kita kenal dengan istilah sampah tersebut.
- Salah satu jalan keluar untuk meminimalir dari dampak tersebut adalah pembangunan proyek PLTSA (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah).
- PLTSA sendiri merupakan pembangkit listrik termal dengan uap supercritical steam dan berbahan bakar sampah atau gas metana sampah.
- Sampah dan gas metana sampah dibakar menghasilkan panas yang memanaskan uap pada boiler steam supercritical.
Disadur dari indonesiabaik.id, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), tengah membangun infrastruktur Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di 12 kota di Indonesia. Terhitung sejak 2019 hingga 2022 mendatang, mencatat, ada 12 Pembangkit Listrik Tenaga Sambah (PLTSa) yang dimana pada program tersebut menjadi salah satu jalan untuk menyelesaikan persoalan sampah di Indonesia.
Pada Peraturan Presiden No 18 Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Pembangkit Listrik Berbasis Sampah di Provinsi DKI Jakarta, Kota Tangerang, Kota Bandung, Kota Semarang, Kota Surakarta, Kota Surabaya dan Kota Makassar. Pada perpres tersebut menjelaskan bahwa PLTSa di Indonesia perlu dibangun dalam rangka mengubah sampah sebagai sumber energi dan meningkatkan kualitas lingkungan, serta untuk meningkatkan peran listrik berbasis energi baru terbarukan.
Dapat dikatakan, memalalui Perpres itu pula, PLTSa juga dianggap sebagai alternatif energi baru dan terbarukan. Walaupun oleh Pemerintah PLTSa dianggap sebagai energi baru dan terbarukan, teknologi ini tak lepas dari kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari adanya PLTSa salah satunya adalah mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil seperti minyak bumi, gas alam dan batu bara.
Sampah yang setiap terproduksi, menjadi bahan bakar yang sangat murah. Tak hanya itu mengolah sampah sebagai bahan bakar PLTSa, dapat mengurangi volume sampah domestik yang menumpuk di Tempat Pembuangan Sampah itu sendiri. Dibalik kelebihan dari PLTSA, tak lepas juga dari kekurangan yang ada. Kekurangan tersebut seperti pada pengolahan PLTSa, dimana sampah tersebut dibakar juga akan menghasilkan emisi gas karbon dari pembakaran sampah tersebut.
Hal ini, juga menjadi pekerjaan rumah baru bagaimana mengatasi polusi dari pembakaran sampah bahan bakar PLTSa tadi. Selain dari pada itu pembakaran sampah untuk PLTSA juga bertentangan dengan konsep 3R (reduce, reuse, recycle). (admin/dnx)